18-kisah Devan

32 3 0
                                    

Devan menutup rapat pintu kamarmya, rasanya ia sudah muak dan malas mendengar pertengkaran kedua orangtuanya tidak kunjung usai setiap saat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Devan menutup rapat pintu kamarmya, rasanya ia sudah muak dan malas mendengar pertengkaran kedua orangtuanya tidak kunjung usai setiap saat.

Dirumahnya,rasanya tidak pernah ada kedamaian, tiap kali hanya ada pertengkaran dan suara keras dari Mamah dan Papahnya.

Mungkin banyak yang mengira Devan adalah anak yang beruntung, karena terlahir dengan paras yang tampan dan juga dari salah satu keluarga yang kaya.

Akan tetapi,nyatanya Devan tidak sebahagia kelihatannya.

Ketika di luar dia memang terlihat kuat dan selalu tersenyum,namun ketika di dalam semuanya berbanding balik akan hal itu.

Inilah alasan Devan tidak mempercayai wanita dan selalu mencari yang lain,karena di rumahnya kedua orang tuanya selalu saja bertengkar dengan alasan perselingkuhan yang tidak kunjung usai.

Brak...

Devan menoleh kearah Riana sang Mamah yang menuju ke kamarnya.

"Mamah, gak tahan lagi sama sikap Papahmu Devan" Riana menangis di hadapan anaknya.

"Kami akan memutuskan untuk bercerai" kata Riana lagi.

Devan memasang wajah Datar, ia mengambil jaket serta kunci motornya.

"Terserah,"

"Kalaupun Devan berbicara, apa kalian akan dengar pendapat Devan" Devan menatap Riana, lalu melenggang pergi sambil membanting pintu Kamar.

Riana menangis, melihat kepergian putranya namun ia sudah tidak tahan lagi ingin lepas dari semua hal yang menyiksa dirinya.

****

Devan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, berharap menghilangkan semua beban pikirannya.

Namun sialnya, seekor kucing lucu kini berhenti tepat di tengah jalan yang membuat Devan dengan tepaksa membelokkan motornya dan banting stir ke arah kanan.

"Arggg, sial" umpatnya sambil memukul aspal.

Air matanya sudah tidak bisa terbendung lagi, bohong jika Devan tidak sedih akan kedua orangtuanya yang akan bercerai.

"Hei,kamu gak papa?"

Devan mendongakkan kepalanya, menatap seorang gadis dengan balutan jeans dan kaos oblong membawa belajaan kini mendekat kearahnya.

Devan membuka helm nya, menatap gadis di hadapannya dengan wajah kacau nya.

"Devan"

"Pergi" usir Devan dengan mata memerah.

Karamel menghela napas kasar, cowok di hadapannya ini sama menyebalkannya dengan Sean sudah sakit tetapi tidak mau di bantu, apa orang kaya selalu gengsi.

Tentang Kita (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang