A/N :
bab ini adalah salah satu part tambahan yang aku tulis dalam tahap revisi, sehingga nggak ada di naskah Angkatan Tua yang lama.
jadi buat kamu yang lagi ada di sini sekarang, selamat! kamu beruntung! terima kasih sudah bersabar sama aku yang kureng konsisten ini, dan selamat membaca 🫰🏻
**
Banu berkutat di meja kerja dalam kamar pribadinya sambil memain-mainkan selembar kertas. Sudah terlihat cukup lusuh karena dibuka-lipat berkali-kali. Di secarik kertas kecil itu tertulis; List dosa-dosa Bahari Nugraha.
Lelaki itu kembali membaca ulang tulisan tangan Bina di sana, yang entah sudah berapa juta kali dia ulangi bagaikan merapal mantra pada kertas keramat. Sialan. Mau berapa kali pun, jantungnya masih berisik dengan debat yang abstrak.
Banu pun mengerucutkan bibir tanda berpikir, lalu memutuskan mengambil sebuah bolpoin dan mulai menulis balasan di bagian belakang kertas keramat itu, membebaskan argumen dan beban pikirannya.
Sekelebat ingatan tentang hari-hari awal pertemuan mereka pun menemani isi kepala Banu selama menulis.
List dosa-dosa Bahari Nugraha:
1. Dia telat!! Bikin orang lain nunggu. Buang-buang waktu!
Ya maaf, Bin. Waktu itu aku lagi sibuk di rektorat, terus pas otewe kejebak macet. Lagian kamu nunggu di kafe, kan? Harusnya nggak terlalu gabut, bisa makan-makan sambil minum kopi kesukaan kamu.2. Dia nabrak kepala aku kemarin kapan hari itu. Sakit tauk!
Nggak sengaja, Bina. Maaf ya.3. Kayak stalker, ngide nge-chat padahal aku nggak pernah ngasih nomer ke dia. Dapet dari mana ya? Grup Angkatan? Apa minta Pak Pran? Duh. pengen kublokir tapi masih butuh buat bimbingan :<
Did you think so? Maaf kalo gitu, Bin. Aku desperate kayaknya, nggak mau ngelewatin kesempatan. Sayang banget kalau kamu harus ilang lagi. Oh iya, aku memang dapat nomormu dari Pak Pran. Jangan diblokir dong ….4. Nyebelin + sok pinter.
Kamu lagi PMS, Bin? Atau kamu amnesia? Aku kan memang pintar dari lahir. Hehe canda.5. Sok kegantengan, nolak + ngenghosting orang waktu SMA. Kecil-kecil dah jd fakboy!
Waduh, ini sih tuduhan yang cukup berat. Tapi makasih kalau kamu pikir aku ganteng.6. Kang tikung dan pengkhianat! Dia ngambil jurusan kuliah yang aku incar, studi ke luar negeri hanya karena mau dan mampu—nyebelin banget gak sih?!
Kalau yang ini sih kayaknya perlu klarifikasi langsung nih, Bin. If only you knew kalau alasan aku waktu itu ….7. Ngilang bertahun-tahun cuma untuk muncul lagi. Nanggung. Kenapa gak ilang sampe kiamat aja?!
Kamu kalau lagi kesal nyeremin banget ya, Sabina.8. Nyebelin
Maaf.9. Ngeselin
Maaf (2)10. Bikin geregetan, pengen nyakar mukanya!
Takut banget.Banu tersenyum, lalu menggigit bibir. Aneh sekali dia, berlagak seperti orang yang tidak lurus jiwanya.
Senangkah dia, diperhatikan Bina setiap gerak-geriknya secara detail, di hari pertama mereka bertemu?
Salting-kah dia, dinilai dengan negatif tapi tetap lucu, tanda minat dan perasaan Bina tak sepenuhnya surut sejak dulu?
Sedihkah dia, karena ternyata selama ini sudah menyakiti Bina dengan (atau tanpa) sengaja? Hal-hal yang remeh sampai berat, rasanya ingin dia tebus semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkatan Tua (𝘌𝘕𝘋)
Lãng mạnBina dan Banu. Dua orang yang saling suka, namun jalan hidupnya beneran beda. Sabina Eka Gayatri, gadis dengan prestasi akademik minimalis. Kuliah 14 semester nggak kelar-kelar. Molor seperti jam bangun paginya. Suatu hari, Bina dipanggil ketua juru...