24

474 121 6
                                    

"Papa, pensil warna aku hilang 1, besok mau gambal" Adu rain dengan wajah di tekuk.

"Ilang dimana? Udah Rain cari di tas?" Tanya
Aran.

Rain mengangguk, "udah di cari sama mama tapi ga ada. Kata mama nanti beli lagi"

"Iya, nanti kita beli ya"

"Sekarang aja yuk, nanti kemaleman pulangnya" seru Chika yang datang dari arah dapur.

"Mau sekarang dek?" Tanya Aran

Rain mengangguk.

"Yaudah bentar ya" Aran berjalan naik ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil.

"Mama ikut kan?" Tanya Rain

"Ikut sayang" sahutnya.

Setelah bersiap dan berpamitan dengan bundanya, Aran, Rain dan Chika pun segera berangkat menuju tempat tujuan.

Di mobil hanya ada keheningan, sesekali Rain bertanya apa yang baru saja ia lihat dan di jawab oleh Aran dan Chika.

Sesampainya di tempat tujuan, mereka bergegas turun dari mobil dan masuk ke dalam mall besar itu. Tadinya Aran hanya ingin membeli keperluan Rain di toko dekat rumah mereka, tapi Rain yang berubah kemauannya ingin bermain di Playground. Untunglah masih pukul 8 malam, jadi masih sempat untuk Rain bermain.

Mereka bertiga langsung menuju toko dan membeli pensil warna yang Rain inginkan. Juga beberapa kebutuhan Rain yang belum lengkap.

Setelahnya barulah ketiganya ke tempat permainan anak anak yang sedari tadi sudah Rain inginkan.

Chika lebih dulu berjalan menyusul Rain yang sudah asik bermain tanpa menunggu Aran yang masih membayar tiket masuk. Ia meletakkan barang belanjaannya di samping sebelum duduk mengawasi Rain.

Chika tersenyum melihat wajah antusias Rain yang tertawa lebar saat bermain mandi bola dan tenggelam di lautan bola bola kecil itu. Melihat wajah lucu itu tertawa membuatnya bahagia. Tak ia sangka bisa menemani Rain dalam masa pertumbuhannya sekarang ini, meski sudah melewatkan waktu yang lama saat saat  masa pertumbuhan anak itu baru di mulai.

Chika sedikit tersentak ketika sebuah minuman memblokir pandangannya. Ia menatap orang yang menyodorkan minuman itu.

"Ambil"

"Makasih"

Aran duduk di samping Chika, menatap Rain yang sedang asik bermain di sana.

Chika meminum minuman yang Aran berikan. Minuman dengan brand terkenal itu menembus tenggorokannya yang menciptakan rasa dingin dan juga manis.

"Main sana" ucap Aran tiba-tiba, pandangannya fokus ke depan.

"Siapa? Aku?" Tanya Chika menatap wajah samping Aran.

Aran mengangguk, menatap Chika sekilas sebelum bersandar di kursi yang ia duduki.

"Gak ah, banyak anak anak" tolak Chika.

Aran tak menjawab. Keheningan itu berlangsung lama di antara keduanya. Hanya sesekali mereka tersenyum melihat tingkah lucu Rain.

"Kenapa kamu kembali?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibir Aran setelah sekian lama ia memendamnya.

Chika menolehkan kepalanya menatap Aran. Aran juga menatapnya. Untuk sepersekian detik belum ada jawaban dari Chika.

"Kamu tau alasannya, karena Rain" sahut Chika.

Aran mengangguk pelan. Pertanyaan tidak penting itu sebenarnya ia juga sudah tau jawabannya. Hanya saja ia ingin alasan yang lebih jelas lagi untuk itu.

Rasa 2; Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang