☆ ㅤ ❏ ㅤ ⎙ ⌲
ᵛᵒᵗᵉ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ ˢᵃᵛᵉ ˢʰᵃʳᵉPagi hari ini, Yoo Seung Eon tampak jengah menatap Kim Muti dan Park Sung Woon berjalan bersama di depannya, sama-sama menuju sekolah.
Entah mengapa, akhir-akhir ini ia muak melihat mereka terus bersama. Muti tampak bersemangat menceritakan sesuatu pada Sung Woon yang juga menanggapinya dengan penuh perhatian.
"...tapi akhirnya aku beli lipstik yang ini, bagaimana? Bagus tidak?" tanya Kim Muti memegang sebuah lipstik dengan corak yang lucu dan menunjuk bibirnya.
Sung Woon tampak tersenyum dan mengangguk, "Cocok untukmu," jawabnya sambil menepuk pucuk kepala gadis itu singkat. Seung Eon menghela nafas dan berjalan cepat membelah jarak diantara keduanya, kedua remaja itu terdorong dua langkah ke samping.
"Ya!!" seru Muti menatapnya dengan kesal menatap punggung Seung Eon, laki-laki itu tidak mengatakan apa-apa, bahkan tidak menoleh.
"Gwaenchana?" tanya Sung Woon mendekat kembali. Muti menoleh dan mengangguk, meski masih kesal keduanya kembali melanjutkan perjalanan.
Akhirnya sepanjang kegiatan di sekolah, Seung Eon selalu mencari kesempatan untuk memisahkan Muti dan Sung Woon. Entah dorongan dari mana, semuanya mengalir begitu saja.
"Baiklah, jadi siapa yang akan membantu Kim Muti membawakan buku tugas?" tanya Bu guru. Muti menoleh pada Sung Woon dengan senyuman tipis.
Saat Sung Woon akan mengangkat tangan, Seung Eon dengan sigap berdiri dari duduknya dan berjalan kedepan.
"Saya bersedia," ucap Seung Eon membantu Kim Muti membawakan buku-buku tugas.
"Baiklah, kelas selesai. Selamat beristirahat,"
"Terimakasih, Bu guru~" ucap semuanya dengan sopan.
Seung Eon dan Muti berjalan menuju ruang guru dengan membawa tumpukan buku tugas di pangkuannya masing-masing.
"Ya!! Kau tidak lihat isyarat ku tadi? Aku mau Sung Woon membantuku," ucap Muti menoleh pada Seung Eon dengan jengkel.
"Kenapa kau tidak bilang sejak tadi?" tanya Seung Eon tidak peduli.
"Pekalah sedikit, aish!"
"Kau marah aku membantu mu?"
"Tidak!"
"Harusnya kau berterimakasih,"
"Woah jinja! Shibal gomawo!" sahut Muti berusaha ramah yang dipaksakan, Seung Eon hanya geleng-geleng kepala mendengarnya.
✦✦✦
Jam ketiga pelajaran adalah jam olahraga, kelas Kim Muti tampak bergerak lincah di lapangan kesana kemari. Pak guru membagi dua kelompok antara laki-laki dan perempuan, mereka bermain bola basket.
"Ya!! nahante neomgyeojuneun ge eottae?!" (Hey! Mengapa tidak mengoper padaku?!) tanya Young Jin dengan kesal.
"Youngjin-a, nahante jjajeungnaeji ma!" (Youngjin-a jangan kesal padaku!), sahut Seung Eon dengan terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Yang Sama || 같은 하늘 END
Teen FictionFiuh, masa remaja ya?... Terlintas beberapa moment yang menyenangkan di usia belasan tahun, masa sekolah. Masa yang menyenangkan tidak akan pernah terulang lagi. Muti berniat kembali ke Korea dan mencoba beradaptasi di penghujung kelas SMA, bertemu...