15장

14 7 0
                                    

☆ ㅤ     ❏ ㅤ    ⎙         ⌲
ᵛᵒᵗᵉ    ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ   ˢᵃᵛᵉ     ˢʰᵃʳᵉ

   Hari semakin Sore, Kim Muti, Halmeoni, dan Yoo Seung Eon keluar dari kantor polisi. Keduanya datang untuk menjemput Muti, tentu saja keduanya terkejut saat mendengar Muti berada di kantor polisi dengan seragam bernoda darah.

"Halmeoni, kau tidak akan bilang apa-apa pada ayah ibu kan?" tanya Muti mencengkram tali ranselnya dan menoleh pada Halmeoni dengan tatapan hati-hati.

"Tentu saja mereka harus tahu!" jawab Seung Eon di sebelah kiri Halmeoni menatapnya galak.

"Aku tak bertanya padamu!" seru Muti menatapnya kesal, ia menggandeng lengan kanan Halmeoni.

"Halmeoni~ kau tidak akan memberitahu mereka kan? Kan?" tanya Muti sedikit mulai merajuk padanya.

"Halmeoni, jangan dengarkan dia. Dia akan berani terus berbohong!" ucap Seung Eon.

"Jangan ikut campur tentang keluarga ku!"

"Kau juga selalu ikut campur tentang keluarga ku!"

"Ah Dwaess-eo! Hentikan kalian berdua!" sahut Halmeoni menengahi keduanya. "Orang tua mu berhak tahu tentang ini."

"Halmeoni~" ucap Muti mulai merajuk menggoyangkan lengannya.

"Arraso, tidak akan ku beritahu," kata Halmeoni dengan terkekeh renyah.

"Jeongmal? Jinjja-yo Halmeoni?" tanya Muti dengan sumringah. Halmeoni mengangguk dan mengusap kepalanya, Muti tampak senang dan memeluknya.

Seung Eon menghela nafas memutar bola matanya, "Halmeoni selalu memanjakan nya." Muti hanya meleletkan lidah padanya.

✦✦✦

Aula sekolah

     "Ne, Yeollebun. Seperti yang di sampaikan di situs sekolah. Bahwa, ketua organisasi kita tidak dapat menghadiri pelantikan ketua organisasi yang baru. Untuk itu, mohon kerja sama nya untuk membangkitkan semangat nya kembali. Park Sung Woon agar kembali sehat dan di berikan kelancaran paska operasi nya. Mohon do'a serta dukungannya," ucap wakil kepala sekolah.

Semua murid menyaksikan dan menyimaknya dengan cermat.

"Baiklah, semuanya sudah siap. Silahkan memasuki situs sekolah di handphone nya masing-masing dan berikan voting pada ketua dan wakil organisasi yang baru, tidak akan ada kecurangan dalam pemilihan ini karena bersifat permanen. Satu klik pada foto calon, tidak dapat mengubah pilihan mu. Jadi, pikirkan dengan hati-hati ya semua. Baik, waktu pemberian Vote hanya sepuluh detik di mulai dari....sekarang!"

Para murid segera menentukan pilihannya, para pendukung tiga calon di depan sana berteriak memberikan semangat seperti 'Pilih nomor satu!...pilih nomor satu!...'

"Siapa yang kau pilih?" tanya Young Jin menoleh pada Seung Eon.

"Oh Ji Na dan Park Gunwook," jawab Seung Eon.

"Kenapa pilih mereka?"

"Moto nya cukup meyakinkan."

"Bagaimana dengan mu?" tanya Young Jin menoleh pada Kim Muti di belakangnya.

"Naneun, Lee Donghae dan Park Min ji" jawab Muti tampak sangat bangga.

"Kenapa dengan merek?"

"Molla, Lee Donghae sangat tampan soalnya" jawab Muti dengan tersenyum manis sendiri.

"Jangan tanya dia, kalau wajah nya sesuai tipe dia pasti pilih itu" kata Seung Eon membuat Muti mengangguk. Young Jin menghela nafas menatap layar ponselnya.

Langit Yang Sama || 같은 하늘 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang