Sean memarkirkan motornya tepat di depan rumahnya, Karamel turun dari motor Sean menatap takjub rumah yang terbilang begitu mewah dengan halaman yang luas dan begitu asri.
"Kenapa lo gak langsung bawa gue pulang aja" ujar Karamel pada Sean.
"Gue pengen ngajak lo kerumah gue aja" jawabnya dengan nada santai.
Karamel menghela napas berat, Sean benar-benar menjengkelkan.
"Udah ayok masuk, Gak usah banyak mikir" Sean menarik tangan Karamel masuk ke dalam rumah.
Sean dan Karamel mengedarkan pandangannya pada sekeliling rumah, pasalnya rumah Sean terlihat begitu gelap dan juga sangat sepi.
Aneh, tidak seperti biasanya dan lagi di luar tadi tidak mati listrik, tetapi kenapa di rumahnya listriknya padam.
"Gelap banget" kata Karamel pada Sean.
"Lo takut gelap?" tanya Sean pada Karamel.
"Sedikit" jawab Karamel sambil memegang ujung baju Sean.
Sean menatap Karamel, tangan Sean kini bertaut pada Karamel yang membuat gadis itu sedikit tersentak dan kaget.
"Gak usah takut, gue di samping lo" ucap Sean.
Blush..
Wajah Karamel memerah, ucapan serta sikap manis Sean membuat Karamel gugup, jantungnya bahkan ber-degup begitu kencang.
Mungkin jika saat ini lampu menyala, Sean pasti sudah melihat semburat wajah Karamel sangat merah.
"Ayok" Sean menarik Karamel masuk ke dalam rumahnya.
Dor...
Suara ledakan,kertas yang bertaburan kini berjatuhan ke arah Sean juga Karamel di iringi dengan lampu yang menyala.
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU"
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU"
"HAPPY BIRTHDAY, HAPPY BIRTHDAY,HAPPY BRITDAY SEAN"
Suara nyanyian serta tepuk tangan dari Fiola, Radewa dan juga Devan kini menggema di ruang tamu keluarga Kalingga.
"Kalian kok bisa ada di sini?" Sean bertanya seraya tersenyum.
"Bisa dong, masa sahabat tercinta ulang tahun gak ngasih surprise sih" kata Fiola pada Sean.
Sean tersenyum lalu menepuk kepala Fiola dengan lembut.
"Makasih banyak" Sean tersenyum tulus.
Fiola menyodorkan kue ulang tahunnya lebih dekat pada Sean.
"Sekarang tiup lilinnya, and jangan lupa make a wish"
Sean mengangguk, cowok itu memejamkan matanya sebentar mengharapkan permohonan-nya, dalam hati.
Sean membuka matanya, lalu meniup lilin tersebut. Dan suara tepuk tangan kini kembali memenuhi ruang tamu.
"Nih, hadian dari gue dan Devan" kata Radewa memberikan dua kotak kado pada Sean.
"Thanks bro" ucap Sean.
Fiola meletakkan kue di meja lalu mengambil sebuah kotak dan menyerahkannya pada Sean, dengan cepat Sean mengambil kado tersebut.
"Makasih Fio."
"Sama-sama" Fiola tersenyum lalu memeluk Sean.
Karamel mengigit bibir bawahnya, entah kenapa dia tidak suka melihat Fiola dan Sean begitu dekat.
Mungkinkah, dia benar-benar menyukai Sean.
Karamel menggelengkan kepalanya pelan, ini tidak mungkin!!.
"Napa lo?" tanya Sean.
"Gak ada" Sangkal Karamel cepat.
"Roman-romannye kalian lagi deket,jangan bilang kalian pacaran" ucap Devan sambil menaik turunkan alisnya menggoda Sean dan Karamel.
Sean menendang kaki Devan, membuat cowok itu meringis.
"Ngaco!, ngomong di filter dulu pake otak"
"Tau otak Devan emang gesernya kebangetan, jadi gak waras!" timpal Radewa.
Devan mendengus, tega sekali kedua temannya mengatai dirinya tidak waras.
"Maaf, gue gak tau lo ulang tahun dan gak nyapin apapun" ucap Karamel tiba-tiba.
Sean menolehkan pandangannya pada Karamel, tangannya terulur mengacak singkat rambut Karamel pelan.
"Slow, gak masalah"
Devan beradu pandang dengan Radewa sambil menyerngitkan dahi mereka, wait,sejak kapan kedua insan itu menjadi sangat dekat hingga Sean mengacak rambut Karamel seperti tadi.
"Sean"
Sean tersenyum kaku melihat Papah yang memanggilnya.
"Keluar, ikut Papah"
Sean menaruh kado di meja, lalu mengikuti Papahnya.
Sandy membuka sebuah tutup merah, di perlihatkanlah motor sport model terbaru yang sangat Sean inginkan.
"Wih, motor baru" seru Devan.
"Bukannya, ini motor yang selama ini lo mau Se" timpal Radewa.
"Kamu suka kan" tanya Sandy.
Sean tersenyum kecut sambil mengempalkan tangannya, lalu membuka suaranya.
"Suka, tapi bukan papah bilang itu buat Sean sehabis ujian"
Sandy menepuk bahu Sean,menyerahkan kunci motor padanya. "Papah tidak ingin membuat kamu menunggu lama"
"Selamat ulang tahun yang ke 18 putra Papah" Sandy memeluk Sean sebentar lalu tersenyum dan kembali masuk kedalam rumah.
Karamel melirik ke arah Sean, terlihat raut wajahnya yang tampak tidak baik-baik saja.
Karamel bisa melihat itu semua, kekecewaan yang Sean rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita (ON GOING)
Teen FictionBerawal dari Karamel yang tidak sengaja membantu sahabatnya yang di bully oleh Sean membuatnya kini terseret masalah dan malah Karamel yang berakhir menjadi target Sean. berawal dari pembullyan hingga merubah kehidupan keduanya. ________ Start: 25...