26.Kotak Misterius

25 2 0
                                    

Karamel menggembungkan pipinya kesal, pasalnya ia berulang kali gagal memasukan bola basket kedalam ring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karamel menggembungkan pipinya kesal, pasalnya ia berulang kali gagal
memasukan bola basket kedalam ring.

Sedangkan Sean, cowo itu terkekeh geli melihat tingkah kekasihnya yang lucu. Ternyata seperti inilah Karamel terkadang terlihat galak terkadang terlihat lembut bahkan menggemaskan seperti seekor kucing.

"Sean"

Sean terkekeh mendengar suara Karamel yang sedikit meninggi itu.

"Apa cantik"

Sontak pipi Karamel bersemu merah karena baru saja di puji oleh Sean, ia malu dan juga senang.

"Hilih gombel lo"

Karamel melempar bola ke arah Sean dan Sean langsung menangkap bola basket tersebut dengan sigap lalu melemparkan nya ke dalam ring.

Karamel mengerucut kan bibirnya, kesal kenapa Sean semudah itu mencetak skor tetapi dirinya tidak kunjung bisa.

"Kenapa bibirnya begitu?"

Karamel memukul tangan Sean beberapa kali, tetapi Sean hanya tertawa kecil melihat tingkah gemas Karamel.

"Kesel, kenapa lo gampang banget cetak skor sedangkan gue gak"

Sean menepuk kepala Karamel pelan.
"Itu karena gue berbakat"

Karamel mendengus,ia mental Sean dengan sebal. "Jadi maksud lo gue gak berbakat gitu"

Sean mengedikan bahunya, lalu tersenyum singkat.

"Ck, udah ah males main basket, gak bisa" Karamel beranjak ke kursi penonton mengambil tasnya.

"Gak usah cemberut" Sean menoel pipi Karamel.

Karamel menghela napas pendek lalu mengangguk.

"Ayok kita makan bareng" Ajak Sean seraya menggandeng tangan mungil Karamel.

****

"Makasih, buat hari ini" Karamel tersenyum manis pada Sean, sambil menyerahkan helm pada cowok itu.

Sean mengacak gemas rambut Karamel lalu mengangguk singkat. "Sama-sama, masuk sana udah malem cuaca di luar dingin"

"Oke, kamu pulangnya hati-hati jangan ngebut"

"Siap my princess," Sean menanggapi sambil hormat.

Karamel terkekeh kecil, lalu mengangguk .

Karamel mendekat ke arah Sean dan
Cup...

Sean terpaku di tempat ketika Karamel tiba-tiba mencium pipinya, sedangkan Karamel gadis itu sudah berlari ke arah rumahnya karena amat malu bahkan seluruh wajahnya kini sudah memerah.

Sean terkekeh sambil memegang pipinya, menggemaskan bagaimana bisa dia baru sadar bahwa Karamel selucu itu.

Karamel memegang kedua pipinya yang terasa panas, ah malu sekali dirinya!, dan kenapa juga dia mencium Sean tiba-tiba astaga ini memalukan!!.

"Aih, lo tuh kenapa Karamel kenapa lo malah cium Sean" Runtuk nya dengan pelan.

"Kenapa lo senyum-senyum begitu?" Dino kini mendekat ke arah Karamel sambil menyeruput kopinya.

Karamel menggeleng cepat, saat di tanya oleh Dino.

"Siapa yang senyum-senyum, gak ada tuh" Sangkal Karamel cepat.

Dino tersenyum geli, melihat tingkah adeknya yang kelabakan itu ia yakin pasti ada sesuatu.

"Masa sih, bohong lo ya terus kenapa tuh pipi merah begitu kek kepiting rebus" goda Dino.

Karamel refleks menyentuh pipinya dengan cepat. "Eh, engga bang"

Sangkal Karamel lagi. "Dah lah, gue mau ke kamar mau istirahat" Karamel beranjak dengan cepat menuju Kamarnya.

Karamel merebahkan tubuhnya di kasurnya, ia menyentuh dadanya yang berdebar kencang.

Karamel menegakkan tubuhnya, menetralkan degup jantungnya.

Netra mata Karamel kini berhenti pada sebuah kotak di mejanya, setaunya dia tidak memiliki kotak itu.

Karamel mengambil kotak tersebut dan pergi menemui Dino dengan cepat.

"Abang, ini kotak punya siapa?!" Tanya Karamel.

"Punya lo kan, tadi gue dapet dari tukang paket" Jawab Dino.

Karamel menyerngitkan keningnya, perasaan dia tidak memesan apapun di online shop.

"Pengirimnya siapa?"

Dino mengedikan bahunya "Gak tau, tadi pas gue tanya tukang paket juga gak tau"

"Ya udah, makasih Bang"

Karamel kini kembali ke kamarnya.
Paket apa ini, mungkinkah ini dari Sean yang ingin memberinya kejutan.

Tapi jika memang dari Sean, pasti Sean tadi akan langsung memberikannya dan tidak menitipkan nya ke tukang paket.

Karena penasaran yang begitu tinggi, akhirnya Karamel kini membuka paket tersebut.

Mata Karamel membulat, dan tangan Karamel bergetar hebat melihat isi dari kotak tersebut.

Isinya adalah sebuah boneka beruang yang di tusuk dengan pisau dengan banyak lumuran darah dan secarik kertas bertuliskan."JAUHIN SEAN ATAU GUE AKAN BUAT HIDUP LO DAN ORANG YANG LO SAYANG MENDERITA"

"JAUHIN SEAN ATAU GUE AKAN BUAT HIDUP LO DAN ORANG YANG LO SAYANG MENDERITA"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tentang Kita (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang