Bab 4

2.9K 213 4
                                    

Kalau suka silahkan baca ya guys, kalau ada masukan dan saran silahkan komen....
Selamat membaca............














Hari ini adalah hari dimana Stevan di ijinkan pulang setelah sebulan menjalani rehabilitasi dan pemulihan.

"Yey..... akhirnya pulang juga huh, bisa jadi mumi kalau lama-lama di rumah sakit" sorakan Stevan di dalam bangsal bersama pengasuh yang sedang membereskan barang-barangnya.

Tring.......

Suara notifikasi dari hp Stevan, Stevan membuka isi pesannya dan ternyata Abang keduanya mengabari bahwa ia tidak bisa menjeputnya pulang. Abangnya bilang bakal ada seseorang yang bakal menjemput dirinya di depan rumah sakit.

"Ish........apaan deh Abang satu ini, kek main misteri aja, tinggal bilang dijemput siapa gitu repot amat.....ah bodo amat yang penting gue mau pulang dulu" sungutnya ketika membalas pesan dari abangnya.

--------------------

Sedangkan disisi Sandra ia mengabari seseorang dengan telepon.

"Halo,............... tolong jemput dia ya............, udah pulang dari rumah sakit tuh......."

"Iya nanti saya kabari mamah sama papah.......tenang aja......"

Tut........

Gitulah sekiranya percakapan Andra dengan orang itu, niatnya Andra pengen jemput adek sendiri tapi tiba-tiba asistennya ngasih tau kalau dia ada jadwal syuting dadakan, jadi terpaksa dia harus menyerahkan tugas ke orang itu.

"Cih, pengen jemput adek malah banyak beban, nasib jadi orang terkenal mah gini ya" gumam Andra dengan pedenya, dia kemudian melajukan mobil sport hitamnya menuju lokasi syuting agar cepat kelar tu pekerjaan dadakan.

Author nggak habis pikir, ni Abang kenapa ya dari awal ampek sekarang pedenya nggak bisa kurang. Stok kesabaran author tuh setipik bedak bayi yang masih diratain kalau punya Abang model kek gini......hehehe becanda, 🙂

Back to Stevan..........

Stevan kini telah menunggu di lobi depan rumah sakit, kata abangnya orang itu bakal sampai sebentar lagi. Stevan kini tengah sibuk melihat ponsel hpnya tanpa ada yang menyadari seorang pria tinggi dengan seragam hitam serta sepatu bot yang menuju kearahnya.

Langkah kaki itu sampai didepan Stevan, Stevan yang melihat kebawah hanya melihat sepatu bot hitam tentara dengan berdiri tepat di hadapannya. Sontak Stevan mengangkat kepalanya dan mendapati seorang pria dengan tubuh gagah, rambut Pendek ala-ala tentara, rahang tegas, hidung mancung, mata yang setajam elang kini sedang menatap Stevan dengan pandangan datar.

"Ayo pulang" ucap pria itu dengan suara berat barinton rendah.

Stevan yang kebingungan dengan orang ini lantas menatap lekat pria itu dari sepatu sampai ujung rambut sekaligus. Ya elah stev, nggak usah diliatin mulu nanti kalau di culik gimana coba hehehehe..........

"Emhmm om suruan Abang saya?" Tanya Stevan dengan wajah polosnya.

Deg......

"Saya Abang pertamamu Satria Bagas Wijaya, panggil bang satria tidak usah disingkat" (mungkin karena keseringan di singkat dan jadi kek ngomong kasar jadi si satria nambah embel-embel lain dah, padahal aslinya dia kaya selden irit bicara)

Stevan yang mendengar hal itu sontak kaget, dari ingatan dia tu ya, Abang pertamanya tuh sedikit lembut, ya walaupun dia udah nggak ketemu selama 1 tahun sebelum koma tapi perbedaannya ketara sekali ya kawan......
"Emmmm, bang satria ya, maaf adek lupa ingatan jadi nggak inget Abang" ucapnya canggung, yah walaupun nggak hilang ingatan dia juga nggak bakal mengenali abangnya satu ini, karena perubahan drastisnya sih.....

Stevan B. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang