Sesuai janjinya, hari ini Aran akan mengajak Rain jalan-jalan. Karena hari ini adalah hari Minggu, dan Rain juga sedang libur sekolah, jadi Aran memanfaatkan waktu libur mereka untuk quality time. Tadinya Aran ingin mengajak Anin, tapi wanita itu sedang ada acara bersama keluarganya. Jadilah sekarang hanya mereka berdua.
Keduanya sudah di perjalanan menuju tempat yang Rain inginkan. Rain meminta untuk pergi ke mall dan bermain timezone, jadi Aran hanya mengikuti kemauan anaknya saja.
Sesampainya di mall, Aran memarkirkan mobilnya lebih dulu lalu mereka berdua pun masuk ke dalam mall itu. Keduanya langsung menuju tempat permainan timezone karena Rain sudah tidak sabar ingin bermain.
Rain mulai memainkan permainan yang ia inginkan, begitu juga dengan Aran yang mengikutinya. Keduanya asik bermain balap mobil, Aran yang dengan powernya juga tidak mau kalah dengan Rain. Ia mengerahkan semua kemampuannya agar biasa membalap mobil Rain yang mendahuluinya.
Rain berteriak senang karena berhasil menjauhi mobil Aran, ia yang memang terbiasa memainkan permainan itu cepat cepat untuk mencapai garis finish. Tetapi sesaat kemudian tawanya luntur ketika mobil Aran melaju dengan kencang hingga mencapai garis finish dan teriakan Aran menggema.
"Yeayyy papa menang!" Aran bersorak.
"Papa curang!" Rain berdecak kesal. Wajahnya cemberut lucu.
"Loh, curang gimana? Papa kan jago" ucap Aran membela diri.
"Iya! Papa halusnya ngalah sama aku. Papa nda boleh menang tau" sewotnya
"Aku kan tadi duluan" lanjutnya bersidekap dada dengan wajah yang ditekuk.
"Hahahah, lucu banget sih kamu" ucap Aran tertawa karena melihat wajah anaknya yang cemberut.
"Papa ngeselin!" Ia memukul lengan Aran dengan lengan kecilnya lalu berjalan pergi ke permainan lain.
Aran tertawa lebar, anaknya lucu sekali. Ia pun segera menyusul Rain takut anak itu tersesat. Ia takkan membiarkan anaknya hilang dari pandangannya barang sedetik pun.
Rain beralih ke permainan shoot the zombie. Saat Aran tiba, ia menyuruh Aran untuk duduk dan bermain bersamanya. Mereka berburu zombie, keduanya terlihat serius saat memainkan permainan itu, itu karena keadaannya cukup tegang dimana mereka harus bertahan dan membunuh zombie yang mengejar dan menerkam.
Waktu ke waktu berlalu, berbagai permainan sudah mereka mainkan. Kini ayah dan anak itu sedang duduk berdua sembari bersandar lelah. Mereka baru saja selesai memainkan banyak sekali permainan, senyum lebar bahkan tak luntur sedikitpun dari wajah Rain.
"Papa, aku senang banget" ucap Rain mendongak menatap wajah Aran yang duduk disampingnya.
Aran yang semula menyandarkan kepalanya pada dinding menunduk menatap Rain. Ia tersenyum mengacak rambut Rain dengan gemas.
"Makasih papa, udah temani Rain main" ucapnya lagi
"Sama-sama jagoan, nanti kita main main lagi ya?" Ucap Aran.
Rain mengangguk, ia kembali menatap orang-orang yang berlalu lalang di depannya dan teringat pada tantenya, mungkin akan lebih menyenangkan jika ia mengajak tantenya itu bermain.
Rain menoleh sekilas pada Aran yang memejamkan mata, papanya pasti kelelahan. Ia berdiri dari duduknya dan menyapu keringat di pelipis Aran dengan tangan kecilnya.
Aran yang merasakan ada tangan kecil bermain di wajahnya membuka mata, yang ia lihat adalah wajah Rain yang dengan serius memperhatikannya sambil terus mengusap keringat di keningnya.
"Papa capek ya?" Tanya Rain menatap wajah lelah Aran.
"Sedikit, tapi papa seneng bisa temenin Rain main hari ini, kamu happy kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa 2; Hujan
KurzgeschichtenHidup tidak selalu berjalan dengan mulus dan sesuai keinginan. Apalagi kehidupan setelah pernikahan, banyak hal yang telah dilalui oleh pasangan pasangan yang baru saja menikah. Salah satunya adalah perbedaan pendapat dan pemikiran yang tidak sejala...