Happy reading guys🎉🎉
"ABANG..........STEVAN DATANG" teriakan bocil kematian saat menuruni tangga itu. Padahal nih ya, rumah itu ada liftnya kenapa nggak naik lift malah naik tangga sih......huft......
Mendengar teriakkan bocil kematian, tiga orang pemuda yang sejak tadi sudah duduk di meja makan seketika menoleh ke arah suara.......
Mereka terkejut mendapati mahluk lucu nan imut sedang berjalan menuruni tangga dengan susah payah, setelah berhasil menuruni tangga bocah itu berlari Tuing....Tuing...Tuing....seperti balita yang baru belajar berjalan...
Mereka juga melihat ekor kelinci yang bergoyang ke kanan dan ke kiri mengikuti gerakan jalan si kecil. Sungguh nikmat mana yang kau dustakan tuhan......"Bang Andra...... kenapa idungnya merah-merah gitu" tanya Stevan ketika sampai di hadapan ketiga orang tersebut.
Andra yang mendengar hal itu segera menyentuh bagian bawah hidungnya, dan benar ternyata sudah ada darah mimisan. "Eh...ah...darah... sebentar ya dek, kakak mau ke kamar mandi" ucapnya sambil mengelap-elap hidung yang mimisan dan berlari menuju kamar mandi.
"Kenapa bang Andra idungnya keluar darah bang" tanya bocah dengan mata besar polosnya untuk melihat kedua abangnya yang masih menatap intens Stevan.
"Akhem........bukan apa-apa, mungkin kecapean abangmu itu" suara selden untuk mengakhiri keterkejutan melihat adiknya yang sangat-sangat adorable......
"Oh......" Stevan mengacungkan mulutnya membentuk huruf 0 dengan sangat lucu. Dalam hatinya berkata "huh, baru gitu doang udah mimisan, nanti aku kasih jurus andalanku, apa bisa masuk rumah sakit ya he...he....he...he..."
"Kemarilah ......." titah abang tertuanya kepada Stevan.
Stevan menurut dan menuju ke abangnya itu, kemudian dia diangkat dan dipangku oleh abangnya.
"Emm.....Stevan mau duduk sendiri boleh, nanti ganggu kakak makan" melihat Abang tertuanya itu dengan mata besar penuh kepolosan.
"Duduk disini dan diam" ucap abangnya sambil mengelus-elus pucuk kepala Stevan dengan sayang. Stevan yang mendengar si Abang tidak jadi untuk duduk sendirian.
Selang beberapa menit abang Andra keluar dari kamar mandi dan menuju tempat duduknya. Acara makan pun dimulai, Stevan kini telah disuapi oleh abangnya dengan sereal serta susu. Kegiatan makan itu berlangsung hening karena aturan di keluarga ini apabila makan tidak boleh berbicara.
Setelah makan mereka berkumpul di ruang keluarga, Mereka menonton televisi yang acaranya adalah kartun Tom and Jerry yang diperuntukkan bagi Stevan yang masih bocah.
"Bang Andra, apa Stevan bisa sekolah lagi" tanya Stevan kepada Sandra.
"Iya dek, kamu akan belajar homeschooling untuk mengejar ketertinggalan kamu sampai kamu lulus dari sekolah dasar"
"Yah nggak asik dong bang, aku kan juga pengen punya temen di luar masa aku harus belajar di rumah sih" gerutu Stevan sambil memanyunkan bibirnya.
"Sabar ya dek, kamu kan udah koma selama 4 tahun jadi kamu harus homeschooling dulu, kami juga khawatir kalau kamu sekolah di sekolah umum. nanti kalau kamu sudah lulus sekolah dasar kami daftarkan di sekolah SMP terbaik di kota ini" ucap Sandra sambil mempuk-puk kepala Stevan.
"Apa kamu mau ke Inggris bareng kakak Stevan" ucap tiba-tiba dari seorang selden. Ia memang Sekang berada di universitas ternama di sana, namun dalam waktu dekat ia akan menjalani pertukaran pelajar ke inggris selama setahun. jadi dia bisa mengajak adeknya itu ke inggris.
"Enggak ah, di sana masih asing Stevan belum bisa terlalu lancar bahasa Inggris" Stevan memang bisa berbahasa Inggris dengan lancar namun untuk menutupi hal itu ia berpura-pura tidak terlalu bisa berbicara bahasa Inggris karena dia masih belum sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stevan B. [END]
Fiksi RemajaBagaimana rasanya jika seorang Devan Indra Herlambang anak sulung dari keluarga Herlambang dinyatakan koma dan ternyata meninggal saat usianya genap 17 tahun? Hal ini sontak membuat keluarga Devan yang selama ini telah menjaga dan merawat devan sela...