Bab 7

2.3K 156 0
                                    

Halo....halo.....guys...kangen dengan Stevan lagi nggak....
Ini author update lagi....
Selamat membaca 🙏

















"dor....dor...dor....cleklek.....dor...dor" begitulah bunyi pistol pada saat itu. Suara itu berasal dari dua pemuda yang sedang asyik bermain tembak-tembakan di tempat permainan seperti Timezone.

"Bang ayo bang......... Serang.......... zombienya udah mau Deket nih....." pekik bocah itu yang juga ikut menembak disamping pemuda lainnya.

"Dor....dor...ceklek.....dor" bunyi pistol pemuda itu tanpa menjawab rengekan adiknya karena ia fokus dengan zombie yang mendekat.

Tak berselang lama game itu kemudian menampilkan kata WIN di layar tersebut.

"Hore.....kita menang bang" pekik senang bocah itu yang membuat pemuda disampingnya gemas.

Siapa lagi kalau bukan mereka berdua si sengklek Stevan tapi manisnya kek gula Jawa dan Selden Abang yang irit bicara namun tamvan rupawan tak lupa dengan dompet tebalnya. Mereka telah berada di lantai atas mall ini selama lebih dari dua jam. Tadinya si selden ingin mengajak adeknya untuk nonton bioskop terlebih dahulu, namun adeknya menolak karena ia ingin bermain di Timezone. Jadilah suasana yang terjadi saat ini.

"Udah ya dek, kita udah dua jam main, kamu nggak capek apa...?"

"Ayo main lagi bang....seru tau, masih banyak tuh permainan, apalagi mesin cupit itu loh....." tunjuk Stevan ke mesin yang berada di ujung Timezone.

"Kita juga harus nonton dek, nggak boleh lama-lama di luar, nanti Abang satria dan bang Andra marah..." tutur selden dengan kesal, kalau bukan adeknya ia tak mau menjelaskan panjang lebar, maklum ia tidak suka bicara, jadi setiap kata yang keluar adalah perintah bukan bujukan atau penjelasan kepada orang lain, beda lagi kalau sama adeknya, dia bakal ngomong panjang lebar tuh sama tuyul imut satu ini.

"Aelah, masih bentar doang di mall masa mau pulang, ya udah nggak usah nonton bioskop aja, tapi kita lanjut main sampai waktu pulang ya bang..." pintanya dengan mengarahkan matanya ke selden yang dimana sudah terdapat puppy eyes.

"Huh..... baiklah, tapi ingat nanti kalau sudah habis waktunya pulang, tidak ada penolakan"

"Oiye....captain....."

Kemudian mereka melanjutkan bermainnya di Timezone. Setelah puas bermain dan banyak mendapatkan hadiah boneka dari mesin capit, yang main di selden selalu dapet boneka makanya Stevan suruh abangnya borong tu mesin capit......kemudian mereka pulang ke mansion.

Kebetulan mereka pulang tepat pada waktu makan malam. Dimeja makan sudah terdapat dua onggok manusia duduk saling berhadapan-hadapan dan dua orang lagi yang Stevan tidak kenal membelakangi dirinya. Ya mereka adalah Abang pertama dan keduanya.
"Tumben jam segini mereka sudah pulang"batin Stevan saat melihat kedua abangnya duduk dimeja makan dan siapa mereka berdua. Batin Stevan saat memasuki bagian ruang makan.

"Abang, Stevan sama bang den pulang" teriaknya tanpa memperdulikan orang asing itu.

"Kedua orang tadi yang semula duduk membelakangi Stevan sontak menghadap kearah Stevan dan deg..........

"Bukannya mereka orang tua dari tubuh ini" gumamnya pelan, dan hanya dia saja yang bisa mendengarkan.
Stevan walaupun terkejut tetap harus pura-pura tenang, ia berlari menuju ke abangnya satria dan duduk dipangkuannya.

"Abang....Abang...mereka berdua siapa?" Tanya Stevan dengan menunjuk kedua orangtuanya.

"Itu ayah dan ibu kita adek, mamah sama papah udah pulang dari luar kota, sana gih samperin" bukan satria yang menjawab melainkan Andra yang duduk berhadapan dengan mereka.
Inget, satria itu irit bicara kaya selden, tapi mode yang lebih parah ya........

Stevan B. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang