Aran terdiam cukup lama setelah mendengar jawaban Chika. Pikirannya melayang jauh entah kemana. Ia terkejut dan tak menyangka jika mantan mertuanya sudah tiada. Aran bahkan tidak tahu menahu soal ini.
Aran tersadar ketika ada beberapa mobil mengklakson untuk segera masuk ke dalam perusahaan. Ia pun bergegas memasukkan mobilnya juga.
Aran berniat menanyakan lebih jelas lagi pada Chika, sebab setelah Chika menjawab pertanyaannya tadi wanita itu langsung berlalu meninggalkannya.
Aran menyusul Chika memasuki gedung besar itu. Setelah 5 tahun ia kembali lagi ke sini, tak banyak berubah, kantor ini masih sama seperti sebelumnya.
Beberapa orang yang mengenal Aran tampak kaget ketika melihatnya. Aran tak perduli, ia meneruskan langkahnya menuju ruangan Chika.
"Aran!"
Aran yang semula ingin memasuki lift terhenti dan berbalik melihat siapa yang memanggilnya. Itu Oniel, teman lamanya.
"Bang?" Aran mundur, membiarkan beberapa orang masuk ke dalam lift hingga liftnya tertutup.
"Sehat lu? Tumben ke sini? Tanya Oniel.
"Ahh iya, ini gue-
"Ketemu Chika?"
Aran mengangguk.
"Balikan?"
"Engga lah, yakali"
"Terus"
"Ada yang mau di omongin aja"
"Ah iya, gue mau nanya sama lu, bokap Chika?--" Tanya Aran.
Oniel mengangguk langsung mengerti arah pertanyaan Aran.
"Jadi bener?!" Tanyanya tak percaya. Aran mengusap wajahnya kasar dan merasa menyesal karena tidak tahu apapun.
"Panjang ceritanya, Ran."
"Kenapa Lo ga kasih tau gue?"
"Gue mau kasih tau Lo, tapi Lo pernah bilang gamau tau apapun lagi tentang Chika dan keluarganya. Lo juga tutup akses buat semua orang"
"Tapi ini pak pucho, Niel!"
"Gue tau--"
Aran mendorong bahu oniel dengan kasar dan berlalu ke ruangan Chika. Ini semua benar benar membuatnya syok.
Aran masuk ke ruangan Chika dan melihat wanita itu yang duduk di meja kerjanya sambil memakai lipstik.
"Loh masih disini? Kirain udah pulang?" Ucap Chika.
"Kenapa kamu ga pernah kasih tau saya kalau pak pucho udah ga ada?" Aran duduk di depan meja Chika dan menatapnya serius.
"Apa pentingnya buat kamu? Kamu benci keluarga aku kan?"
"Tapi setidaknya kamu kasih tau saya"
Chika menatap Aran intens, ia melipat kedua tangannya di atas meja. Jadilah sekarang mereka bertatapan.
"Gimana caranya aku kasih tau kamu? Aku gatau kamu di mana, gatau kontak kamu, kamu yang nutup akses buat aku dan papi. Lagian udah ga ada gunanya lagi kan? Kita juga udah ga ada hubungan lagi"
"Jelas ada karna Rain cucunya papi! Seharusnya dia ketemu kakeknya untuk yang terakhir kali, tapi gak bisa karena kamu ga kasih tau!"
"Bener kan, akhirnya kamu jujur kalo Rain emang anak aku" ucap Chika.
"Kapan saya jujur?"
"Tadi kamu bilang Rain cucunya papi"
"Bukan. Maksud saya karna dulu papi kamu juga papi saya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa 2; Hujan
Historia CortaHidup tidak selalu berjalan dengan mulus dan sesuai keinginan. Apalagi kehidupan setelah pernikahan, banyak hal yang telah dilalui oleh pasangan pasangan yang baru saja menikah. Salah satunya adalah perbedaan pendapat dan pemikiran yang tidak sejala...