22 : Tidak Sesuai Harapan

40 8 4
                                    

Hari 11, Kediaman Wajendra

"Mas Sakti! Hari ini enaknya ngapain?" Tanya Binar menatap kamarnya tidak tahu harus melakukan apa.

Apakah harus pergi ke salah satu perusahaan atau berhenti sejenak untuk melihat situasi yang ada? Binar tersenyum dan bangkit. Bukankah dia harus tahu tentang semua keluarga itu lebih dalam lagi? Keluarga Kamandaka sangat sulit untuk ditemui bahkan dia sudah mengirimkan surat secara khusus dibantu Sakti. Tinggal menunggu jawaban suratnya saja.

"Mas Sakti! Ayo pergi diam-diam aja, jangan sampai orang-orang tahu kita pergi!"

"Pergi kemana nona?" Tanya Sakti.

"Rumahnya Tirta! Aku mau main game!" Lebih baik menyibukkan diri dengan mengenal keluarga Tirta lebih jauh lagi!

Mungkin dia akan mendapatkan pandangan dari datang dua kali ke rumah itu. Dia ingin tahu tentang Pramana dan Rasmi, apakah mereka tidak memiliki keinginan menjadi Lakeswara? Binar sangat ingin tahu kenapa mereka tidak begitu tertarik pada Lakeswara.

🐳🐳🐳

"Kak Binar?"

"Hai! Kamu lagi sekolah?" Tanya Binar tersenyum di depan pintu.

"Iya! Kakak ngapain kesini?" Tanya Tirta.

"Main! Masih lama kamu sekolah, aku tungguin ya! Nanti kita main game PS5!"

Tirta memperhatikan jam ditangannya dan melihat Binar yang datang begitu mendadak. Dia menyipitkan matanya dan mengamati pakaian yang Binar gunakan.

"Terus ngapain kesini pakai baju kayak gini!" Tunjuk Tirta pada gaun yang digunakan Binar.

"Stttt... Aku diam-diam datang ke rumah kamu! Kamu nggak tahu aku rasa was-was kalau mau keluar rumah. Ayah sama ibu kamu di rumah?" Tanya Binar melihat ke dalam rumah yang sepi seperti biasa.

"Ayah lagi pergi, ibu biasa arisan! Masuk, kak! Aku nggak akan lama, aku harus kerjain tugas dulu nanti kita main!"

"Oke! Sana belajar yang rajin!" Binar mendorong tubuh Tirta untuk segera menyelesaikan tugas sekolahnya karena sudah pasti Binar sangat ingin memainkan game bersama anak laki-laki itu.

Untuk membuat otaknya menjadi lebih segar dia butuh refreshing dengan bermain game mahal! Binar tersenyum lebar, tujuannya datang bukan hanya itu saja. Ada tujuan lain yang akan Binar lakukan!

🐳🐳🐳

"Anj*r! Susah! Game apa sih ini?"

"Kan udah di jelasin ini game zombie! Bantu bunuh disana, tuh kan udah naik semua! Di belakang juga kak!" Teriak Tirta.

"Arghttt... Lho kok banyak! Mas Sakti ikutan juga! Mampus!"

Mereka berdua terus berteriak-teriak melawan banyaknya zombie yang menyerang mereka dari segala sisi. Depan belakang kanan kiri bahkan dari atas juga. Binar memainkan playstationnya begitu heboh sendiri bahkan Tirta tidak kalah menggerakkan tangannya begitu cepat.

"Cepat! Cepat! Tutup pintunya Tirta!"

"Sabar dong!" Tirta berusaha keras menutup pintu dengan kode-kode.

"Tambah banyak! Ini level hard ya?" Tanya Binar melemparkan banyak bom.

"Bukan! Ini level easy!"

"Masa sih? Level hard yang mana lagi dong! Cepat-cepat tutup pintu! Kalau udah kita harus pergi!"

"Oke-oke! Udah!" Tirta berhasil menutup pintu untuk mereka pergi.

Lakeswara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang