10. Takut

666 132 2
                                    

Setelah pulang dari sekolah Rain, Chika langsung bercerita semuanya pada Ashel tentang pertemuannya tadi dengan Aran yang sangat amat tidak disengaja. Disana juga ada Olla yang sudah kembali dari luar kota dan ia pun juga sangat terkejut mendengar cerita Chika yang sudah bertemu dengan Aran lagi.

Memang tidak ada percakapan apapun ketika pertemuan mereka tadi, tapi saat mendengar kalimat Aran yang seperti sebuah peringatan agar ia tidak lagi mendekati Rain, Chika mendadak takut. Ia takut tak bisa bertemu dengan Rain lagi setelah Aran tau bahwa dirinya sering menemui Rain ke sekolah.

"Gue takut Rain bakal dipindahin papanya setelah tau gue" ucap Chika.

"Gue rasa ga mungkin deh Chik, masa cuma gara-gara ada Lo, Aran langsung mindahin anaknya sekolah" sahut Olla menggeleng tidak mungkin.

"Gue setuju, kayanya gak mungkin. Lagian apa alasan dia mau pindahin anaknya? Lo juga gak macem-macem" seru Ashel menanggapi.

"Tapi gue denger jelas banget tadi dia bilang  buat jangan temui anaknya lagi"

"Dia benci gue cel, la" lirih Chika.

"Gini gini, tujuan awal Lo apa? Mau cari tau Rain anak Lo atau bukan kan?" Tanya Olla

Chika mengangguk.

"Kalo Lo gak gerak dari sekarang, Lo gak bakalan dapet jawaban, Chik. Sekarang beraniin diri Lo, deketin Rain dan pastiin kalo anak itu benar anak Lo" ucap Olla.

"Ga gampang la" Chika menggeleng.

"Setelah papanya tau gue balik lagi, dia ga mungkin semudah itu biarin gue deketin anaknya. Dia aja udah sebenci itu sama gue. Gue liat sendiri dia natap penuh permusuhan sama gue"

"Ini bakal susah" ucap Chika lemas.

"Kita bakal bantu gimana pun caranya biar Lo deket sama mereka" ucap seseorang.

Chika, Ashel, dan Olla kompak menoleh ke arah pintu. Seorang laki-laki berjalan masuk menghampiri mereka.

Ashel yang melihat itu mendelik malas. Orang itu adalah Aldo, dengan santainya dia masuk ke dalam rumah Chika.

"Males banget. Ngapain kamu? Udah puas jalan sama selingkuhanmu itu?!" Tanya Ashel sinis.

"Gue sering main ke cafenya dan ketemu sama Aran, kita bisa mulai dari sana buat Lo deket sama dia lagi" ucap Aldo menatap Chika tanpa berniat menjawab ucapan Ashel tadi.

"Jelaslah kamu sering kesana, selingkuhanmu kan kerja disana" Ashel masih mencibir.

"Engga do, Lo pernah bilang disana juga ada Anin, gue gabisa langsung ketemu gitu aja sama mereka" tolak Chika. Mengingat tadi bagaimana cara Anin menenangkan Aran masih sangat membekas di ingatannya. Hatinya sakit melihat itu, apalagi jika ia langsung datang ke cafe itu, disana sudah pasti ada keduanya. Chika tak akan sanggup melihat interaksi mereka.

"Yaudah tar kita pikirin lagi dah, pusing gue" ucap Olla.

Yang lainnya hanya mengangguk setuju dengan ucapan Olla. Sedangkan Chika kembali termenung, pertemuan singkat tadi membuatnya merasa tak karuan. Sangat berbanding terbalik ketika ia yang biasanya hanya memantau Aran dari jauh. Biasanya ia tak merasa cemas seperti ini, hanya saja ucapan dingin Aran tadi berputar di kepalanya. Ia takut tak bisa bertemu dengan Rain lagi nanti setelah ini.

"Jadi kamu ketemu sama Chika?" Shani bertanya seraya menaruh teh hangat untuk Aran di atas meja.  Aran sudah bercerita padanya tentang yang terjadi hari ini.

Aran mengangguk, "Tebakanku selama ini benar Bun, kalau yang sering Rain panggil Tante itu dia" Ia menangkupkan kedua tangannya di wajah karena risau.

"Aku takut Bun.." lirih Aran

Rasa 2; Hujan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang