Kembalinya Dirimu

2 2 0
                                    

Berbeda dengan Satya yang bermimpi menikah dengan Devika pagi ini Pak Ilyas tengah bersiap-siap untuk berkencan bersama pujaan hatinya.

Sembari memandangi cermin Pak Ilyas hanya bisa tersenyum berharap ia bisa mengulang semua dari awal. Karena kegagalan satu tahun lalu bukan berarti tahun ini ia menyerah.

"Bismillahirrahmanirrahim — semoga hari ini lancar tanpa ada kata gugup"

Segera ia keluar menghampiri motor yang tengah dipanaskan sebelumnya. Iya motor, karena semenjak kejadian di mana motornya rusak karena kecelakaan ia tidak tinggal diam. Setelah ingatannya kembali sepenuhnya ia ingat bahwa dirinya memiliki tabungan di bank dengan bantuan Pak Galih dirinya bisa membeli motor itu.

***

Di sisi lain Raihanah tengah menata kerudung panjangnya supaya terlihat rapi dan sedap dipandang. Namun, tetap sopan sebagaimana wanita Muslimah yang berjilbab harus menutupi bagian depan dan juga belakang.

Beberapa saat Raihanah tengah keluar dari kamar menghampiri kedua orang tuanya untuk berpamitan.

"Mama .. Papa .. Rai berangkat dulu ya"

"Iya Sayang — hati-hati ya"

Setelah menyalami keduanya Raihanah bergegas keluar menerobosi gang untuk menunggu angkutan umum.

***

Sesampainya di tempat makan Pak Ilyas memarkirkan motor terlebih dahulu. Tidak lama ia memesan tempat duduk khusus berdua dengan tema romansa.

Sembari menunggu Raihanah di luar seperti biasa Pak Ilyas berusaha beristigfar untuk mengatur detak jantungnya yang terasa berbunga-bunga.

***

Beberapa menit berlalu wanita pujaan yang Pak Ilyas tunggu kini tengah hadir dengan busana yang sangat cantik dan sederhana. Dengan baju berwarna merah jambu dan kerudung yang sama, namun agak cerah.

Dengan kehadiran Raihanah membuat bibir Pak Ilyas sedikit menggoreskan senyum.

"Assalamu'alaikum Pak Ilyas" ucapan itu membuyarkan lamunannya

"O-oh Wa'alaikumussalam"

"Bapak tunggu lama di sini ?"

"O-oh eng-enggak ba-baru sampai kok heheh"

"Kenapa Bapak tidak masuk ?"

"Eng ... tunggu kamu huh"

"Bapak kenapa ? Sakit ?"

"Eh enggak, Bapak baik-baik aja — mari"

Mereka berjalan menuju meja yang telah dipesan sebelumnya, sesuai dengan tema, musik yang dimainkan pun terdengar romantis membuat Raihanah merasa bahagia dan terkagum-kagum.

***

Kini mereka duduk berhadapan, berbeda dengan Pak Ilyas yang sedari tadi memperhatikan Raihanah yang bahagia, Raihanah memperhatikan setiap sudut yang dihiasi oleh berbagai bunga.

"Bapak yang melakukan semua ini ?!" Sembari menatap mata Pak Ilyas secara dekat

"Hm"

"Wah ! Luar biasa sekali"

"Apa kamu suka ?"

"Tentu saja ! Sangat suka ! Sekali"

Tidak lama pelayan datang dengan membawa kue yang sangat lucu amat menggemaskan dimata Raihanah.

"Silakan, semoga Tuan dan Nyonya menyukainya"

"Terima kasih"

"Bapak yang memesan semua ini ? Ututu lutu-lutu kuenya"

Bukan Cinta BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang