Bab 11

1.5K 105 1
                                    

Udah 3 hari sejak Stevan tinggal dirumah omnya....
Hari ini omnya akan kedatangan tamu penting, katanya sih teman dekatnya om Ardi selama berbisnis di indo. Mereka akan datang untuk makan malam bersama keluarganya omnya.

"Stevan, Ayuk main ayunan ditaman, Bastian bosen main didalam rumah terus nih" rengek Bastian yang menarik-narik tangan Stevan agar ikut dengannya.

"Nggak mau ih Abang, diluar panas, nanti Stevan jadi gosong terus nggak ganteng lagi dong" narsis Stevan.

"Bentar doang stev, Abang bakal beliin Stevan es krim duren deh nanti" ucapnya tetap kekeuh.

"Ih nggak mau Abang.....lagian Stevan nggak suka rasa duren tu" sahut kesalnya. Lagian ngawur aja Abang satunya, Stevan kan benci makanan yang berbau menyengat.

"Iya...udah iya...nanti Abang beliin apa yang Stevan mau deh" bujuknya lagi.

"Tau dah, bentaran doang loh" pasrahnya karena Bastian tak mau menyerah.

"Iya stev, Ayuk....."

"Em....."

Merekapun berlari menuju taman yang terdapat ayunan. Bukan Stevan yang lari tapi Bastian doang, kalau Stevan mah ditarik aja Ama Bastian, Mager anaknya.

"Sini stev, duduk kita main ayunan" tunjuk Bastian ke ayunan kosong disebelahnya.

Stevan yang melihat tingkah abangnya hanya bisa pasrah dan duduk disana. Mereka mulai bermain ayunan bersama.

Dalam kegembiraan bermain, mereka tak menyadari ada sinar laser merah yang mengarah ke pundak stevan.

"Dor......" suara tembakan terdengar nyaring didalam mansion.

Mereka yang mendengar hal itu segera berlari menuju ke arah suara itu, dan yang mereka lihat Stevan kini jatuh ke rumput dengan didekap Jerry pengawal keluarga nya. Bekas peluru tepat di samping mereka dan hampir mengenai Stevan.

(Kalian bingungkan siapa Jerry, baca bab awal-awal deh, Jerry pengawal Stevan yang baru bertugas kembali hari ini, dan yah Jerry ngelindungi Stevan diam-diam, jadi nggak ada yang tau kalau selama ini Jerry ngawasin Stevan)

"Stevan....kamu nggak papakan?" Tanya Ardi yang langsung menuju ke arah Stevan.

Stevan masih syok dengan tembakan itu dan tidak menjawab pertanyaan omnya. Jerry mengangkat tubuh Stevan dan menggendong koala.

"Stevan...stevan. kamu nggak papa? Maafin Abang nggak ngelindungi kamu...hiks ...." ucap Bastian sadar dari keterkejutannya dan melihat keadaan Stevan.

"Hush....Bastian...jangan nangis dulu ya...nanti kalau Bastian nangis Stevannya juga ikutan nangis Lo" tenang Ardi melihat anaknya juga ikut terkejut dan khawatir.

Stevan yang mendengarkan percakapan omnya dan Bastian menoleh dari gendongan Jerry.

"Ayah....Stevan nggak papa kok, Stevan cuma terkejut, tadi kalau Jerry nggak ngelindungi Stevan mungkin steva......"

"Hust....jangan ngomong gitu ya nak...Stevan pasti baik-baik aja, sekarang kita masuk dulu ya, kamu juga Bastian, kita ngomong didalam, Jerry bawa mereka masuk" titah Ardi

"Baik tuan"

Merekapun masuk ke rumah, melihat kepergian Stevan dan anaknya Ardi menyuruh semua bodyguard yang berjaga-jaga di rumahnya berkumpul.

"Apa-apaan kalian semua hah...., kenapa bisa terjadi seperti ini" marahnya karena kelalaian bodyguardnya.

"Maaf tuan, kamu kecolongan, orang itu bisa masuk kemarin karena ada pergantian shift tuan, jadi dia bisa lolos dari pengawasan kami" ucap ketua dari para bodyguard.

Stevan B. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang