Halo sobat....lama nggak ketemu ya, sebenarnya author lagi sibuk sama sidang dan studi author nih jadi lama banget updatenya, ini juga author masih punya kesibukan yang belum selesai tapi author coba sempatkan untuk melanjutkan cerita Stevan, semoga kalian suka ya kelanjutan cerita ini.....🙏🙏
Satu bulan berlalu sejak Stevan menceritakan masa lalunya...
Selama satu bulan ini juga Stevan sibuk dengan sekolahnya ya walaupun dia masih anak jenius tapi karena ada Bastian dia jadi sibuk mengurus Abang satunya ini. Dia juga masih sering berkumpul dengan Nio dan Tony. Apalagi dia sering curhat dengan Tony karena ia yang tertua diantara mereka.Kehidupan yang damai jarang dirasakan Stevan, apalagi ia juga memendam rindu kepada keluarganya, walaupun mereka setiap hari video call tapi tetap saja rasa rindu tak terobati tanpa bertemu.
.
.
.
.
.
.
.
Lain halnya dengan seseorang, ia menjadi bimbang dengan apa yang dilakukannya sekarang."Huft.....aku harus bagaimana ini, aku menjadi sayang dengan bocah itu.." omongnya sendiri sambil duduk termenung di depan rerumputan liar.
"Aku sadar, aku sangat jahat dengan dia, aku sudah berkali-kali mencelakainya, sekarang aku takut jika ia menemukan kebenarannya dia akan membenciku" tak sadar air mata keluar dari pipi pemuda itu.
Ayo tebak siapa pria ini.......(◠‿・)—☆
"Aku akan memperbaiki kesalahanku dulu, walaupun sudah terlambat untuk menyesal setidaknya aku akan menjaganya walaupun dengan nyawaku sendiri " ucapnya tegas.
Pemuda itu beranjak dari tempat duduknya dan pergi.
Dilain tempat kini Stevan sedang menunggu jemputan dari sekolah, kebetulan Bastian sedang kekamar mandi, sedangkan Nio masih ada ekstrakurikuler. Jadi sekarang ia sendiri dilobi.
Stevan melihat kearah gerbang melihat apakah mobil jemputannya sudah sampai. Saat melihat kearah gerbang, ia tak sengaja melihat seperti siluet kakak pertamanya yaitu bang satria sepertinya tergesa-gesa berlari dijalan.
Stevan yang mempunyai jiwa kemal (kepo maximal) akhirnya pergi menyusul kakaknya.
"Itu bang satria bukan sih....ah kejar aja deh, kayaknya ada hal penting sampai bang satria lari begitu" ucapnya dan berlari kearah gerbang.
Stevan berlari kecil mengejar kakaknya itu, yah walau ia akhirnya kehilangan jejak kakaknya. Tapi ia punya firasat bahwa kakaknya pasti ada disekitar sini.
Stevan akhirnya berlari ke arah gang kecil, ia tak menyadari bahwa dibelakangnya sudah ada pria berbadan besar dan tato bunga Peony yang mendekat kearah Stevan.
"Kemana bang satria pergi ya....huft.....mphmm.....mphmm.....mphmm" Stevan dibekap mulut dan hidungnya.
Ia mencoba untuk memberontak tapi orang itu memiliki badan yang besar dibandingkan dengan dia.
Ia tiba-tiba merasa pusing dan lemas. Tubuhnya lunglai dan terasa tidak berbobot, pandangannya lama kelamaan menjadi hitam. Stevan akhirnya menyadari bahwa ia telah dibius. Ia berharap tidak terjadi hal buruk kedepannya karena dia.
Pria itu yang menyadari bahwa Stevan sudah tidak bergerak langsung menggendongnya dan menaikkannya ke bagasi belakang mobil. Ia segera pergi dari tempat itu.
Tak lama dari kejadian itu Bastian yang berada di dalam sekolah mencari keberadaan Stevan. Ia frustasi karena tidak dapat menemukan Stevan. Ia akhirnya menelepon ayahnya untuk mencari keberadaan Stevan.
"Ayah....gawat...Stevan hilang"telepon Bastian.
"Apa..!! Bagaimana bisa? Bukankah sekolah kalian memiliki penjagaan yang sangat ketat" keget Ardi di penghujung telfon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stevan B. [END]
Dla nastolatkówBagaimana rasanya jika seorang Devan Indra Herlambang anak sulung dari keluarga Herlambang dinyatakan koma dan ternyata meninggal saat usianya genap 17 tahun? Hal ini sontak membuat keluarga Devan yang selama ini telah menjaga dan merawat devan sela...