Kehadiran Devika

2 3 0
                                    

Kebetulan Pak Galih sedang berada di terasnya, hal itu membuat Pak Ilyas tersenyum menghampirinya.

“Eh Pak Ilyas ? Mari Pak Yas bergabung”

“Pak Galih sendirian saja di sini ?”

“Ah biasa Pak Ilyas, cuma mencari ketenangan, suntuk di dalam terus”

“Hm”

“Pak Ilyas sendiri kenapa di luar ?”

“Sama”

“Kalo gitu mau kopi, teh, susu, atau apa ?”

“Gak Pak, gak usah”

Tidak lama dari sana Devika datang menuju rumah Pak Ilyas dengan berjalan sedikit berlari.

“Assalamu’alaikum ! Raihanah ! Sekolah yuk !”

Mendengar itu Raihanah langsung berlari menuju pintu dan membukannya, “ Aaaa Devika ! Cantik banget ya kamu sekarang” mereka langsung berpelukan.

“Ehem.. hm .. kalo orang ucap salam tuh dijawab bukannya ...” sahut Pak Ilyas dari arah teras Pak Galih membuat mereka berdua melepaskan pelukan dan menoleh ke arahnya.

“E.. eh .. Wa’alaikumussalam” Raihanah menatap wajah Devika lagi

“Jadi, gak akan ditawari masuk nih ?”

“O-oh maaf Dev”

“Ahahah.. santai aja kali”

“Ayo”

“Pak Ilyas yang ganteng Devika sama Raihanah masuk dulu ya”

“Oh iya silakan”

Saat mendengarkan perkataan Devika tiba-tiba dada Raihanah terasa sesak, namun ia bersikap seakan-akan tidak terjadi apa-apa padanya.

***

Kini keduanya tengah berada di dalam, Raihanah langsung pergi ke dapur untuk mengambil beberapa camilan dan teh hangat untuk Devika.

Setelah beberapa saat, Raihanah datang dan Devika mengeluarkan beberapa buku tugas yang membuat Raihanah merasa aneh.

“Ada apa Devika ? Kenapa kau bawa buku ke sini ?”

“Mm.. jadi gini Rai, ada tugas dari kampus dan aku mau kamu membantuku dalam hal ini”

“Memangnya tugas apa ? Lagi pula aku ‘kan gak kuliah”

“Ini matematika”

“Hah.. memangnya tentang apa ?”

“Tunggu sebentar, akan aku buka”

Saat menunggu Devika membuka bukunya tiba-tiba Pak Ilyas datang menghampiri mereka.

“Ini ada apa ? Sedang apa kalian ?”

“Ini Pak Ilyas, Devika menanyakan soal matematika, padahal dia yang kuliah toh malah bertanya ke anak lulusan SMK kayak Rai”

“Oh iya Rai, kenapa kamu juga gak kuliah aja ? Bapak bisa kok biayai kamu kalo mau ?”

“Mm.. enggak deh gak usah lagi pula uda jadi takdir Rai langsung nikah seperti ini, lagi pula kedua orang tua Rai gak mampu untuk menguliahkan berbeda dengan Devika dan Satya, mereka mendapatkan bantuan dari pemerintah”

“Sekarang ‘kan kamu uda jadi istri bapak, kalo kamu mau juga bisa nanti bapak daftarkan, lagi pula .. eh tapi kartu keluarga kamu statusnya belum diubah”

“Enggak Pak Ilyas tidak apa-apa, Rai gak mau kuliah”

“Oow ini urusan rumah tangga kalian jadi, lebih baik aku pulang lagi aja ya Rai”

Bukan Cinta BiasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang