16 : Liburan Sementara

40 13 1
                                    

Hari 7, Kediaman Wajendra

"Senangnya dalam hati, ngok! Jika bersuami dua! Senangnya dunia... Lama-lama aku kok mirip Bang Halim? Dia jadi pengaruh buruk nih!" Binar menuruni anak tangga begitu pelan.

Hari ini apa yang ingin dia lakukan? Apakah seseorang akan menjemputnya lagi untuk berkunjung ke rumah mereka? Binar mengangkat bahunya. Pagi yang cerah ini dari ingin makanan mie rasa soto! Pasti sangat enak!

"Mie kuah enak banget!"

"Selamat pagi Binar!" Sapa Wajendra.

"Pak Wajendra? Selamat pagi!" Binar tersenyum menghampiri Wajendra.

Sepertinya dia sudah sangat lama tidak melihat Wajendra. Padahal baru dua hari ini dia begitu sibuk pergi. Walau nyatanya setiap hari mereka juga jarang untuk bertemu. Apalagi Wajendra begitu sibuk bekerja di kantor dengan usianya yang begitu senja begitu juga dengan Binar yang terus pergi.

"Besok Keluarga Mahapraja akan menjemput kamu! Hari ini kamu bisa berlibur, anggap saja hari minggu adalah liburan kamu."

"Apa?" Binar tidak salah dengar bukan?

Jadi dia bisa liburan? Tapi Binar tidak tahu harus melakukan apa. Biasanya juga dia hanya berada di kost bermain game. Tidak ada bedanya hari liburannya dengan kehidupannya sekarang. Mungkin bermain game saja!

"Kamu bisa pergi kemanapun, minta Sakti untuk menemanimu! Kamu juga butuh waktu bukan untuk libur?"

Binar tersenyum semakin cerah, tapi jika pergi dimana tempat yang tepat untuknya liburan? Karena sejujurnya Binar tidak tahu banyak tempat menyenangkan selain warnet game atau toko game.

"Apa Pak Wajendra juga hari ini libur? Saya rasa Pak Wajendra juga butuh hiburan seperti saya! Gimana kalau kita pergi pak!" Usul Binar.

Siapa tahu Wajendra memiliki tempat menarik untuk dikunjungi.

"Pergi?"

"Iya! Kalau dipikir-pikir saya tinggal disini udah seminggu tapi saya nggak terlalu kenal sama Pak Wajendra sendiri. Saya disini kan numpang tinggal. Saya juga mau tanya sesuatu! Tapi... Tapi kalau Pak Wajendra sibuk!   Juga nggak apa-apa pak! Hehe..." Binar memainkan tangannya gugup.

Dia juga ingin tahu bagaimana Pak Wajendra sebenarnya. Juga Binar sangat ingin bertanya tentang Lakeswara.

"Kalau begitu kamu mau pergi dengan saya ke sesuatu tempat?"

"Ke tempat mana?"

🐳🐳🐳

"Kok nggak dapat-dapat sih! Ikannya pada ilang atau mainnya nggak disini?"

Binar menunggu dengan sabar ikan yang akan muncul terkecoh umpan palsunya. Bukannya lebih baik menggunakan umpan asli? Tapi sekarang dia bukan berada di danau tapi laut!

Laut!

"Mas Sakti! Pak Wajendra dapat belum?" Tanya Binar tidak ingin kalah dengan seorang pria berumur banyak.

Harga dirinya sebagai anak muda akan tercoreng jika tidak mendapatkan apa-apa!

"Belum!"

"Bagus! Nah, Mas Sakti kalau saya tanya jawab ya! Suara Mas Sakti bagus kok cuma nggak matching aja sama wajah sangar Mas Sakti. Omong-omong Mas Sakti nggak mau mancing?" Tanya Binar.

"Saya awasi Non Binar!"

"Awasin apa? Kita itu di laut, di atas kapal mahal! Apa yang perlu diawasin coba?"

Binar terdiam melihat umbul-umbul pancingnya mulai tenggelam. Buru-buru dia mengangkatnya dan memutar sebar begitu cepat. Apakah dia akan mendapatkan ikan besar? Apakah akhirnya dia akan menang melawan Wajendra?

Lakeswara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang