21장

6 4 0
                                    

☆ ㅤ     ❏ ㅤ    ⎙         ⌲
ᵛᵒᵗᵉ    ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ   ˢᵃᵛᵉ     ˢʰᵃʳᵉ

      Kim Muti terdiam menatap gerbang sekolah di depannya, rasanya tidak menyenangkan setelah kejadian kemarin padanya dan Yoo Seung Eon. Ia memutuskan untuk tidak memasuki area sekolah pagi ini, langkahnya perlahan menjauh dari gerbang sekolah. Membolos untuk hari ini saja tidak apa-apa kan?

Untuk hari ini saja, Kim Muti ingin waktu sendiri. Hanya dia dan dirinya, untuk itu ia pergi ke berbagai tempat menyempatkan diri melihat keadaan kota Seoul dan menikmati waktunya.

Sementara Yoo Seung Eon di kelas tampak menghela nafas menatap kursi Muti yang kosong. Ia segera bangkit dari duduknya dan mendorong dada Park Sung Woon yang baru saja akan memasuki kelas, ia membawanya ke tempat yang sepi. Meski Sung Woon tampak bingung, ia tetap mengikuti langkah Seung Eon.

"Wae geurae?" tanya Sung Woon dengan heran dan terasa risih.

"Ya," ucap Seung Eon menatapnya tajam.

"Mwo?" tanya Sung Woon tak kalah tajam.

"Kim Mutileul joh-ahandaneun ge sasil-ingayo?" (Benarkah kau menyukai Kim Muti?) Sung Woon tampak mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan dari Seung Eon.

"Wae mul-eobonayo?" (Mengapa kau bertanya?) tanya Sung Woon.

"Geunyang algo sipeo," (Hanya ingin tahu saja,)

"Heh, berhenti mencemaskan hubungan ku dengan nya. Kamu baik-baik saja, dan saling menyayangi." Seung Eon mengangguk-angguk mendengar penuturan dari Sung Woon.

Seung Eon bersandar di dinding dan menatap lurus ke depan, "Jaga dia. Bukan untukku, bukan untuk keluarga nya, atau untukmu. Tapi, untuk dia."

"Kau menyukainya, kan?" tanya Sung Woon membuat Seung Eon menoleh padanya. Seung Eon terkekeh kecil mendengar pertanyaannya.

"Ya, kau lupa bahwa aku sekarang seorang idol? Bukankah fans ku akan marah?" tanya Seung Eon membuat Sung Woon sebal dengan sifat sombongnya kali ini.

"Geurae, majjayo." sahut Sung Woon menghela nafas malas. Yoo Seung Eon menepuk pundak Sung Woon dan berjalan perlahan meninggalkan nya.

✦✦✦

     Kim Muti keluar dari bioskop dengan pop cron di tangannya yang tinggal setengah, ia menghela nafas dengan menyipitkan matanya.

"Pongpoyeonghwaneun wae ileohge kkeutnanayo?" (Mengapa film horornya berakhir begitu saja?)

"Ju ingongi jugneun ge swibji anheun geolkkayo?" (Mengapa tokoh utama mudah mati?)

"Ahh molla!" setelah mengatakan hal-hal itu pada dirinya sendiri, ia segera melangkah menuju tempat sampah dan membuang sisa minuman dan pop cron nya.

Ia kembali melangkah dan meninggalkan area bioskop. Ia melihat seorang pria tua yang kesulitan menarik gerobak yang penuh dengan kardus dan botol-botol bekas di jalanan yang menanjak. Tanpa banyak bicara ia membantu pria tua itu dan mendorong bagian belakang gerobak.

Pria tua itu menoleh ke belakang saat menyadari bebannya sedikit meringan, ia tersenyum penuh syukur dan kembali melangkah. Kim Muti mendorongnya sampai tiba di jalan yang lurus dan nyaman.

Langit Yang Sama || 같은 하늘 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang