7.Penyesalan

78 22 2
                                    

Mata Sean membulat saat dengan tiba-tiba Karamel menarik tengkuknya dan mencium bibirnya, bahkan gadis itu menahan tengkuk Sean dengan kencang membuat Sean yang berusaha melepaskan nya dengan sedikit sulit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mata Sean membulat saat dengan tiba-tiba Karamel menarik tengkuknya dan mencium bibirnya, bahkan gadis itu menahan tengkuk Sean dengan kencang membuat Sean yang berusaha melepaskan nya dengan sedikit sulit.

Sean mendorong Karamel, menatap gadis itu dengan mata memerah.

"CEWEK SIALAN, APA YANG LO LAKUIN"teriak Sean dengan tidak terima sambil mengusap kasar bibirnya.

"kenapa, lo mau di cium kan gue udah lakuin" Kata Karamel.

Baru ingin menarik gadis itu kembali, tiba-tiba satpam datang.

"Ada apa ini ribut-ribut,bubar kalian di sini untuk belajar bukan untuk berkelahi"Kata sang satpam.

"Buat kalian sebelum pergi dari gudang cepet hapus semua videonya, sebelum kalian atau gak kalian akan tau resikonya"ucap Radewa.

Para siswa pun langsung pergi, Karamel pun juga langsung menarik Vanya juga Naura ia bersyukur ada satpam yang baik menyelamatkan dirinya kali ini,Dia langsung beranjak pergi dari gudang.

Sean bedecak ia langsung pergi ke samping gudang, menendang tong sampah dengan keras dan membuat suara nyaring yang timbul akibat benturan keras di tembok.

Sean mengacak rambutnya frustrasi, ia tidak percaya bahwa Karamel dengan berani mencium dirinya.

Ini adalah ciuman pertamanya, tetapi di melakukan itu dengan gadis yang sangat ia benci, sungguh sangat sial dirinya.

Demi apapun, dia ingin sekali rasanya membunuh gadis itu dan menenggelamkannya ke dasar laut!.

"Arggg, Sial"jeritnya.

"Anjir,gue gak nyangka si Karamel bakal nyium lo"kata Devan pada Sean.

Sean menatap Devan tajam, seolah harimau yang ingin memakan mangsanya.

Radewa menepuk kepala Devan, membuat cowok itu meringis.

"Bego!, gak usah di bahas soal ciuman. Gak liat lo Sean jadi tambah frustrasi" ujar Radewa menceramahi Devan.

Devan hanya nyengir kecil,sambil mengaruk tengkuk nya yang tidak gatal lalu mengangkat tanganya membentuk huruf V.

"Sorry"kata Devan.

Sean mengangguk sekilas.

"Nanti di jam istirahat, tugas kalian cek semua hp murid yang ada di gudang dan mastiin video gue udah di hapus"kata Sean.

"kalo sampe ada yang nyimpen dan sampe ke Eyang juga bokap gue, kalian yang akan nanggung semuanya" lanjut Sean lalu melenggang pergi.

Radewa dan Devan menghela napas kasar, tetapi tetap menuruti perintah Sean meskipun berteman jika Sean sudah mengucapkan sesuatu maka itu pasti tidak main-main oleh karena itu mereka lebih baik menurut saja.

****

"Gila-gila, ciuman lo dasyat banget tadi ke si Sean"kata Vanya.

Karamel bergidik ngeri, meruntuki kebodohan dan kegilaan nya tadi yang nekat mencium Sean.

Jujur ia menyesal telah melepaskan First kiss-nya untuk orang yang tidak punya hati nurani seperti Sean, akan lebih baik ciuman pertamanya adalah untuk suaminya kelak.

Karamel memukul kepalanya sendiri beberapa kali.

"Bego-bego,"runtuknya pada diri sendiri.

Nyesel gue, first kiss gue terenggut buat cowok rese gak punya hati kayak si Sean,'umpat Karamel dalam hati.

"sumpah, gue syok tadi Kar"ucap Naura.

"Lo bisa keren banget cium si Sean"imbuh Naura lagi.

Karamel mendelik, menatap Naura kesal.

Karamel menghela napas kasar.

"Bisa gak usah di bahas lagi, gue nglakuin itu terpaksa dan ya,Itu juga demi nyelametin lo pada" Kata Karamel pada Naura juga Vanya.

"Iya deh iya, makasih ya Kar dan maaf gara-gara gue lo harus kehilangan first kiss lo itu"ledek Vanya.

Karamel membelalakan matanya menatap Vanya kesal.

"Vanyaaa" kesal Karamel yang langsung mengejar Vanya yang telah kabur.

Naura terkekeh pelan, lalu mengikuti kemana para sahabatnya itu pergi.

****

Sean memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya, ia memasuki rumahnya dengan langkah gontai kejadian tadi sangat membuat kepalanya pusing dan menghabiskan energinya.

Sean langsung melangkah ke kamarnya, membaringkan tubuhnya yang lelah di kasur king size nya.

Sean menyentuh bibirnya, sial dia benar-benar tidak bisa melupakan kejadian barusan saat karamel nekat mencium bibirnya.

"SEANNN"Jerit Eyang.

Mendengar jeritan Eyang, Sean langsung berdiri dan segera menemui Eyangnya dengan cepat, ia sangat takut terjadi sesuatu pada Eyangnya.

"Kenapa Eyang?"tanya Sean dengan raut wajah penuh kekhawatiran.

Eyang langsung menjewer telinga Sean, membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

"Aduh,aduh, Eyang sakit lepasin telinga Sean"keluhnya pada sang Eyang.

Eyang langsung melepaskan telinga Sean, menatap cucu nya itu garang.

"Eyang kenapa sih, sakit telinga Sean" katanya sembari mengusap telinganya.

Eyang meletakkan beberapa lembar kertas ujian harian Sean.

"ini apa?"Eyang menunjuk kertas dengan nilai yang sangat melalukan semua nilai hasil ulangan cucunya itu rata-rata di bawah 5 hanya bahasa indonesia yang memiliki nilai paling unggul.

Eyang mengusap Dadanya, menatap Sean dengan menusuk.

Sean nyengir kuda, sambil menggaruk tengguknya yang tidak gatal.

"It-itu, nilai ulangan harian. Eyang" jawab Sean gugup lalu dengan segera merapikan kertas tersebut dengan cepat.

"kamu ini niat sekolah tidak,nilaimu itu jelek semua"omel Eyang Nilam.

"Niat"jawab Sean.

"Ada apa ini ribut-ribut Bu?" Tanya Sandi yang baru memasuki rumahnya.

"Anakmu itu Gak niat sekolah,semua nilainya sangat jelek"cetus Eyang Nilam.

Sandi menggelengkan kepalanya.

"Udah Bu, Biarkan aja Sean masih remaja jangan terlalu di tuntut biarin dia bebas"ucap Sandi.

"sean kekamar, ganti bajumu kita makan bersama Ayah udah belikan kamu kfc"ucap Ayah Sandi.

Sean terdiam, ia langsung melangkah pergi. Jika orang tua lain mengetahui tentang anak mereka yang memiliki nilai rendah pasti marah, namun berbeda dengan Ayahnya yang justru membiarkan saja.

Sean mengepalkan tangannya, sampai segitunya kah Ayahnya tidak ingin mengandalkan dirinya apakah Sean tidak berguna hingga Ayahnya tidak mengharapkan apapun padanya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentang Kita (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang