"Kenapa Sean, jawab!!"Teriak Fiola lagi.
Sean menghela napas kasar, menatap Fiola yang menangis di hadapannya.
Sean memegang kedua bahu Fiola, mencoba menenangkan sahabatnya itu.
" Fi, lo tau persis bahwa cinta gak bisa di paksaan-"
"Dulu gue memang menaruh rasa sama lo, tapi sejak gue bersama dan menghabiskan waktu dengan Karamel gue sangat suka dengan Karamel dengan apa adanya dan alaminya Karamel jadi gue harap lo ngerti" ucap Sean.
Fiola semakin terisak dan memeluk Sean. "Kenapa harus dulu, kenapa gak masa sekarang Se. Gue cinta sama lo"
Sean melepas pelukan Fiola lalu menatap Fiola sendu. "Perasaan gak bisa di paksa dan lo tau persis itu"
Fiola menggelengkan kepalanya cepat. "Gak, Se. Gue gak suka liat lo sama Karamel gue ga terima!!" ujar Fiola histeris.
Sean mengusap wajahnya gusar,ia mencengkeram tangan Fiola.
"Dengerin gue,perasaan lo ga bisa gue bales dan gue yakin lo akan dapetin yang lebih baik dari gue yang bisa ngertiin perasaan lo" ujar Sean.
"Gue maunya lo gak mau yang lain" ucap Fiola lagi.
Sean menghela nafas kasar, kenapa menghadapi seorang gadis begitu melelahkan.
"Gue gak bisa Fi, tolong lo pahami dan gue minta sama lo jangan sakitin Karamel lagi atau lo akan berhadapan sama Gue dengan cara yang lebih menyakitkan dari pada lo sakitin Karamel" ancam Sean pada Fiola.
Fiola terdiam, bahkan sekarang demi Karamel Sean mengancamnya.
"Kita pamit" ujar Devan pada Fiola lalu mereka bertiga pun pergi dari rumah Fiola.
Fiola berlari ke arah kamarnya, menatap kaca di kamarnya dengan kesal dia juga membanting dan melempar segala yang ada di kamarnya.
"HAH, GUE BENCI LO KARAMEL" Jeritnya dengan keras hingga memenuhi ruangan kamarnya.
*****
Karamel begitu terkejut saat ia sudah mendapati Sean di ruang tamunya bahkan cowo itu tengah berbincang dengan tenang bersama dengan Dino kakaknya.
"Kamu malem-malem ngapain ke sini?"tanya Karamel sambil menyajikan teh panas yang baru saja ia buat.
Sean tersenyum manis pada Karamel.
"Emang gak boleh temuin pacar sendiri"Plak...
"Seann" Karamel kini memukul lengan Sean keras.
Bagaimana bisa Sean mengatakan itu pada saat masih ada Dino.
"Gue udah tau kali Mel, gak usah lo tutupin lagi" cetus Dino.
"Abang"
Dino terkekeh geli saat melihat adeknya yang malu-malu seperti kucing itu.
"Gue tinggal dulu, takut ganggu lo berdua" Dino menepuk pu dak Sean lalu berlalu begitu saja.
Karamel menatap Sean tajam.
"Kenapa, ngapain kesini?" tanya Karamel.
"Kangen" Sean menjawab sembari tersenyum riang.
Karamel menghela napas kasar.
"Seannn"Sean kini memegang tangan Karamel lembut.
"Kamu gak perlu khawatir lagi tentang teror itu aku udah beresin semuanya."
"Kamu serius"
"Aku serius mulai dari sekarang kamu gak perlu khawatir, orang itu gak akan pernah kirim teror itu!"
"Jadi kamu udah tau siapa orangnya Se, yang selama ini teror aku."
Sean mengangguk. "Iya aku udah tau siapa orang nya, tapi kamu tenang aja akan aku pastiin orang itu gak akan sakitin kamu atau gak dia akan berhadapan sama aku"
Grep...
Karamel sontak memeluk Sean, membuat cowo itu terkejut akan serangan tiba-tiba itu lalu tersenyum.
"Makasih karena udah melindungi aku"
"My pleasure, little girlfriend"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita (ON GOING)
Teen FictionBerawal dari Karamel yang tidak sengaja membantu sahabatnya yang di bully oleh Sean membuatnya kini terseret masalah dan malah Karamel yang berakhir menjadi target Sean. berawal dari pembullyan hingga merubah kehidupan keduanya. ________ Start: 25...