Karamel duduk di tengah taman sekolah sambil menunggu seseorang, karamel melirik jam tangannya, dengan raut wajahnya sedikit cemas Karamel kembali mengalihkan pandangnya pada sekeliling taman.
Ini sudah hampir jam masuk tetapi seseorang yang membuat janji padanya tidak kunjung datang menemuinya juga.
"Lama banget,udah mau masuk kok belum dateng juga sih" monolognya dengan gelisah.
Karamel bernapas lega saat seseorang kini akhirnya mendatanginya, tetapi gadis itu menyerngit saat melihat orang di hadapannya kini memakai masker.
Apa dia sedang sakit, itulah pikirannya saat ini.
"Dev-"
Belum sempat menyelesaikan perkataannya, mata Karamel melebar saat orang itu membuka maskernya dan dengan cepat meraih tangan Karamel.
"Se-Sean"
"Ini gue"
"Kok lo, Devan mana?!"
"Gak ada, ini rencana Devan biar temuin gue sama lo"
Karamel berdecak, kenapa Devan membohongi dirinya. Karamel belum siap untuk bertemu dan dekat dengan Sean ia takut teror itu akan kembali lagi padanya dan Kakaknya.
"Jelasin ke gue, kenapa akhir-akhir ini lo menghindar?!"
Karamel menggelengkan kepalanya dan menatap mata Sean dengan gugup.
"Gue gak menghindar"
"Bohong, lo menghindari gue Karamel. Ini udah hampir dua minggu bahkan setiap gue mendekat lo selalu menjauh dari gue"
Karamel terdim, menunduk ia tidak berani menatap dan menjawab Sean.
Sean menguncang pelan bahu Karamel, membuat gadis itu menatapnya.
"Ada apa, cerita sama gue. Gue pacar lo Kar kalo ada apapun jangan lo sembunyiin sendiri" ujar Sean dengan nada menaik.
Karamel menepis tangan Sean dari nya.
"Untuk saat ini lebih baik kita menjauh dulu" ujar Karamel pada Sean sambil menggigit bibir bawahnya.
Sean berdecak, ia meraih dagu Karamel.
"Kenapa gue harus menjauh dari lo, jelasin lo cewek gue Apapun yang terjadi gue akan ada di samping lo Kar"
"Gak bisa Sean"
"Kenapa gak bisa Kar!!" Bentak Sean yang mulai emosi.
"Karena gue gak mau kaka gue celaka karena lo" Tegas Karamel dengan emosi.
Sontak Karamel menutup mulutnya, astaga kenapa ia bisa menjadi begitu ceroboh akhir-akhir ini.
"Apa maksud lo, kenapa sama Kak Dino" Sean meraih tangan Karamel lembut.
"Jangan cuma diem, jawab gue Kar gue gak akan tau yang sebenarnya kalo lo hanya diem aja"
"Kakak gue di tabrak motor 2 minggu yang lalu dan karena teror itu" Jawab Karamel pada akhirnya.
Sean terkejut ketika mendengar kata 'Teror' yang keluar dari mulut mungil Karamel.
"Kar, kamu di teror?"
"Eng-"
"Jujur"
Karamel mengigit bibirnya, menatap takut pada Sean lalu menganggukkan kepalanya
"Gue sering dapat teror Se, mulai dari boneka yang berlumpur darah, burung yang di tusuk dan tikus mati dan di sana tertulis ancaman bahwa gue harus jauhin lo atau gue dan abang gue gak bisa tenang"
Sean menggertakkan giginya, lalu merengkuh Karamel ke dalam pelukan nya.
Sean tidak tahu bahwa selama ini gadisnya menahan ketakutan dan penderitaan sendirian.
"Kenapa lo gak bilang Kar, gue pacar lo"
"Maaf" Hanya kalimat itu yang Karamel ucapkan. Ia lalu menangis menumpahkan segala rasa kecemasan dan ketakutannya yang ia pendam selama beberapa minggu ini.
Sean tidak mengucapkan apapun hanya mempererat pelukannya pada Karamel, dan menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Karamel.
****
Sean berteriak kencang di gudang sambil melempar beberapa barang meluapkan emosi nya.
Ia meraih telfon nya dan segera menuliskan pesan kepada Radewa.
Sean
Dew, dateng sama Devan ke gudang sekarang.Radewa.
Oke.Sean menyimpan ponselnya, ia beralih menatap gedung yang berantakan karena ulahnya, lalu duduk di sofa sambil mengusap kasar wajahnya.
Tidak berselang lama Radewa kini datang bersama dengan Devan.
"Ada apa lo panggil kita kesini?!" tanya Devan.
"Gue punya misi buat kalian berdua" ujar Sean dengan penuh keseriusan.
Radewa mengangkat sebelah alisnya, misi apa?, kenapa Sean tiba-tiba memberinya misi.
"Misi apaan?!"
"Gue mau kalian cari tau tentang seseorang yang teror Karamel?!"
"HAH!" Devan merespon dengan kaget sekaligus cengo. begitu pun dengan Radewa yang sama terkejutnya.
"Karamel di teror, sejak kapan?, siapa yang teror dia?!" tanya Devan dengan beruntun.
Sean menatap tajam ke arah Devan. "Lo bego ya Dev, kalo gue tau siapa yang teror cewe gue gak mungkin suruh lo berdua cari tau"
Devan hanya nyengir kuda sambil menggosokkan tengkuknya.
"Gue akan kirim detail tentang peneroran Karamel, gue minta kalian bantu gue cari tau siapa pelakunya."
"Kita akan usaha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita (ON GOING)
Teen FictionBerawal dari Karamel yang tidak sengaja membantu sahabatnya yang di bully oleh Sean membuatnya kini terseret masalah dan malah Karamel yang berakhir menjadi target Sean. berawal dari pembullyan hingga merubah kehidupan keduanya. ________ Start: 25...