17 : Kesempatan emas

1.8K 275 63
                                    

Hargai karya author dengan cara menekan bintang and comment



— Unfall —

Botol minuman berserakan di atas lantai yang dingin itu, bau alkohol menyengat membuat siapapun yang masuk kedalam kamar itu akan merasa mual. Tetapi ada satu makhluk hidup yang sepertinya tidak terganggu oleh bau alkohol tersebut, dia adalah Taehyung. Pria itu duduk di lantai dengan punggungnya yang dia sandarkan ke kasur.

Pria itu mabuk berat, tubuhnya berantakan, wajahnya juga nampak berantakan, terlihat menyedihkan sekali. Sesekali pria itu mendongak untuk meneguk minuman keras yang ada di genggamannya langsung dari botol. Sesekali bibirnya bergumam tak jelas dengan mata yang masih terpejam.

Ponselnya lagi-lagi berbunyi dan panggilan itu dari Jisoo, entah sudah berapa puluh kali wanita itu meneleponnya namun Taehyung tidak mengangkatnya sama sekali. Bibir Taehyung bergetar ketika lagi-lagi dia mengingat kejadian beberapa jam lalu. Pria itu kemudian terisak sembari menghapus lelehan air matanya dengan punggung tangan. Taehyung begitu hancur saat ini, dan semua ini karena Jennie. Hanya wanita itu yang mampu membuatnya menangis seperti bocah idiot.

Pintu tiba-tiba terbuka dan sosok Jisoo terlihat dengan wajah khawatirnya. Wanita itu segera menghampiri Taehyung dan meraih wajah pria itu.

"Ya tuhan, apa yang terjadi pada mu?" Jisoo lalu mengedarkan pandangannya keseluruhan sudut kamar dan menemukan banyak botol alkohol yang sudah kosong.

"Kenapa kau pulang tanpa memberitau ku? Dan sekarang kau mabuk?" Jisoo menghela napas lelah. Taehyung menepis tangan Jisoo dari wajahnya.

"Tinggalkan aku sendirian."

"Dan membiarkan mu mati oleh alkohol itu?" Jisoo dengan segera merenggut botol yang hendak Taehyung teguk lagi membuat pria itu menggeram marah dan mendorong tubuhnya.

"Jangan berani menghentikan ku, sialan!"

"Sudah cukup Kang Taehyung! Hentikan semua ini! Dia sudah memiliki suami dan anak! Dia sudah tidak mencintai mu lagi!" Taehyung menggelengkan kepalanya, dan menatap Jisoo dengan mata berkaca-kacanya.

"Tidak, Jennie hanya milikku, dia milikku. Jennie tidak boleh menjadi milik pria lain. Jennie hanya milikku." Jisoo menatapnya sendu, wanita itu lalu membawa kepala Taehyung kedalam pelukannya.

"Dia sudah menjadi milik orang lain."

Dan tangisan Taehyung pecah, pria itu terisak-isak dalam pelukan Jisoo sampai gaun yang wanita itu pakai jadi basah karena air mata. Di sela tangisannya Taehyung terus meracau kalau Jennie adalah miliknya, hanya miliknya seorang. Membuat hati Jisoo berdenyut amat sangat nyeri.

Kini Jisoo benar-benar sadar seberapa besar rasa cinta yang Taehyung miliki untuk Jennie sehingga dia tak mampu membuka pintu hati Taehyung barang sedikit pun. Melihat Taehyung sehancur ini sudah pasti Taehyung begitu sangat mencintai Jennie sampai pria itu rela mencarinya selama bertahun-tahun ini.

Taehyung melepaskan pelukan Jisoo  kemudian berdiri, dia mengusap air matanya lalu meraih ponselnya yang berbunyi. Satu pesan alamat dari anak buahnya yang Taehyung baca sebelum berjalan menuju pintu kamar dengan langkah sempoyongan.

Taehyung menyusuri trotoar tanpa mempedulikan tatapan orang-orang yang terlihat miris menatapnya. Langkah Taehyung saat ini membawahnya kesebuah halaman rumah sederhana. Ketika dia mengecek kembali alamat yang dikirim anak buahnya Taehyung berjalan masuk kedalam perkarangan rumah itu.

Menabrakan dirinya pada pintu itu sebelum  mengetuknya, untuk beberapa saat tidak ada jawaban dari pemilik rumah sehingga Taehyung mengetuknya lebih kuat.

Unfall ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang