2장

24 10 0
                                    

☆ ㅤ ❏ ㅤ ⎙ ⌲
ᵛᵒᵗᵉ ᶜᵒᵐᵐᵉⁿᵗ ˢᵃᵛᵉ ˢʰᵃʳᵉ

      Seung Eon dan Muti turun dari Taxi. Tepat di lokasi yang sudah di kirimkan oleh orang tidak di kenal itu. Keduanya segera mencari orang itu, mereka menemukan petunjuk nya dia memakai stelan kemeja putih bergaris-garis dan celana Levis denim.

"Annyeong haseo, maaf menunggu lama" ucap Muti dengan ramah menyapanya. Laki-laki itu berbalik dan tersenyum membuat keduanya terkejut.

"Aniyo" sambutnya dan juga terkejut saat melihat Seung Eon.

"O?" seru keduanya saling menunjuk dan terkekeh.

"Daebak! Bak Do Ha-Oppa?" tanya Muti menutup mulutnya ia tampak sangat terkejut dan sangat senang. (Oppa = sebutan kakak laki-laki untuk perempuan)

"I salam nuguya?" (Siapa ini?) tanya Bak Do Ha memiringkan kepalanya.

"Dia teman ku, yang kehilangan paspor nya. Tapi hyeong, kenapa bisa ada padamu?" tanya Seung Eon. (Hyeong = sebutan kakak laki-laki untuk laki-laki)

"Aah" gumam Do Ha dan segera membuka ransel nya lalu berikan paspor milik Muti padanya. "Terjatuh, tadinya aku mau simpan di kantor polisi. Tapi ku pikir bisa menghubungi nya."

"Oppa! Apa yang yang kau lakukan disini? Bolehkan aku berfoto dengan mu sekali saja?" tanya Muti dengan ceria dan penuh semangat. Keduanya menoleh. Do Ha tampak tersenyum dan Seung Eon melihatnya heran.

"Apaan sih?" tanya Seung Eon, "Hyeong, kau pasti sibuk. Terimakasih telah menemukan paspor nya-"

"Aku juga berikan vote untuk mu di boys planet! Kamu termasuk peserta yang ku harapkan untuk debut! Ya kan Do Hasal-Oppa" sahut Muti memotong pembicaraan nya.

"Ya! Jangan bahas tentang itu!" seru Seung Eon. Do Ha terkekeh mendengar nya.

"Jinjjayo? Wah, kamu beneran nonton ya?" tanyanya.

"Ne! Jinjjayo," jawab Muti.

"Ya geumanhae neo ileomyeon andwae," (Hey berhenti kamu tidak bisa seperti ini) tutur Seung Eon mengingat kan gadis itu.

"Ibwa gwaenchanh-a," (Hey tidak apa-apa) ucap Do Ha memaklumi.

"Kalau gitu, fotoin!" sahut Muti membalikan ponselnya pada Seung Eon dan bergerak ke sisi Do Ha. Seung Eon tampak menghela nafas dan segera menjauh untuk memotretnya. Kedua remaja itu tersenyum ke kamera.

✦✦✦

     "Uwaa...aku tidak percaya bisa bertemu dengan nya. Apa kapan-kapan kita bisa ketemu Lee Hoe taek-Oppa?" tanya Muti menatap foto nya bersama Do Ha dan mengoceh saat ia dan Seung Eon menaiki Bus untuk pulang.

"Lain kali jangan bersikap sembrono sama orang, kamu gak tau ini dimana? Kamu harus ubah sikap itu," kata Seung Eon menatapnya. Muti menghela nafas dan merapatkan bibirnya.

"Mianhae, aku terlalu senang tadi. Lain kali aku akan mendengar kan kata mu," Seung Eon mendengus memutar bola matanya malas.

"Lain kali itu pasti di ulang," ejeknya.

"Anigeodeun!" (Tidak tidak!). Seung Eon tidak menjawab dan menatap lurus ke depan membiarkan gadis itu mengagumi Do Ha yang tersenyum manis dengan nya di foto itu.

"Woah, aku tidak percaya dia bertemu dengan ku. Aku sangat suka nada suara nya, aku ingin terus mendengarnya," ucap Muti tersenyum-senyum sendiri.

"Ye Seung Eon-ah. Apa rencana mu selanjutnya setelah sekolah?" tanya Muti membuat nya menoleh.

"Mollayo," (Tidak tahu) jawabnya.

"Geuge museun daedab-iya?" (Jawaban apa itu?) tanya Muti dengan heran. "Kau harus kembali bernyanyi, bukannya suara mu bagus? Aku mengakuinya."

"Mwo? Jinjja?" (Apa? Sungguh?).

"Eung. Geunde, Hoe Taek-oppa mogsoliga deo joh-a," (Ya, tapi suara Hoe-taek oppa lebih bagus).

"Nahante mal geolji ma!" (Jangan bicara padaku!) sahutnya kesal. Muti terkekeh mendengarnya.

"Arassoyo, Mianhae," sahut Muti tanpa rasa bersalah sedikitpun ia kembali menatap ponselnya. Seung Eon menghela nafas dan geleng-geleng kepala.

✦✦✦

     Pagi hari, Muti mulai sekolah di tempat yang sama dengan Seung Eon. Ia pindah sebagai murid baru di semester tengah ini. Memang menimbulkan tanya pada anak-anak lain mengapa pindah di kelas akhir, tetapi mereka tidak mau banyak pikiran dan mengabaikan pertanyaan itu.

Muti sedikit kesulitan untuk berteman dan bergaul dengan murid-murid lain, karena ini pertama kalinya bersekolah di negara asing. Meski seperti itu, ia senang karena ada temannya yang membantu penuh, Yoo Seung Eon.

Muti selesai mencatat dan membiarkan Ji Chang Min sang ketua kelas mengumpulkan buku-buku teman-teman sekelasnya.

"Kim Muti, hangug-eo sseuneun beob-eul baeuneunde eolmana geollyeoss-eo?"
(Kim Muti, berapa lama kamu belajar menulis bahasa Korea?) tanya Chang Min.

"Gieog-i an na, nae geul-i ilghiji anh-a?" (Aku tidak ingat, apa tulisan ku tidak bisa di baca?) Muti balik bertanya dengan ragu.

"Hhm...ya sedikit" jawabnya.

"Biarkan aku menulis ulang" kata Muti hendak mengambil kembali bukunya.

"Tidak apa-apa untuk sekarang, mau ku ajari nanti sepulang sekolah?" tanya Chang Min menawarkan dengan ramah. Muti tampak berpikir dan menoleh ke sebrang pada Seung Eon yang juga menyimaknya.

"Benar itu, kamu bisa belajar dengan Chang Min. Aku dan Seung Eon harus latihan sepak bola" kata Young Jin.

"Kamu ikutan sepak bola?" tanya Muti membuat Seung Eon mengangguk. Muti kembali menoleh pada Chang Min.

"Hangeul-eul jal sseudolog dowajuseyo" (Bantu aku menulis bahasa Korea dengan baik) ucap nya pada laki-laki tampan itu.

"Geulae arasso" sahut Chang Min dan segera berjalan ke bangku lain untuk mengumpulkan buku catatan.

✦✦✦

       Sepulang sekolah, Kim Muti dan Ji Chang Min tetap berada di kelas. Yoo Seung Eon dan Shin Young Jin tampak tengah bersiap untuk latihan sepak bola.

"Eodi-ga?" (Mau kemana?) tanya Young Jin menatap Seung Eon.

"Ganti baju" jawabnya menunjukan baju tim sepak bola nya.

"Ganti disini saja" kata Young Jin.

"Mana boleh, ada Kim Muti disini" kata Chang Min. Seung Eon dan Young Jin menoleh pada Muti yang tengah melihat-lihat buku catatan milik Chang Min.

"Ganti saja, aku tidak akan melihat" kata Muti membuat Young Jin tersenyum senang.

"Palli" sahut Young Jin pada Seung Eon.

"Akan ku halangi" kata Chang Min mengambil tas nya dan menghalangi Muti. Muti tampak terkekeh dan geleng-geleng kepala. Seung Eon dan Young Jin segera.

Setelah selesai, mereka segera bergerak menuju lapangan bergabung dengan yang lainnya meninggalkan Muti dan Chang Min di kelas.

"Maaf Chang Min, aku merepotkan mu" kata Muti menoleh padanya sekilas.

"Tidak apa-apa, sudah tugas ku sebagai ketua kelas" ucapnya tersenyum meyakinkan.

"Apa semua murid di kelas ini tanggung jawab mu?"

"Tentu saja, kalau bukan aku siapa lagi?"

"Wali kelas?"

"Wali kelas hanya memberikan materi dan arahan, dia juga sibuk mengurus pekerjaan, rumah tangga, dan tanggung jawab nya lebih rumit. Aku hanya membantu, membuat kelas kondusif"

"Uwah...kamu keren" sambut Muti membuat nya terkekeh.

"Ayo kita mulai, aku akan menyebutkan nya. Dan kamu tulis dan dalam huruf Korea" Muti mengangguk semangat dan segera bersiap mencatat, Chang Min menyebutkan kalimat dalam bahasa Korea dan Muti menulis Hangul.

✫✫✫

Langit Yang Sama || 같은 하늘 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang