Bab 16

409 34 0
                                    

Di dalam mobil......

"Gimana hari pertama sekolahnya Stev... Bas?" Tanya om Kris yang sedang menyupir mobil.

"Baik om, nggak ada hal yang terlalu khusus, kita cuma kenalan, pembelajaran sama tadi sepulang sekolah ada main bentar di lantai 5" jawab Bastian santai menceritakan.

Kris yang mendengarkan penuturan Bastian sedikit menaikan alisnya ke atas.

"Kalian ke lantai atas? Berarti tadi ketemu Nio yang sedang berlatih berenang dong" ucap om Kris sedikit penasaran.

"Iya om, tadi Stevan yang ketemu kak Nio, sedangkan Abang fokus main basket" ujar Stevan menyahuti.

"Kalau dipikir-pikir, kenapa kakak kelasnya sendirian dilantai 5 setelah pulang sekolah, bukannya pulang namun ia malah ke lantai atas untuk berenang apa jangan-jangan kak Nio sedang berlatih untuk kompetisi renang." Batin Stevan

Walaupun Stevan penasaran, ia tak ingin bertanya, ia hanya malas saja mencampuri urusan yang bukan seharusnya miliknya.

Stevan kini bersandar di kursi mobil dan memposisikan dirinya senyaman mungkin. Ia tahu mansionnya lumayan dekat dengan sekolah, tapi ia sudah mulai merasa mengantuk. Untung-untung jika ia tertidur pasti akan mudah terbangun. Jadi ia merilexkan tubuhnya sambil menutup mata. Karena sedari tadi setelah Stevan bicara suasana mobil menjadi hening, jadi ia mulai mengantuk.

Tak berselang lama ternyata Stevan tertidur di dalam mobil, Om Kris yang melihat dari kaca spion dan mengamati bahwa ternyata Stevan tertidur memelankan laju mobilnya agar perjalanan menjadi nyaman. Bastian juga yang duduk di sampingnya kini tidak berani bicara karena melihat Stevan yang sudah tertidur pulas.

Ayah Ardi Tak berselang lama mobil yang mereka kendarai sampai dimasion keluarga Oliver, Kris yang melihat Stevan masih terlelap akhirnya menggendongnya dengan hati-hati menuju kedalam mansion. Langkah mereka terhenti didepan pintu masuk.

"Oh halo tuan Oliver, lama tidak bertemu" ucap Kris melihat Ardi yang tengah menyambut mereka.

"Hallo juga tuan Bagas, saya senang menyambut kedatangan anda di gubuk kecil saya" rendah Ardi dengan sopan.

"Tuan Oliver sedang bercanda, mana ada mansion mewah seperti ini disamakan dengan gubuk" balas Kris dengan sopan

"Tuan Bagas sopan, silahkan anda dan anak anda masuk, kita ngobrol diruang tamu saja" ucap Ardi mempersilakan masuk.

Mereka akhirnya memasuki ruang tamu, kini Stevan telah diambil alih oleh Jery dan diantarkan ke kamarnya. Sedangkan Bastian juga ikut naik kekamarnya untuk membersihkan diri.

"Terimakasih tuan Bagas telah mengantarkan anak dan keponakan saya sampai rumah dengan selamat, pasti itu merepotkan" ucap Ardi merasa tidak enak harus merepotkan orang lain.

"Ah tentu tidak tuan Oliver, saya malahan merasa senang, kerana anak dan keponakan anda sudah mau menjadi teman anak saya yang sangat pendiam ini, semoga hal ini juga dapat mempererat hubungan kita juga" ucap Kris dengan sopan.

Dan berlanjutlah obrolan mereka.
.
.
.
.
.
.

Di lain tempat, tepatnya di suatu ruangan remang terdapat siluet seorang yang sedang duduk dikursi kebesarannya. Orang itu kini memegang gelas wine dan menggoyang-goyangkannya. Tak berselang lama masuklah seorang pria tinggi bertubuh tegap. Pria tersebut membungkuk pada orang yang ada di kursi.

"Tuan, maafkan kami telah gagal melaksanakan perintah anda" ucap pria itu yang masih membungkuk.

"Sebenarnya hal ini adalah hal yang fatal kalian lakukan, membunuh seorang anak kecil saja kalian tidak mampu " ucap orang itu yang terdengar seperti suara seorang pria.

Stevan B. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang