Sore ini Raihanah dan kedua sahabatnya pergi ke vila hanya untuk menenangkan pikiran yang telah belakangan ini sangat tertekan akan semua insiden yang telah terjadi.
Sesampainya di sana suasana vila kini sangat berbeda amat ramai orang yang mengunjungi. Memang vila itu umum akan tetapi, biasanya jarang orang yang datang ke sana.
"Wow ! Satya, Devika sore ini sangat ramai anak kecil bersama orang tuannya dan tentunya anak remaja sebaya juga" sahut Raihanah
"Kau benar Rai --- ayo kita duduk di tempat biasa" timbal Devika
"Aku berharap semoga di sana tidak ada siapa-siapa yang duduk" sahut Satya
"Ah kau ini kalo ada yang duduk memang apa masalahnya ?"
"Enggak sih Rai cuma ya uda terlanjur nyaman duduk di sana kalo pindah ke lain tempat rasanya pasti berbeda dan harus beradaptasi lagi"
Kini tempat itu sudah ada di depan mata dan untungnya di sana tidak ada orang yang menempatinya karena, mereka sibuk berpose dengan bunga dan tumbuhan lain. Hal itu membuat kami sangat bahagia dan segera berlari untuk menuju tempat itu sebelum ada yang menempatinya.
"Hah syukurlah enggak ada yang tempati, jadikan kita bisa bersantai di sini sembari melihat pemandangan yang asri" sahut Satya kembali sebelum ada yang mencela.
"Iya deh iya terserah kamu aja — lagi pula aku mau duduk di sini atau di tempat lain tidak masalah kok" timbal Raihanah santai
"Iya kamu benar — Satya nya aja tuh yang ribut !"
Selain banyak orang yang berkunjung ternyata di sana juga terdapat banyak pedagang asongan. Berbagai macam jajanan anak begitu menghiasi vila dan bukan itu saja akan tetapi, bakso, sate dan masih banyak lagi.
"Satya kita pesan bakso yuk ke sana" sahut Devika
"Ah kamu aja sama Raihanah — aku mau di sini saja — titip oke"
"Ish ! Iya deh iya — ayo Rai"
"Hm"
Mereka mulai berjalan dengan santai dan gembira karena, mereka belum pernah melihat hal ini sebelumnya di vila.
"Mas pesan baksonya tiga ya"
"Iya Neng"
"Mas bihun toge sayur ya dua — kalo kamu gimana Rai ?"
"Mm... jangan pake mie oren yang licin itu aja ya Mas"
"Siap"
"Nanti antarkan ke sana"
Mereka mulai berjalan kembali, kali ini Devika berjalan di depan Raihanah membuat Raihanah merasakan sesuatu yang tidak beres namun, ia tetap berjalan mengekori.
Selang beberapa lama akhirnya bakso sudah ada di tangan. Tanpa berpikir panjang mereka langsung menyantapnya dengan bahagia.
***
Saat di satu sisi Raihanah dan kedua temannya berbahagia, di sisi lain Cinta sedang menyusun rencana untuk mencelakai Raihanah. Oleh karena itu ia membayar seseorang untuk mengawasi gerak-gerik Raihanah.
"Halo — awasi terus wanita itu jangan sampai ia lolos dari pengawasanmu" kini pemikiran jahatnya mulai meraja rela hanya karena ingin mendapatkan cinta Pak Ilyas. "Hah Raihanah, kau hanya muridnya yang baru ia temui enam tahun yang lalu di SMP bisa-bisanya kau memikat cinta pertamaku, maka siap-siap hari ini seluruh keluargamu akan menangis"
***
Perut mereka sekarang sudah kenyang akan tetapi, karena masih penasaran dengan semua jajanan di sekitar jadi, Raihanah akan membeli minuman yang berada agak jauh dari pandangan kedua sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Biasa
Fanfiction🍉Selamat Membaca🍉 Cinta segitiga antara dua guru pria dan seorang siswi SMK sedangkan kedua guru tersebut tidak lain adalah guru SMP-nya dulu. Sebut saja Raihanah, ia adalah seorang siswi yang lugu dan pendiam, sangat anti dengan keramaian. Sedang...