Hari ke hari berlalu, pagi ini Aran sudah bersiap dengan pakaian rapi untuk pembukaan cabang cafenya yang baru. Ada bunda Shani dan Rain juga yang akan ikut menemaninya.
Ia turun dari kamarnya sambil melipat lengan kemeja, dan menyapa Rain yang masih berpakaian di ruang tengah.
"Oma mana Rain?"
"Nda tau" sahutnya. Tangannya sibuk memainkan rubik.
Tok tok tok
"Biar papa yang buka" ucap Aran berjalan ke arah pintu dan membukanya.
"Hai.."
"Kok kamu ke sini? Tadinya aku mau jemput" Aran melebarkan pintunya mempersilahkan orang itu masuk.
"Gapapa kok" orang itu tersenyum seraya berjalan masuk.
"Hallo Rain"
"Bundaa" Rain berlari ke arahnya membuat bajunya yang belum terkancing sepenuhnya terbuka.
"Kelamaan ya? Makanya kamu ke sini?" Aran menghempaskan dirinya di sofa.
"Engga kok, Aran" sahutnya.
"Pake baju yang bener dulu sini" Anin mensejajarkan tubuhnya dengan Rain lalu mengancingkan bajunya.
"Ganteng banget kamu" ucapnya setelah mengecup pipi Rain
"Iya dong, kaya papa" Rain mengangkat kerah bajunya sendiri.
Anin terkekeh pelan, "emang papamu ganteng?" Tanyanya menatap Aran sekilas.
"Iya, papa sering bilang"
"Bilang ke papamu, jangan terlalu PD"
"Kan emang ganteng" seru Aran.
"Tingkat kepedean kamu itu ketinggian" Anin memutar bola matanya malas.
"Kamu aja yang ga ngakuin, di dunia ini siapa yang ga naksir aku? Kamu aja suka kan?" Kekeh Aran.
"Mulai deh" Anin menatapnya malas, sedangkan Aran hanya terkekeh.
"Yuk berangkat" bunda Shani berjalan menghampiri mereka.
"Loh Anin? Katanya Aran mau jemput?" tanyanya menatap Aran.
"Gapapa kok Bun, lagian jarak rumah kita cuma beberapa langkah, pake di jemput segala" Anin mendekati Shani dan mencium punggung tangannya.
"Yaudah yuk" Aran menggandeng tangan Rain keluar dari rumah diikuti Anin dan bunda Shani juga pengasuh Rain.
Mereka pun segera berangkat menuju tempat tujuan di mana cafe baru Aran yang akan launching.
***
Sesampainya di cafe, di sana sudah banyak sekali pengunjung serta karyawan cafe yang menunggu bos mereka datang dan melakukan pembukaan secara langsung cafe tersebut.
Beberapa karyawan langsung menyambut Aran dan Anin, mereka berbincang sedikit mengenai kelangsungan acara.
Aran lebih dulu menyapa para pengunjung dan memperkenalkan dirinya sebagai pemilik cafe, memberi sambutan dan menceritakan sedikit awal mula terbentuknya cafe yang ia miliki, hingga sekarang yang berhasil memiliki beberapa cabang di berbagai kota.
Suara tepuk tangan sebagai bentuk apresiasi terhadap keberhasilan Aran terdengar riuh, Aran merasa bangga pada dirinya sendiri sampai bisa berada di titik ini.
"Mungkin itu saja dari saya, semoga bisa menginspirasi kalian yang sedang merintis usaha. Dan satu lagi, setelah cafe ini resmi dibuka, hari ini juga saya akan memberikan harga spesial sebagai bentuk promosi dan pastinya akan ada diskon untuk menu menu tertentu. Terima kasih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa 2; Hujan
Historia CortaHidup tidak selalu berjalan dengan mulus dan sesuai keinginan. Apalagi kehidupan setelah pernikahan, banyak hal yang telah dilalui oleh pasangan pasangan yang baru saja menikah. Salah satunya adalah perbedaan pendapat dan pemikiran yang tidak sejala...