Hari 9, Rumah Sakit
"Tirta! Ngapain kesini?"
"Jenguk Kak Binar!" Tirta datang membawa buah dan makanan ditangannya.
"Telat! Saya mau pulang ke rumah! Udah kamu pulang aja! Saya juga mau pulang soalnya!"
"Kok cepet? Bukannya Kak Binar sakit?"
"Lagian saya cuma pingsan kemarin!" Binar mengikat rambutnya dan melihat wajahnya yang baik-baik saja di cermin.
Semalam dia tidak bisa tidur karena akan pulang pagi ini. Masalahnya adalah dia belum pernah bertemu dengan Wajendra! Pasti dia sedang menunggu Binar di rumah dengan wajah marah. Binar sampai bermimpi melihat wajah marah Wajendra dan itu mimpi paling mengerikan bagi Binar.
"Serem!"
"Ya udah saya ikut Kak Binar aja!" Putus Tirta.
"Ikut?"
"Iya! Ke rumahnya Tuan Wajendra! Pokoknya saya ikut! Saya kesini kan mau jenguk Kak Binar! Masa Kak Binar pulang gitu aja!"
Binar nampak berpikir dan melihat Tirta dari atas ke bawah. Sepertinya tidak apa-apa membawa Tirta pulang bersama. Dia juga takut menghadapi Wajendra sendirian. Mungkin dengan adanya Tirta, Binar bisa selamat dari amukan Wajendra.
"Oke! Tapi kamu nggak dicariin kan sama ayah ibu kamu?"
"Mereka sibuk! Saya di rumah juga sendiri! Padahal saya mau ajak Kak Binar main game!"
"Game apa?"
"PS5!"
"Baiklah nak! Mari jadi teman baik! Umur kita cuma beda 4 tahun! Kita bisa jadi teman yang baik! Aku bakalan jadi kakak baik kamu!" Binar menepuk kedua pundak Tirta dengan senyuman paling baiknya.
🐳🐳🐳
"Huh... Hah..."
"Kenapa nggak masuk kak?" Tanya Tirta.
"Aku lagi siap-siap!" Binar memegang gagang pintu begitu kuat.
Dia harus masuk sekarang atau tidak sama sekali. Binar menarik nafasnya dalam-dalam dan membuka pintu selebar mungkin. Dia siap untuk segala resiko yang akan dia hadapi!
"Selamat datang Nona Binar!" Semua pelayan menyambut kedatangan Binar.
Binar mengerjapkan matanya melihat semua orang sedang menyambutnya termasuk para pengawal. Bukan hanya itu ada Wajendra yang sedang tersenyum pada Binar. Tokoh paling Binar hindari ternyata berada di rumah. Apakah Wajendra tidak bekerja?
"Hai, semua!" Sapa Binar.
"Maaf Binar! Saya belum bisa datang untuk temani kamu di rumah sakit kemarin. Ada hal yang harus saya urus. Terima kasih Sakti telah menjaga Binar untuk saya!" Wajendra melihat ke arah Sakti yang berdiri di belakang Binar.
"Iya tuan!"
"Bagaimana keadaan kamu? Kamu sudah merasa baik?" Tanya Wajendra mendekati Binar.
"Ba-ik!" Binar menunduk takut-takut.
Apakah Wajendra akan memarahinya seperti di dalam mimpinya?
"Saya senang kamu sudah baik-baik saja. Setelah ini tidak ada lagi yang akan menjemput kamu dengan helikopter atau sesuatu yang akan membahayakan nyawa kamu! Tidak ada lagi hal seperti itu kedepannya. Termasuk pawai itu! Maafkan mereka yang buat kamu terkejut sampai seperti ini! Ini salah saya yang tidak bisa menjaga kamu! Maafkan saya Binar!"
"Ini bukan salah Pak Wajendra! Ini karena saya yang takut terus pingsan! Tapi saya merasa nggak keberatan sama cara penjemputan mereka. Emang rasanya aneh tapi saya menikmatinya pak! Jadi jangan salahkan mereka! Saya sekarang baik-baik saja! Hehe..." Binar tersenyum canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakeswara
RomansaBagaimana jadinya jika kamu berada diantara orang kaya yang gila kekuasaan? 🐳🐳🐳