16

813 140 7
                                    

Aran mendorong tubuh Chika yang lemah pada teman-temannya yang langsung ditangkap oleh mereka. Tanpa mengatakan apapun lagi ia pergi begitu saja meninggalkan tempat itu.

Tadinya Aran hanya tak sengaja melihat Chika yang berjalan sendirian di jam yang larut seperti ini. Gerakan kakinya menuntunnya mengikuti Chika yang ternyata masuk ke dalam sebuah club' malam. Ketika mengetahui bahwa Chika akan ke sana, Aran sempat mengurungkan niatnya dan bergerak untuk pergi. Tapi sesaat kemudian hatinya gelisah dan ia pun memutuskan untuk masuk ke dalam tempat yang tak ia sukai itu.

Hanya diam dan memperhatikan Chika dari kejauhan, tampaknya wanita itu benar-benar sedang kacau hingga akhirnya Chika berhasil menghabiskan beberapa botol minuman dan berakhir mabuk berat.

Aran berjalan menuju mobilnya dan menutup pintunya dengan bantingan keras. Ia mengusap wajahnya kasar saat ingat kejadian tadi yang mengingatkannya pada kejadian di masa lalu. Waktu pertama kalinya ia dijebak oleh wanita yang sama hingga ia harus menikahinya.

Ingatannya jatuh pada saat itu, hal yang sama terjadi ketika Chika yang dalam keadaan mabuk juga sedang memeluknya lalu menangis terisak. Entah apa lagi yang terjadi pada Chika, tapi wanita itu benar-benar terlihat tidak baik-baik saja. Apa yang sebenarnya terjadi?.

Bukankah seharusnya Chika bahagia setelah berpisah dengannya?. Bukankah seharusnya Chika senang karena sudah berhasil menyakitinya dan meninggalkannya?. Ini keinginan Chika dulu bukan? Apa ia melewatkan banyak hal tentang Chika?. Ah tentu saja, bahkan setelah hari dimana Chika pergi begitu saja, ia tidak pernah mau mengingat wajah itu lagi. Ia membencinya.

Aran memejamkan matanya, bayangan wajah Chika tiba-tiba saja terlintas membuatnya mengerang kesal. Kenapa wanita itu harus kembali?.


***

Pagi harinya Chika terbangun, ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan pandangannya. Ia memegang kepalanya yang berdenyut, bahkan rasa lemas di tubuhnya sangat terasa. Ia menoleh ke kiri kanan dan terkejut saat sadar ia berada di kamarnya sendiri. Kenapa ia bisa disini?.

Chika mengerutkan keningnya, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Dan yang ia ingat hanyalah dia yang pergi ke club' dan meminum beberapa minuman beralkohol sampai kesadarannya hilang. Setelah itu ia tak ingat apapun lagi.

Ceklek

"Akhirnya Lo bangun juga" Olla berjalan sambil membawa teh hangat di tangannya.

"Nih minum"

"Kok gue bisa disini?" Chika bertanya sambil menerima teh itu.

"Ya ini rumah Lo, emang mau pulang kemana?"

"Tapi kan semalem--"

"Lo mabok"

Chika hanya mengangguk mendengarnya.

"Sama Aran" lanjut Olla.

Brushh

"Apa apaan sih Lo Chika?!" Kaget Olla karena wajahnya kena semburan Chika.

"Sorry sorry" Chika langsung mengambil tisu untuk mengelap wajah Olla yang basah.

"Bau jigong anj"

"Maksud Lo sama Aran? Gue mabok sama dia?"

"Gatau" Olla mengangkat bahunya sambil berjalan ke kamar mandi. Baru saja ia mencuci wajahnya, dan sekarang harus mencucinya lagi gara-gara Chika.

Chika termenung, tidak mungkin ia mabuk dengan Aran, seingatnya semalam Chika hanya sendirian di club' itu, setelahnya ia tidak ingat apapun lagi.

"Yang bener Olla, masa beneran sama Aran?" Tanya Chika ketika Olla keluar dari kamar mandi.

"Ya gatau, tiba-tiba Lo udah sama dia" sahut Olla.

Rasa 2; Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang