"Sumpah gue kaya cape banget hari ini, padahal ga ngapa-ngapain" seorang wanita cantik dengan perawakan tinggi itu menghempaskan tubuhnya di sofa setelah ia sampai di rumahnya. Diikuti dengan seseorang yang duduk disampingnya yang selalu setia menemaninya pergi kemana pun.
"Hati dan pikiran lu yang cape, sedikitnya gue bisa rasain apa yang lagi Lo rasain sekarang" sahut temannya itu.
Wanita itu hanya mengangguk, ia memejamkan matanya sejenak sambil memijit pelipisnya.
"Gue rasa udah saatnya deh Lo nunjukin diri Lo Chik"
Seseorang yang dipanggil 'chik' itu membuka matanya menatap temannya yang juga sudah menatap kepadanya.
"Maksud Lo?" Tanyanya.
"Ya menurut gue, mau sampe kapan Lo kaya gini terus? Ngikutin mereka dan selalu mantau dari jauh. Sampe kapan juga Lo menerka nerka hal yang lagi Lo cari dan belum pasti kejelasannya itu"
"Lo harus beraniin diri Lo buat mencapai sesuatu itu. Buat tau yang sebenarnya kalo tebakan Lo selama ini ga salah" lanjutnya.
"Tapi gue ga mungkin muncul tiba-tiba juga kan cel?"
"Ya iya sih, tapi seenggaknya Lo harus mulai bergerak dari sekarang. Tunjukan diri Lo secara terang-terangan"
Wanita itu hanya menggeleng pelan, ia kembali dibuat pusing memikirkan kemana arahnya sekarang. Apa yang dibilang temannya itu ada benarnya, tapi dari mana ia harus memulai? Banyak ketakutan dan rasa bersalah yang membuatnya bimbang. Ia hanya takut tak dapat menemui anak kecil itu lagi jika ia menunjukkan dirinya.
Dua wanita dewasa itu adalah Chika dan Ashel. Dua sahabat yang selalu bersama dan saling menguatkan, terutama untuk Ashel yang selalu menguatkan Chika. Selama ini Ashel lah yang menemani Chika, menemani ketika temannya itu terpuruk, sendirian, dan ketika dunia mengasingkannya.
Semua yang terjadi pada Chika di beberapa tahun terakhir membuatnya tidak tega jika meninggalkan Chika seorang diri. Banyak hal yang telah terjadi pada temannya itu, terutama hidupnya yang hampir berantakan. Mungkin sudah.
Jika saja waktu itu Ashel tidak mengingatkan Chika ada seseorang yang harus dia temui, yang menjadi alasan Chika bertahan sampai sekarang, mungkin temannya itu telah lama pergi karena kenekatannya. Chika terpuruk saat itu, saat saat dimana ia menyesali perbuatannya. Ia bahkan tak segan untuk menyakiti dirinya sendiri karena rasa bersalah yang amat besar.
Singkatnya, perlahan Chika bisa bangkit lagi. Perlahan ia mulai memaafkan dirinya sendiri dan menerima semuanya. Memulai ulang kehidupannya yang semula berantakan menjadi lebih baik. Sekarang fokusnya hanya satu, memperbaiki dirinya dan mencoba memperbaiki hubungan dengan orang di masa lalunya. Aran.
Beberapa waktu terakhir Chika masih memantau bagaimana kehidupan laki-laki itu. Ia hanya ingin meminta maaf atas apa yang pernah ia lakukan dulu di masa lalu. Dan sampai sekarang pun ia masih mencari tahu bagaimana keadaan Aran. Sepengetahuannya akhir akhir ini Aran sedang sibuk di salah satu cafe, dan itu adalah cafe miliknya sendiri. Chika senang melihat Aran berhasil. Dulu laki-laki itu resign dari kantor papinya karena masalah rumah tangga mereka yang mengakibatkan Aran tak mau lagi bekerja disana.
Aran juga memiliki seorang anak laki-laki yang sering Chika temui di sekolah anak itu. Ia sangat yakin itu anaknya. Karena dulu setelah pertengkaran hebat mereka, Chika meninggalkan seorang anak pada Aran. Disitu dia tau dia sangat bersalah. Meninggalkan laki-laki itu karena ego dan dirinya yang masih labil. Ia juga tidak mengerti kenapa dirinya saat itu.
Tapi sekarang Chika akan mengusahakan yang terbaik, ia akan berusaha masuk kembali ke dalam kehidupan Aran melalui anak kecil yang ia yakini itu anaknya. Untuk memastikan bahwa anak kecil itu adalah anak kandungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa 2; Hujan
Historia CortaHidup tidak selalu berjalan dengan mulus dan sesuai keinginan. Apalagi kehidupan setelah pernikahan, banyak hal yang telah dilalui oleh pasangan pasangan yang baru saja menikah. Salah satunya adalah perbedaan pendapat dan pemikiran yang tidak sejala...