Setelah makan malam di mansion keluarga Oliver, kini mereka melakukan urusan masing-masing. Om Ardi dan Om Paul bicara bisnis sambil mengenang kebersamaan mereka dulu di ruang tamu, kalau kak Clara lagi PDKT sama kak Zaid di taman. Sedangkan Stevan, Bastian dan Tony ada di ruang tengah sedang bermain bersama.
"Stev...ini gimana nyelesainnya deh, susah banget" ucap Bastian dengan mengutak-atik rubrik yang masih belum jadi.
Stevan yang merasa dipanggil menoleh ke arah Bastian.
"Gini Lo bang, ini ada rumusnya. Ini kan Center ada enam yang bagian tengah jadi stev pengen buat warna putih, fokusnya pada center warna putih. Satukan edge warna putih ke center warna putih dan jangan lupa menyatukan pula sisi lain edge-nya ke center sesuai warnanya masing-masing......." Jelas Stevan kepada Bastian yang hanya diangguki saja.
(Kalian pikir Bastian paham?.....
Kalau kalian pikir begitu, kalian salah paham.....
Dia mah paling nggak bisa kalau soal rumus-merumus, dia mengangguk ya karena pengen keliatan keren aja hehehehe.....)"Nah gitu bang....paham kan bang..."
Yang ditanya hanya mengangguk saja, Bastian kemudian mengambil rubrik dari Stevan dan mengacak kembali, dia pengen tahu apa sesusah itu kalau tidak pakai rumus.
Melihat tingkah abangnya ini, Stevan terkekeh sendiri pasalnya abangnya suka ngeyel kalau dikasih tahu. Dia biarin aja abangnya main sendiri.
Stevan kini ingin fokus menyelesaikan puzzle, tapi sebelum ia fokus kembali tiba-tiba kak Tony angkat bicara.
"Stevan...." Ucap Tony yang sedari tadi mengawasi Stevan.
"Iya kak, ada apa?" Tolehnya karena kak Tony ada di belakangnya.
(Kalian tanya Bastian ikut noleh apa nggak? Jawabannya nggak, dia fokus mecahin rubriknya ege...)
"Ikut kakak bentar yok ke depan kolam renang....kakak mau ngomong sesuatu nih" ucapnya agak Pelan agar tak didengar Bastian.
Stevan yang mendengar perkataan Tony bingung harus apa, ia masih canggung dengan orang yang baru ditemui ini.
"Em....mau... ngapain kak..." Takut Stevan, dia masih canggung untuk menolak ajakan orang ini.
"Udah...ikut kakak aja, nggak bakal kakak apa-apain kok" jawabnya serius.
Stevan yang tidak enak menolak ajakan kakaknya itupun harus mengalah. Mereka beranjak dari tempat duduknya dan mengarah ke kolam renang tanpa sepengetahuan Bastian karena ia fokus pada rubriknya. Sesampainya mereka didepan kolam Tony memulai percakapan.
"Stev, kakak mau ngomong sesuatu sama kamu..tapi kamu jangan marah ya" ucap Tony ragu.
"Iya kak, ngomong aja, Stevan dengerin kok" ucap Stevan penasaran.
"Gini....jadi...um...gimana ya ngomongnya...kakak sebenarnya...argkh.....susah banget dah mau nyampeinnya" Tony berteriak kesal sambil mengacak-acak rambutnya.
"Kak tenang dulu...tarik nafas dalam-dalam lalu hembuskan, kakak pelan-pelan aja kalau ngomong, Stevan dengerin kok" ucap Stevan menenangkan kakaknya yang tiba-tiba berteriak.
"Oke Stevan....kakak mau ngomong kalau .....kakak tertarik sama kamu...tapi kamu jangan salah paham dulu.... maksud kakak itu...kakak pengen kamu jadi adiknya kakak....hosh...hosh..." Ucap Tony dengan nada cepat, takut Stevan tidak nyaman.
Stevan terkejut mendengar perkataan kak Tony, yah pasalnya mereka juga baru saling kenal masa udah mau akrab aja. Lagian kata-kata kak Tony bikin salah paham, kaya mau nembak cewek tuh.....(woilah...iya...ya...Stevan kaya ditembak sama cowok....... eh cewek deh...kiew.....kiew..)
KAMU SEDANG MEMBACA
Stevan B. [END]
Teen FictionBagaimana rasanya jika seorang Devan Indra Herlambang anak sulung dari keluarga Herlambang dinyatakan koma dan ternyata meninggal saat usianya genap 17 tahun? Hal ini sontak membuat keluarga Devan yang selama ini telah menjaga dan merawat devan sela...