Sesuai rencananya tadi pagi, setelah pulang dari cafenya Aran langsung menjemput Rain ke sekolah. Ia bersandar di sisi kiri mobil menghadap gerbang sambil menunggu jam pulang anaknya.
Beberapa menit kemudian anak-anak seusia Rain telah berlarian keluar dari kelas mereka. Dari kejauhan Aran dapat melihat Rain yang duduk di pelataran kelas sambil memasang sepatu.
"Papahhh" sapa Rain berlari kecil menuju Aran yang sudah menunggunya.
"Hallo ganteng" Aran dengan sigap mengangkat tubuh kecil Rain ke dalam gendongannya.
"Pinter banget ini anak papa" ucap Aran mencium pipi gembul Rain.
"Bekalnya abis gak sayang?"
"Huum, enak"
"Ih pinter, oh iya tas bekalnya mana?"
"Ha? Mana ya?" Rain menoleh noleh dan mencari tas bekalnya yang lupa ia bawa.
"Permisi pak, ini punya Rain ketinggalan di kelas" seorang guru muda dengan paras cantik dan kacamata yang bertengger di hidungnya datang menghampiri Aran dan Rain.
"Oh iya makasih, Bu Fiony" ucap Aran menerima tas itu.
"Sama-sama, pak" sahut Bu Fiony.
"Salim sama ibu dulu Rain" suruh Aran menurunkan Rain dari gendongannya.
Rain menurut, ia menyalimi tangan gurunya itu sesuai perintah Aran.
"Pinter banget ini" seru Bu Fiony dengan gemasnya mengusap pipi Rain.
"Rain nakal gak hari ini, Bu?" Tanya Aran
"Engga ya Rain? Rain kan pinter"
"Iyah, aku pinter papa. Aku gak nakal" sahut Rain menggeleng mendongak menatap Aran.
"Bagus, pinter anak papa"
"Oh iya, Bu Fiony mau pulang juga?"
"Iya, saya mau pulang ini bentar lagi"
"Mau bareng kita?" Tawar Aran basa basi.
"Duh, kebetulan saya bawa mobil juga, mungkin kapan kapan kali ya" tolaknya halus.
"Oh yaudah gapapa, kalo gitu kita duluan ya Bu"
"Pamit dulu Rain" suruh Aran pada anaknya.
"Aku pulang dulu ya ibu" pamit Rain.
"Iya hati-hati ya Rain" ucap Bu Fiony tersenyum manis.
"Duluan ya" pamit Aran. Lalu setelah itu mereka memasuki mobilnya.
Aran mengklakson untuk berpamitan sekali lagi pada Bu Fiony sebelum menjalankan mobilnya.
Bu Fiony mengangguk dan melambaikan tangannya pada Rain yang juga melambaikan tangannya dari jendela mobil.
Ia tersenyum hangat setelah kepergian mobil ayah dan anak itu. Mereka sudah mengenal cukup lama, hal itu membuat Fiony selalu merasa berdebar ketika bertemu dengan ayahnya Rain.
***
"Oma, papa masih lama ya?" Tanya Rain. Sekarang mereka sedang berada di rumah sakit untuk menemani Aran check up.
"Sabar ya dek, paling sebentar lagi" ujar Shani memberi pemahaman pada cucunya.
"Oma, papa sakit apa?" Tanya Rain lagi. Matanya yang jernih menatap penuh tanya pada omanya itu. Sering kali ia ikut menemani papanya ke rumah sakit, tapi tidak tahu menahu tentang penyakitnya.
"Papa gak sakit apa apa kok sayang, papa cuma cek kesehatan aja, Rain doain papa ya biar papa sehat terus"
Rain mengangguk, "Oma, Rain mau cuci tangan" ucap rain turun dari kursi tunggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa 2; Hujan
Short StoryHidup tidak selalu berjalan dengan mulus dan sesuai keinginan. Apalagi kehidupan setelah pernikahan, banyak hal yang telah dilalui oleh pasangan pasangan yang baru saja menikah. Salah satunya adalah perbedaan pendapat dan pemikiran yang tidak sejala...