End Bab 20

456 32 2
                                    

Halo pembaca tersayang, maafkan author yang lama untuk update (⁠-⁠_⁠-⁠;⁠)........
author sibuk menangani skripsi dan melanjutkan pendidikan lebih tinggi lagi. Jadi untuk update bab ini sangat tertunda. Semoga kalian masih mau untuk membaca bab lanjutan ini, dan untuk pembaca setia, author berterimakasih karena sudah menunggu update dari cerita ini 🥰🥰



















Malam ini beberapa keluarga baik itu pihak militer, mafia dan pebisnis sangat sibuk karena menuju lokasi yang dikirim oleh anonim tentang keberadaan seorang anak.

Ya....benar, itu Stevan.....

Setelah mereka menerima pesan dari orang yang tak dikenal tentang keberadaan Stevan, mereka segera bergegas kesana.

Dari pihak militer kalian pasti Tau kan siapa...mwhehehehe, yap keluarga Stevan dan kepala bagian darurat militer khusus yang menangani kasus bandar narkoba.
Sedangkan dari pihak mafia kalian pasti kaget..... Siapa lagi kalau bukan om Kris, ternyata ia merupakan pebisnis dan sekaligus ketua mafia Red Night ( kalau mau lihat asal-usul karakter sampingan bakal author jelasin dibuku lanjutannya ya), sedangkan untuk pihak pebisnis pasti dari keluarga Werner yaitu om Paul, yah beliau ini menjabat sebagai pebisnis nomor satu saat ini.
Oke Skip.........

Mereka menuju ke pinggiran kota yang dimana terdapat pabrik bekas yang berada ditengah hutan. Dulu sih ceritanya pabrik ini berhantu karena banyak pekerjanya yang sering diganggu, baik mesin tiba-tiba mati ataupun pintu menutup sendiri. Banyak pekerja yang tidak betah dan memutuskan untuk berhenti bekerja yang membuat pabrik ini bangkrut dan kosong sampai sekarang. Oke skip cerita seramnya🙃✌️.

Sepertinya yang bos narkoba itu katakan bahwa ia akan membuat menyesal musuhnya malam ini. Jadi saat ini Stevan yang ada di ruangan tertutup tersebut didatangi oleh anak buah bandar narkoba tersebut.

"Hei bocah....ayo ikut aku"

"Om.......Stevan nggak mau mati om...hu...hu
....hu...hu" tangis Stevan ketika sepertinya mereka akan membunuhnya sebentar lagi.

"Itu sudah takdirmu bocah, aku akan berusaha untuk mengurangi rasa sakitmu, tapi aku tidak janji....ha...ha...ha...ha.." tawa gila terdengar di ruangan itu.

Tanpa basa-basi lagi pria itu menyeret Stevan keluar dari ruangan itu, mereka menuju ke atap yang dimana sudah ada bos dari bandar narkoba itu.

Pria itu melempar Stevan ke hadapan bos tersebut.

"Bos ini anaknya, ia adalah adik dari kapten tim khusus itu" kata anak buah itu menunduk hormat.

Pria yang duduk dikursi itu melihat Stevan dengan pandangan meremehkan ia mengepulkan asap rokok yang sedang ia hisap. Stevan kini juga memandangi situasi sekitar. Ia sedikit gugup karena belum menemukan celah untuk kabur.

"Sial,...belum ada celah untuk kabur lagi, bisa-bisa gue mati di tangan om-om gila ini, semoga mereka cepet nemuin gue, yakali gue mati lagi, kan nggak etis ya, gue aja belum tau rasanya seblak level 8 masa mau mati lagi sih" batin Stevan.

Yap dari tadi Stevan cuma acting takut ya, dia mah aslinya lagi nyari rencana buat kabur, tau sendiri Stevan dulunya murid jenius plus tengil pasti banyak akal ni anak, kebetulan aja lagi apes belum nemu ide ya gini deh jadinya.

Bos narkoba yang sejak tadi diam kini berdiri dari tempat duduknya dan menuju kearah Stevan yang masih menangis. Ia berjongkok disamping bocah itu kemudian menarik rambut bocah itu.

"Hei bocah, sial sekali nasibmu bertemu denganku"

"Hu'uh kakek, Stevan kok sial banget ya...hu...hu...enakan ketemu artis gitu eh ini malah ketemu kakek-kakek jablay" tangis Stevan sedikit meringis ketika dijambak rambutnya.

Stevan B. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang