Malam ini Raihanah terbangun begitu pun dengan Pak Ilyas, karena kamarnya bersampingan saat berada di ambang pintu mereka saling menatap heran satu sama lain.
“Bapak, kenapa bangun ?”
“Kamu sendiri ? Ngapain ?”
“Mau Shalat tahajud”
Mendengar hal itu Pak Ilyas langsung melamun dan bergumam, “Masyaallah rajinnya istriku”
“Pak, bapak !”
“Hah”
“Bapak enggak apa-apa kan ? Bapak sendiri mau ke mana ?”
“Sama heheh” mereka berdua saling melemparkan senyum, “Ya Allah ya Karim semoga malam ini adalah awal dari segalanya, dan semoga karena kejadian malam ini Kau bisa membolak-balikan hati Raihanah untuk bisa melakukan kewajibannya terhadapku, Aamiin”
***
Pagi ini semua makanan sudah tersedia, Raihanah terlihat telah namun, ia berusaha keras untuk tidak memperlihatkannya pada Pak Ilyas yang baru datang dari kamar mandi menuju meja makan.
“Duduklah pak, maaf hanya bisa menyediakan ini dan nasi juga sedikit”
Mendengar pernyataan itu Pak Ilyas langsung teringat, bahwa beras di dapur memang sedikit dan ia lupa membelinya karena sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Raihanah.
“Tidak apa-apa, kamu juga duduk dan makan hm ...”
“Dan.. Rai tidak masak semua ini, ini tadi beli sayur jadi hanya masak nasi aja”
“Iya tidak apa-apa, bapak mengerti kamu juga pasti capek beresin rumah”
Kini mereka terlihat gugup dan canggung, padahal sebelumnya tidak seperti ini. Bahkan untuk melahap pun mereka malu karena kehadiran satu sama lain.
***
Saat ini Pak Ilyas sedang menonton televisi sembari ditemani segelas air putih, tubuhnya terasa lelah karena acara kemarin dan kejadian semalam amat rumit baginya.
Di sisi lain Raihanah tengah melamun di kamar memikirkan apa yang akan terjadi dimalam selanjutnya.
Keduanya sama-sama khawatir namun, berusaha untuk terlihat baik-baik aja dan berpikir bahwa malam ini tidak akan terjadi apa-apa.
***
Di sisi lain Devika merasa kesepian karena tidak bisa bertemu dengan Raihanah seenaknya. Kini dia perlu izin pada Pak Ilyas untuk melakukan apa pun bersama Raihanah. Dari hal kecil sampai hal besar sekalipun, bila tidak maka, Raihanah akan merasa bahwa ia bukan istri yang baik untuk Pak Ilyas.
“Oh Raihanah kapan kau akan meneleponku ? Bila aku yang meneleponmu maka, aku akan menjadi pengganggu di antara kalian huhu... inilah nasib jomblo”
***
Kini Raihanah akan segera mandi namun, kali ini ia harus membawa semua pakaian ganti ke kamar mandi sekalian bersalin di sana.
“Hm... Ribet banget, tapi kalo gak gini nanti Pak Yas ... Oh enggak-enggak tetap berpikir positif astagfirullah”
Ia bergegas menuju kamar mandi dengan sedikit berlari, sedangkan Pak Ilyas merasa aneh dengan tingkah lakunya.
“Hm... Ada apa dengan Raihanah ? Aneh, ah sudahlah lebih baik aku pergi ke dapur dan membuat kopi”
Sesampainya di dapur Pak Ilyas langsung memanaskan air dan mengambil salah satu kopi susu yang bergantungan di depannya.
Sedangkan Raihanah merasa canggung, ia takut Pak Ilyas memergokinya dan menyeduh kopi hanya alasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cinta Biasa
Fiksi Penggemar🍉Selamat Membaca🍉 Cinta segitiga antara dua guru pria dan seorang siswi SMK sedangkan kedua guru tersebut tidak lain adalah guru SMP-nya dulu. Sebut saja Raihanah, ia adalah seorang siswi yang lugu dan pendiam, sangat anti dengan keramaian. Sedang...