"Kamu seperti raksasa pada film Bella, dari luar terlihat mengerikan namun didalam berhati hangat dan lembut"
Karamel Anastasya.*
*
*Ceklek...
"Dek tadi gu-"ucapannya tergantung saat melihat Karamel yang terluka dan di sisinya tepat ada seorang cowok yang tengah mengobati lukanya.
"Lo siapa?"tanya Dino.
"Dek lo gak papa"tanya Dino yang mendekat ke arah Karamel.
"Gak papa kok Bang"ucap Karamel.
"Lo siapa?"tanya Dino lagi pada Sean.
"Saya Sean, teman Karamel"jawab Sean.
Karamel menatap Sean dalam, sebenarnya ia cukup bersyukur akan Sean yang datang kerumahnya.
Jika tidak ada Sean entah apa yang akan terjadi pada dirinya tadi.
"Gue Dino, Abangnya Karamel"ucap Dino.
Dino meringis melihat sudut bibir adiknya yang membiru, dan lebam di tangan nya.
Dino sudah bisa menebak akan apa yang terjadi.
"Depkoleptor itu kesini tadi?!"tanya Dino.
Karamel mengangguk singkat, sebagai jawaban.
Dino merengkuh tubuh mungil adiknya,Dia merasa bersalah dan tidak berguna sebagai seorang Kaka yang tidak dapat melindungi adiknya.
"Maafin gue,"kata Dino.
"Gue gak bisa melindungi dan jadi Abang yang baik buat lo"sesal Dino.
"Gak bang, kenapa Abang ngomong gitu. Ini bukan salah Abang" Karamel menggenggam tangan kekar Dino berusaha untuk memenangkannya.
Dino mengusap pelan kepala Karamel lembut.
Sean menatap Dino serta Karamel, jujur ia merasakan akan cinta dan kepedulian antar keduanya yang begitu besar.
Dino terlihat sangat bisa diandalkan meskipun dia terlihat seperti seorang cowok yang lemah.
****
"Makasih udah nolong gue tadi"ucap Karamel pada Sean.
Sean mengangguk, lalu berdehem ringan.
"Btw, kok lo bisa ada di rumah gue mau ngapain?!"tanya Karamel.
Sean mengusap tengkuknya, lalu menatap Karamel.
"Niatnya gue mau ngerjain lo, mau nakutin lo,malah gue yang terkejut liat lo tadi"jelas Sean.
Karamel tersenyum lalu mengangguk.
Meskipun awalnya niat Sean padanya buruk tetapi pada akhirnya Sean berbuat baik padanya dan berakhir menyelamatkan dirinya."sekali lagi makasih banyak, meskipun niat lo awalnya ngerjain gue tapi lo selamatin gue tadi."
"Hmm,"jawab Sean.
Sean menghentikan langkahnya, lalu menatap mata orange karamel dengan dalam.
"Kenapa?"tanya Karamel sambil mengangkat sebelah alisnya,bingung akan sifat Sean yang terasa aneh.
"boleh gue tanya sesuatu"kata Sean.
"Boleh,"
"Lo kalo gak bayar hutang emang selalu di pukulin kek gitu?"
Karamel menundukkan kepalanya, lalu mendongakan kepalanya kembali menatap Sean.
"Iya, tapi gue sama abang gue udah terbiasa kok"kata Karamel tersenyum kecil.
Sean menatap Karamel kembali dengan dalam, entah kenapa melihat gadis itu dipukuli dan disakiti oleh orang lain membuatnya merasa tidak tega.
"Oh iya, kalau misalkan lo emang beneran gak mau di ajarin sama gue gak papa,Gue akan bilang ke Eyang Nilam dan akan transfer balik Dp yang udah Eyang kasih"ucap Karamel.
Sean menggelengkan kepalanya cepat.
"Gak, lo harus ajarin gue mulai besok"ucap Sean.
Karamel mengerjapkan matanya bingung, Sejak kapan Sean jadi semangat belajar.
Tetapi itu bagus, Karamel jadi tidak kehilangan pekerjaannya dan juga bagus untuk Sean setidaknya cowok itu bisa meningkatkan kemampuannya dalam belajar.
"okeh,kalau gitu besok gue tunggu di perpustakaan sehabis pulang sekolah"ujar Karamel dengan wajah berseri.
"Iya, bawel"ketus Sean memutar kedua matanya.
"Gue pulang dulu"pamit Sean.
Karamel mengangguk.
"makasih sekali lagi."
"Iya, gak usah kebanyakan makasih mau gumoh gue"
Karamel terkekeh geli mendengar ucapan Sean.
"gue pulang"katanya Sekali lagi lalu menaiki mobilnya.
Sean menoleh sekilas pada Karamel hingga kaca pintu mobilnya tertutup, setelah itu Sean menyalakan mobilnya dan melajukan keluar dari pekarangan rumah Karamel.
Karamel tersenyum ternyata Sean tidak seburuk itu, masih ada sisi baik dan lembut yang Sean miliki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita (ON GOING)
Teen FictionBerawal dari Karamel yang tidak sengaja membantu sahabatnya yang di bully oleh Sean membuatnya kini terseret masalah dan malah Karamel yang berakhir menjadi target Sean. berawal dari pembullyan hingga merubah kehidupan keduanya. ________ Start: 25...