11- kepedulian

61 18 1
                                    

Hari ini adalah hari minggu dimana semua orang menggunakan hari ini utuk berlibur dan istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini adalah hari minggu dimana semua orang menggunakan hari ini utuk berlibur dan istirahat.

Begitupula dengan Sean, tetapi cowok itu sangat bosan di rumah.

Sean mengambil ponselnya ia memilih menghubungi Fiola, tetapi gadis itu tidak mengangkat telfonnya sama sekali.

Tring...

Ponsel Sean berdering, satu pesan kini ia baca.

Fiola.
Kenapa?, Gue lagi les private.

Sean membaca pesan dari Fiola tidak ingin membalas nya, memilih untuk meletakan ponselnya.

Sean menatap pistol yang tergeletak di meja nya.

Sean menyeringai,ia mengambil pistol tersebut lalu mengambil ponsel serta kunci mobilnya.

Sean mencari nama Radewa, Dan segera menekan tombol panggilan.

"Hallo Bro, ada apa?"tanya Radewa pada Sean dari seberang sana. "

"Gue butuh alamat Karamel, cari tau dan kirim ke gue sekarang"ucap Sean.

"Buat apaan?" tanya Radewa penuh penasaran.

Sean menghela napas kasar, lalu kembali bicara.

"cari aja cepet, gak usah banyak nanya lo"ketus Sean lalu mematikan telfonnya secara sepihak.

Tring...

Radewa
📍Perumahan nerbayan no 4.

Setelah mendapatkan alamat Karamel, cowok itu segera melajukan mobilnya dengan kecepatan normal membelah jalanan jakarta yang cukup padat.

Tidak berselang lama sekitar 15 menit Sean memarkirkan mobilnya, ia mengambil pistol tersebut memastikan bahwa tidak ada peluru di dalam sana, Sean hanya ingin menggertak bukan membunuh.


****

Tok.. Tok.. Tok...

"Tunggu sebentar" kata Karamel lalu meletakkan bajunya di lemari.

Setelahnya Karamel langsung membuka pintu rumahnya.

Tubuh Karamel bergetar ketika melihat para depkolektor kini masuk menerobos rumahnya.

"Bayar utang kalian"kata salah satu orang bertubuh besar berkepala botak.

"tu-tunggu, bukannya jatuh tempo nya besok ya" ucap Karamel dengan nada gugup.

"Gak usah kebanyakan omong, besok bos gue gak bisa dateng. Jadi lebih baiak sekarang bayar utang kalian" kata orang lainnya.

"Tung-tunggu, Kara panggil Kak Dino dulu"

Karamel segera meraih ponselnya, Karamel dengan gugup menghubungi Kak Dino.

Karamel semakin gugup dan takut saat Kakanya itu tidak menjawab telfonnya sama sekali.

Dimana Dino, Sungguh Karamel sangat takut.

"Halah, kelamaan lo."

"kita kasih dia pelajaran"ucap pria botak.

"Gak, jangan"ucap Karamel matanya berkaca-kaca.

Brugh...

Karamel meringis saat tubuhnya terbentur lantai yang keras.

Sangat sakit air mata Karamel mengalir.

Plak...

"Aish,, "Karamel meringis saat mendapat tamparan keras di wajahnya.

Belum berakhir rambut Karamel bahkan di jambak oleh salah satu depkolektor tersebut.

"Sakit,lepas-tolong"kata Karamel terbata.

"Ini hukuman buat lo,karena gak bisa bayar utang tepat waktu."

"Kita kasih dia pelajaran, lukain wajahnya biar kapok"kata pria depkolektor tersebut.

Sang pria botak menyeringai, ia langsung mengambil pisau yang ada di depannya dan berusaha mengarahkan pisau tersebut pada Karamel.

Karamel menangis dan memberontak dengan cepat.

"Ja-jangan Kara mohon"kata Karamel sembari terisak.

Sean masuki rumah Karamel, Betapa terkejut dirinya saat melihat Karamel yang hendak di lukai.

"KALIAN NGAPAIN"teriak Sean yang langsung menodongkan pistol pada dua depkolektor tersebut.

"Siapa lo"ucap Depkolektor pria botak.

"Siapa gue gak penting"ucap Sean.

"Pergi dari sini atau kalian gue tembak"ancam Sean.

Para depkolektor kini bangkit mendekat ke arah Sean.

"Dia pasti cuma gertak doang, jangan dengerin dia."

Sean menyeringai, cowok itu semakin menodongkan pistolnya pada para depkolektor di hadapannya.

"Gue gertak kalian, mau nyoba sekarang"Kata Sean.

"mending kita pergi sekarang, gue rasa bocah ini gak main-main"ujar pria botak lalu menyeret temannya segera pergi dari rumah Karamel.

Sean menurunkan pistolnya, Sean segera mendekat ke arah Karamel mengecek keadaan gadis itu.

"Mel, Karamel"kata Sean pada Karamel yang masih menuntup wajahnya dengan badan meringkuk.

"Sean"ujar Karamel yang langsung bangun dan memeluk tubuh Sean erat.

Sean terpaku di tepatnya selama beberapa detik saat Karamel tiba-tiba memeluknya.

Sean menggelengkan kepalanya, menyadarkan dirinya.

Perlahan tangan Sean kini terulur, mengusap dengan pelan kepala Karamel dan berusaha menenangkan gadis itu yang sangat ketakutan.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentang Kita (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang