1 : Rasa Asam

411 37 1
                                    

"Aku telat! Aku telat!"

Seorang gadis turun begitu cepat, dia melompat pada tangga terakhir menuju motor kesayangan yang lunas dua bulan yang lalu.

"Ini jam berapa lagi? Jam 8? Semoga nggak macet!" Buru-buru dia pergi menuju tempat yang telah membantunya hidup menjadi manusia yang lebih baik apalagi jika bukan tempatnya bekerja.

Dia membelah kota yang begitu ramai dengan kecepatan di atas rata-rata. Setidaknya jika telat itu tidak akan lebih dari 30 menit.

"Hijau! Hijau! Nahhh..."

Dia terus melaju kencang, dia harus cepat sampai sebelum bos besarnya memberikan tanduk di atas kepala.

Citttt...

"15 menit! Kamu ini niat kerja nggak sih Binar?"

"Maaf Pak Yuda." Binar menunduk dalam.

"Cepat bawa yogurt ke Perumahan Widuri. Kamu ini kebiasaan Binar! Ini udah beberapa kali kamu telat! Kamu ngapain aja sih semalam?" Tanya Pak Yuda kesal.

"Biasa pak! Game aja sih!" Binar tersenyum kecil.

"Game? Anak perempuan kayak kamu main game? Jangan-jangan game yang 'itu' lagi!"

Binar menggelengkan kepalanya cepat-cepat, tidak mungkin dia memainkan game yang mempertaruhkan uang itu walau game yang dimaksud game biasa kalau sudah menggunakan uang palsu jatuhnya tetap haram. Dia masih anak baik-baik yang tentu saja hanya membeli beberapa skill untuk game nya saja.

"Nggaklah pak! Saya ini nggak main game gituan. Main LM! Itu lah pak! Ya udah saya pergi bawa yogurt dulu!" Binar masuk ke dalam dan mengambil produk yogurt.

"Hah! Pokoknya kamu harus antar semuanya ke Perumahan Widuri. Kalau security-nya larang kamu masuk. Bilang aja kamu antar pesanannya Pak Wajendra!"

"Siap!" Binar memasukan daftar alamat pelanggannya ke dalam tas.

Apakah tempat itu kawasan orang kaya? Binar naik ke atas motornya dan bersiap untuk pergi menuju perumahan para elit itu. Binar tahu tempat itu tapi hanya sampai pada depan pintu masuk saja.

"Antarkan baik-baik barangnya! Jangan sampai ada yang rusak! Susah masuk kesana!" Peringat Pak Yuda.

"Iya-iya pak! Tenang aja, saya udah profesional jadi pengantar yogurt. Saya pergi dulu ya pak! Ayo Tejo! Kita pergi!" Binar melajukan motor kesayangannya.

"Hah! Moga aja dia nggak salah alamat."

🐳🐳🐳

Binar melihat banyaknya rumah yang begitu besar dan megah. Jiwa miskinnya sangat meronta-ronta di kawasan elit ini. Apakah dia sudah berpindah ke dunia lain? Kenapa semuanya tampak bak istana di film-film kerajaan? Binar berhenti dan melihat alamat di daftar pelanggannya.

"Namanya juga mahal-mahal ini! Gimana caranya Pak Yuda dapat customer di tempat ini? Aku kan bingung masuknya gimana. Ada penjaganya lagi dimana-mana. Oke, Binar! Kita hanya antar barang aja! Jangan takut, jangan panik!"

Binar menyemangati dirinya sendiri dan pergi dari satu customer ke customer lainnya. Sebagai seorang pengantar yang profesional, dia harus tetap tersenyum bahkan kepada anjing sekalipun.

"Hai!" Sapa Binar.

"Gukkk... Gukkk..."

"Waduh... Galak!"

"Gukkk... Gukkk..."

"Tenang ya bestie, kita kan temen nih. Aku nggak jahat kok, cuma anterin yogurt aja! Tolong dong panggilin yang punya rumah! Ini dimana lagi penjaganya. Pak! Bu! Permisi!"

Lakeswara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang