Hai guys ketemu lagi, maaf ya kemarin lagi suntuk jadi males nulis, tapi tenang aja author kembali lagi nih......
Happy reading......Di depan mall terbesar di Indonesia tepatnya di Surabaya terdapat mobil Alphard hitam yang baru saja sampai di depan pintu mall. Penumpang mobil itu kemudian turun dan disaksikan banyak orang yang sedang berada di luar mall tersebut. Ya pemuda itu adalah Stevan dan Selden. Kini Stevan Tengah menggunakan pakaian baby blue yang terkesan sangat bayi dan menggemaskan. Sedangkan selden menggunakan kemeja putih serta celana jeans hitam yang menambah kesan tajam dan tampan pria tersebut.
"Ih bang, kok dari tadi mereka liatin kita ya, apa jangan-jangan karena Stevan ganteng ya makanya mereka klepek-klepek sama Stevan" pedenya saat melihat tatapan orang-orang yang melihat ke arah mereka.
Emang ya Stevan ini kalau nggak narsis sehari aja susah, udah persis sama abangnya Sandra........
"Iya in aja dek, yuk kita masuk...." ucap selden tak mau repot membatah kepada adiknya.
"Ish....Abang kok nggak seru... makanya jomblo, huh" kesalanya sambil berlari mendahului abangnya masuk ke dalam mall tersebut itu.
"Adek........ jangan lari-lari, tungguin abang........ nanti kemudian hilang" sambil mengejar Stevan yang sudah hampir jauh darinya.
tingkah mereka pun tak luput dari mata pengunjung yang ada di mall tersebut. Pasalnya Stevan bocah itu memang sangat menggemaskan ketika berlari apalagi ditambah pemuda yang berada di belakangnya sanagt tamvan sehingga menarik bagi kaum hawa.
Mereka pertama-tama berbelanja di toko baju yang terkenal di mall tersebut. Selden memberikan beberapa setel baju kepada adiknya.
"Bang udah ya, bajuku udah kebanyakan nih..." ucapnya sambil menunjuk baju yang di bawa oleh bodyguardnya.
"Belum adek, itu masih sedikit.....kamu juga belum beli sepatu sama sandal kan...kita cari dulu tokonya abis itu Abang ajak kamu ke lantai atas untuk nonton bioskop dan bermain..."
Bujuknya agar adeknya mau berbelanja lagi.
Sebenarnya selden masih ingin berbelanja beberapa pakaian untuk adiknya, namun dia merasa kasihan melihat adiknya mengeluh terus ketika ia meminta adiknya untuk mencoba baju yang ia belikan.Sampailah mereka di depan toko sepatu yang terbesar di mall tersebut. Banyak berbagai macam merk sepatu yang di tampilkan etalase. Sebelum memasuki toko tersebut tiba-tiba selden mendapatkan telepon. Ia menyuruh adiknya untuk masuk terlebih dahulu ke dalam toko dan ia akan menyusul.
"Dek kamu masuk dulu saja ada telepon penting kakak angkat dulu ya"
"Iya kak aku tunggu di dalam"
Stevan kemudian masuk ke dalam toko tersebut ia melihat-lihat sepatu yang dipajang di etalase. Tak sengaja ia juga ingin mengambil sepatu putih yang terpampang di etalase tersebut. Namun tiba-tiba sepatu itu diambil oleh seorang wanita yang membawa bocah yang kemungkinan seumur dengan stevan. Stevan yang tak terima melihat hal itu kemudian protes tindakan wanita tersebut. Sebelum itu, Stevan sudah menyuruh bodyguardnya berjaga di pintu toko dan tidak ikut campur urusannya sampai kakaknya kembali.
"Maaf ya bu, itu sepatu yang dari tadi berusaha untuk saya ambil, jangan sembarangan mau nyerobot barang orang dong" ketus Stevan tak terima.
"Heh bocah....ini sepatu mau saya ambil kek, mau saya buang itu nggak ada urusannya sama kamu, dan lagi bocah kaya kamu itu nggak punya sopan santun apa? Nggak pernah diajarin orang tuanya" sahut wanita itu dengan nada meremehkan.
Stevan yang mendengarkan hal itu mengepalkan tangannya. Ia merasa wanita ini sangat sombong dan semena-mena.
"Ibu kali...... yang gak punya sopan santun, kalau pun ada, ibu nggak bakal nyerobot barang yang udah jadi incaran orang lain, sebenarnya ibu lulus sekolah apa nggak sih...masa nggak ngalah sama anak kecil" sarkas Stevan karena ia benar-benar kesal dengan wanita itu, ingin sekali dia memukul wajahnya yang tebal dengan makeup itu namun ia urungkan karena laki-laki sejati tidak pernah memukul wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stevan B. [END]
Teen FictionBagaimana rasanya jika seorang Devan Indra Herlambang anak sulung dari keluarga Herlambang dinyatakan koma dan ternyata meninggal saat usianya genap 17 tahun? Hal ini sontak membuat keluarga Devan yang selama ini telah menjaga dan merawat devan sela...