Bab 13

1.1K 81 1
                                    

Sinar matahari hari pagi menembus celah-celah jendela besar mengenai wajah kecil dengan hidung mancung, serta bibir merah plum yang kini sedikit terbuka. Tak nyaman dengan cahaya yang menerangi wajahnya, mahluk itu akhirnya berbalik ke belakang. Namun tak lama setelah itu bunyi alarm membangunkannya dari mimpi indah.

"Bip....bip...bip.....bip....." Bunyi alarm.

"Eungh.........hoam....." Rengkuhnya.

"Haduh jam berapa ini" ucap anak itu yang sudah mematikan alarm, anak itu adalah Stevan. Dia tadi malam susah tidur akibat kejadian kemarin, makanya dia masih mengantuk saat ini.

"Astaga, sudah jam 10 pagi, bisa-bisanya gue bangun jam segini" Stevan pun berlari menuju walking closed kemudian menuju kamar mandi.

Setelah bersiap-siap Stevan keluar dari kamar dan turun ke ruang makan, namun yang didapati adalah sepi, ia berjalan ke dapur dan melihat maid yang masih stand by di dapur. Stevan menghampiri maid tersebut.

"Bibi...." Ucap Stevan dengan menarik clemek dari belakang.

"Iya ada apa tuan muda?" Ucap bibi itu berbalik dan membungkuk agar menyamai tinggi Stevan.

"Kemana semua orang bi" tanya Stevan.

"Oh, kalau tuan besar sekarang sudah berangkat kerja, kalau non Clara dia sedang mengurus administrasi perpindahan sekolahnya di Indonesia dengan den Bastian tuan muda" ucap bibi itu.

"Apa ... perpindahan sekolah? Aku kok tidak diajak bi" ucap Stevan terkejut ia juga ngambek karena tidak diajak.

"Tadi kata tuan besar tuan muda sepertinya masih mengantuk jadi jangan diganggu dulu" ucap bibi itu menjelaskan.

"Ish....terus aku harus ngapain kalau mereka semua nggak ada dirumah " ucapnya sedih, pasalnya ia sangat tak ingin di tinggal di rumah sendirian, itu mengingatkannya dengan keadaan waktu ia menjadi Devan kecil.

Sebelum adik-adiknya lahir, orang tua yang notabene paman bibinya tak pernah sekalipun merawatnya, ia selalu dititipkan kepada pengasuh. Orang tuanya hanya pulang waktu ada acara besar dirumah, seperti ulang tahun kakek dan tahun Baru. Kalau ulang tahun Stevan mah kadang mereka tak ingat kalau kakek tidak menghubungi.

"Tadi tuan besar titip pesan, katanya nanti ada yang datang menemui tuan muda" ucap bibi membuyarkan lamunan Stevan.

"Siapa bi?" Ucap Stevan penasaran.

"Bibi juga kurang tau tuan"

"Oh....ya sudah kalau begitu bi, Stevan lapar ni, mau makan nasi goreng" kata Stevan

" baik tuan, silahkan tunggu dimeja makan ya" ucap bibi yang kini sudah bersiap-siap untuk memasak.

Stevan kemudian pergi untuk duduk di meja makan, ia melamun sambil menunggu makanan yang diinginkannya datang. Tak berselang lama, maid datang membawa nasi goreng yang diminta Stevan. Stevan pun makan dengan lahap. Setelah makan Stevan duduk untuk menonton tv diruang keluarga.

"Brum........" Suara mobil yang baru tiba.

Stevan mendengar suara mobil berhenti didepan mansion, ia pikir mungkin itu kak Clara dan Bastian. Stevan beranjak dari tempat duduknya dan berlari keluar untuk melihat mereka. Sampai dipintu ia dikejutkan dengan mobil Ferarri terparkir didepan mansionnya. Pemilik mobil kini turun dari mobil. Terlihat pemuda tampan yang menggunakan jas cream tanpa kemeja dan celana yang sama dengan aksesoris kalung menambah keindahan ciptaanNYA.

Pemuda itu adalah Sandra Abang kedua Stevan. Dilihat dari pakaiannya sepertinya baru saja selesai syuting. Andra kemudian menghampiri Stevan dan menggendong anak tersebut yang terbengong heran didepan pintu mansion.

Stevan B. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang