Rasa Syukur Memilikimu

2 2 0
                                    

Azan Zuhur berkumandang Pak Ilyas langsung pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudu. Setelah selesai diikuti oleh Raihanah, Pak Ilyas pergi ke kamar untuk bersalin menggunakan baju Koko, sarung, dan peci hitam.

Tidak lama dari sana saat Pak Ilyas akan pergi ke luar tiba-tiba terdengar suara hujan di luar.

“Maa Sya Allah hujan”

“Ada apa Pak ?” sahut Raihanah dari belakang

“Hujan”

“Jadi, shalat nya di sini ?”

“Kayaknya iya deh soalnya kalo tunggu hujan reda gak tahu sampai kapan takutnya nanti sampai asar atau bahkan Magrib, Isa, atau Subuh  kan gak tahu”

Pak Ilyas terus saja berbicara tanpa melihat ke arah Raihanah, oleh karena itu Raihanah langsung masuk ke kamar yang tadi untuk memakai mukena. Tidak lama dari sana Pak Ilyas datang menghampirinya dan menyiapkan dua sajadah untuknya dan Raihanah.

“Bapak shalat di sini ?”

“Iya, terus kalo enggak di sini bapak shalat di mana Rai ? Kalo gak bisa shalat berjamaah di masjid terus di rumah bisa kenapa gak dilakukan ?”

“Hm.. iya-iya Pak Ustaz”

“Sudah siap ?”

“Siap !”

“Bismillahirrahmanirrahim, Allahuakbar”

“Allahuakbar”

***

“Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh ... Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh”

“Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh ... Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh”

“Alhamdulillahirrabilalamin”

Kini Raihanah mencium tangan Pak Ilyas sedangkan tangan Pak Ilyas yang satunya menyentuh kepala Raihanah sembari bibirnya membacakan sesuatu.

“Pak Ilyas berdoa apa ya kok lama banget sampai aku terharu kayak gini, ya Allah hati ini bergetar” gumamnya

Setelah melakukan itu Pak Ilyas langsung tersenyum dan berbalik arah ke kiblat lagi untuk melanjutkan doanya.

Setelah semuanya selesai Raihanah berusaha untuk menanyakan doa yang tadi Pak Ilyas ucapkan. Akan tetapi, Raihanah merasa tidak enak takutnya nanti dia dikira sok mau tahu atau apa.

Tidak lama dari sana Pak Ilyas langsung membawa Al-Quran yang tidak jauh dari pandangan untuk ia baca dan yang satunya untuk diberikan kepada Raihanah.

Pak Ilyas langsung memulainya sedangkan Raihanah masih terdiam dan mendengarkan Pak Ilyas melantunkan ayat suci Al-Quran, tepatnya pada surah Al-Isra ayat tiga puluh sampai ayat tiga puluh dua.

“ Bismillahirrahmanirrahim ... Inna rabbaka yabsutur-rizqa limay yasya ‘u wa yaqdir, innahu kana bi’ibadihi qhabiram basira ... Wa la taqtulu auladakum khasy-yata imlaq, nahnu narzuqum wa iyyakum , inna qatlahum kana khit ‘ang kabira ... Wa la taqrabuz-zina innahu kana fahisyah wa sa ‘a sabila ... Shadaqallahul-Adzim”

“Bapak, semua itu apa artinya ?”

Mendengar perkataan itu Pak Ilyas langsung tersenyum dan menoleh ke arah Raihanah untuk menjelaskan apa arti dari semua bacaan itu.

“Mm.. untuk ayat tiga puluh  Inna rabbaka yabsutur-rizqa limay yasya ‘u wa yaqdir, innahu kana bi’ibadihi qhabiram basira itu artinya sungguh Tuhanmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia hendaki dan batasi ( Bagi siapa yang Dia hendaki ) sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya

Bukan Cinta BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang