Settantuno [71] Finale

804 28 4
                                    

"Azrai lapor, Dyan sudah selamat dibawa keluar".

Mendengar akan itu membuatkan Daren menghela nafas lega. Kini Daren berdiri betul-betul di hadapan pintu bilik utama. Daun pintu di tendang kuat dan terus dia menerombos masuk. Terkejut beruk dia melihat aku yang tertiarap lemah di atas lantai dengan baju aku yang koyak-rabak dan rambut kusut masai. Daren menatap wajah aku yang lebam dan berdarah di banjiri air mata.

"Finally! Kau sampai juga dekat sini"sahut Putra.

Daren mengepalkan tangannya sehingga menimbulkan segala urat di tangannya. Wajahnya di angkat memandang Putra yang tersenyum sinis dengan pandangan membunuh.

"BINATANG!!!"amuk Daren terus melepaskan tumbukan pada Putra . Pantas Putra mengelak tumbukan itu dan terus menendang Daren sehingga Daren jatuh ke lantai.

Daren memegang perutnya bekas tendangan Putra. Aku hanya mampu memejamkan mata dan mengalirkan air jernih. Aku sudah tidak terdaya untuk bangun. Tenaga aku sudah habis di belasah oleh Putra.

"Oi! Bangun!"kata Putra angkuh. Daren kembali berdiri menghadap Putra.

"Sekarang ni, kau lepaskan segala perkakas bodoh kau tu dan one by one dengan aku"arah Putra.

Tanpa banyak kata, Daren turut. Segala kelengkapan dibadannya di tanggalkan. Kekudanya di buka dan kedua tangannya di angkat ke udara dalam keadaan sedia. Daren menoleh ke arah aku sekilas. Bara di hatinya kembali di simbah minyak. Dia mengorak langkah maju dan mula menyerang Putra.

Tumbukan demi tumbukan di layangkan. Setiap tumbukan itu di tepis dan dihadang oleh Putra. Oleh keran Putra merupakan bekas rakan setugasnya, segala pergerakan Daren sudah dapat dibaca.

Satu tumbukan melayang di wajah Daren membuatkan tubuh Daren terdorong ke belakang. Rasa sengal di tulang pipinya terasa. Putra menarik senyum sinis dan angkuh.

Giliran Putra untuk menyerang. Tumbukkan dan tendangan di layangkan. Pantas Daren menghalang. Daren mengangkat kakinya lalu melepaskan tendangan hadapan di bahagian perut Putra sehingga badannya terdorong ke belakang melanggar almari buku. Putra menyeringai kesakitan.

"Tak guna!"amuk Putra lantas menyerang Daren.

Aku sekadar melihat sahaja pertempuran mereka. Tika ini, aku hanya ingin berehat dan menamatkan segala kesakitan yang aku rasai saat ini. Pada waktu yang sama fikiran aku memikirkan Dyan. Adakah dia sudah selamat?.

Pasang lagu di atas.

Dyan menarik lengan Azrai. Azrai yang berbicara dengan rakan setugasnya melutut menghadap Dyan.

"Uncle Uda, mummy dan daddy mana?"soal Dyan.

"Daddy tengah selamatkan mummy dekat dalam"ujar Azrai.

Mendengar akan itu, Dyan pantas berlari ke arah mansion itu kembali sambil terjerit-jerit memanggil aku dan Daren. Azrai turut berlari mengejar Dyan. Tubuh kecil Dyan di pegangnya erat menahan dari menghampiri Mansion itu.

"Uncle Uda! Dyan nak mummy! Dyan nak Daddy!"ronda Dyan habis tangan Azrai di pukul, di cakar dan di gigitnya.

"Dyan, Dyan. Nanti daddy bawa mummy balik. Uncle janji.

"Azrai masuk azrai"satu suara menyapa melalui alat komunikasi.

"Azrai here. Teruskan"sahut Azrai masih lagi memegang Dyan yang meronta-ronta.

"Rai, kau tolong jaga Dyan untuk aku. Kau jaga dia macam anak kau sendiri"tutur Daren lemah. Suaranya bergetar menutur kata.

"Weh! Asal ni. Daren! Jawab aku!"tempik Azrai.

Avyren [✔️]Where stories live. Discover now