Sedari pulang menjemput Rain tadi, Chika belum juga keluar dari kamarnya, bahkan ia melewatkan makan siangnya. Wanita itu masih tertidur, efek obat yang ia minum dan badannya yang semakin lemas.
Chika bergerak perlahan, merasakan panas dan juga kering di tenggorokannya ia bangkit lalu mengambil botol air yang tersimpan di nakas.
Ia menyapu pelan keringat yang ada di pelipisnya, tangannya sedikit bergetar, entah kenapa ia merasa sangat lelah hari ini.
Chika menyandarkan kepalanya di headboard kasur, merasakan kepalanya yang semakin berdenyut sambil memijitnya pelan.
Ia kembali membuka matanya, menatap seluruh kamar ini yang sudah satu Minggu lebih ia tempati.
Tinggal di rumah orang lain tidak semenyenangkan itu ternyata. Apalagi pemilik rumah ini sangat menentang kehadirannya. Chika sadar, ia sangat tidak tahu diri berada di sini. Ia terlalu memaksakan egonya tanpa rasa malu.
Aran sudah bukan lagi suaminya, ia dan keluarga Aran tidak ada ikatan apapun lagi. Seharusnya Chika malu atas apa yang pernah ia lakukan dan yang ia lakukan sekarang.
Rain memang anaknya, tapi bukan berarti ia bisa seenaknya tinggal di rumah ini. Kehadirannya di sini mungkin hanya akan memberatkan Aran.
Chika mengambil ponselnya untuk menghubungi sahabatnya. Ia akan meminta pendapat mereka, apakah harus pulang atau tetap pada tujuannya.
Sambungan telepon sudah tersambung, ia melakukan panggilan video dengan Ashel dan juga Olla.
"Hallooo" sapa Olla heboh ketika melihat wajah Chika.
"Haaaiii" balas Chika.
"Tumben, ada apa nih Chik?" Tanya Ashel.
"Kangen aja sama kalian, kalian apa kabar?"
"Baik- baik" sahut Ashel
"Baik kok kita" kata Olla juga.
"Lo kenapa? Kok lemes banget gitu? Sakit?" Tanya Ashel yang sadar dengan raut wajah Chika.
"Cuma ga enak badan dikit" jawab Chika.
"Kenapa? Lo di suruh kerja rodi di sana?" Tanya Olla.
"Engga lah. Biasa kok ini kecapean"
"Udah minum obat belum?" Ashel bertanya.
"Udah sih tadi, baru bangun juga gue"
"Kenapa kenapa? Pasti ada sesuatu nih, tumben banget vc gini"
"Mau minta pendapat kalian aja"
"Apaan?"
"Apa Chik?"
"Kayanya lebih enak ketemu gak sih?"
"Langsung aja dehh, gue kepo"
"Ngomong dulu aja"
"Menurut kalian, lebih baik gue pulang apa tetep stay di sini aja?" Ucap Chika.
"Kok tiba-tiba banget?" Tanya Ashel lagi.
"Ya engga sih, gue ngerasa ga enak aja di sini. Kaya gatau diri banget ga sih?. Aran sama bundanya bukan siapa-siapa gue lagi, jadi ngerasa ngerepotin mereka aja" jelas Chika.
Kedua sahabatnya menyimak apa yang di ucapkannya.
Chika lanjut menjelaskan alasan alasan lain juga yang membuatnya sadar, jika dia sangat tidak tau malu sekali tinggal di rumah Aran.
"Lo ada masalah sama dia?" Tanya Ashel
"Engga, cuma sekarang mulai nyadar aja"
"Menurut gue nih ya, ya lebih baiknya Lo pulang aja Chik, apalagi kan kalian emang ga ada ikatan lagi. Lo juga masih punya rumah, masih punya kerjaan. Masalah anak lo, nanti Lo bisa aja minta ketemu atau sesekali jalan ke rumah Aran buat ajak dia main" ucap Olla
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa 2; Hujan
Short StoryHidup tidak selalu berjalan dengan mulus dan sesuai keinginan. Apalagi kehidupan setelah pernikahan, banyak hal yang telah dilalui oleh pasangan pasangan yang baru saja menikah. Salah satunya adalah perbedaan pendapat dan pemikiran yang tidak sejala...