CHAPTER 1/8: The End of Party.

623 62 1
                                    

Acara terakhir pun selesai, kini mereka bersanataidengan musin jazz yang menjadikannya penggiring suasana mau tengah malam itu. Beberapa tamu memilih untuk meninggalkan acara, namun selebuhnya menetap untuk melakukan perbincangan santai dengan orang-orang. Termasuk Nick, yang saat ini duduk di meja bersama rekan-rekannya.

"Akhirnya, Ophelia itu, telah pergi dari sini!" Pekik Jack setengah mabuk. Dia bahkan tanpa sengaja menghantampak kepalanya ke atas meja dengan keras, buat Wilson tertawa dan mengusap kepala temannya itu kasar.

"Tapi bagaiman dia tau acara ini? Aku tak pernah menyiarkannya ke media manapun" tanya Wilson.

Jabez menaikkan kedua bahunya, "Mungkin seseorang memberitaukan acara ini padanya, bisa saja 'kan?"

"Kau benar, bisa saja begitu."

Nick yang baru saja menghabiskan segelas penuh minumannya pun bersandar pada sofa, "Yang penting dia pergi sekarang, dan aku jadi bisa lebih santai" karena sandarannya membuat kepalanya berbalik melihat arah belakang, jauh di darinya ia mendapati Earl yang sedang menyantap makanan bersama teman-teman belly dancernya

"Bulatan itu... Benar-benar bulat dan... Penuh dengan isi" yang dibicarakan Nick adalah bentuk pantat Earl yang sintal, menonjol membentuk lekukan sempurna. Teman-temannya pun melirik ke arah yang sama, mereka memang mengakui bahwa bentuh tubuh yang dipunyai Earl sangat bagus, seperti tubuh para model yang melakukan olahraga rutin sampai diet keras bertahun-tahun, namun bukan tertinggal tulang dan angin saja. Tubuh Earl bisa dibilang ideal, tak sekurus itu, namun jauh dari kata kegemukan.

"Dia tampak sangat muda, seperti masih remaja, atau memang dia masih remaja?" Bingung Jack yang ternyata masih bisa berpikir.

"Dapat dari mana, Will?"

Wilson tersenyum, "Waktu itu, aku diajak rekanku ke wilayah belakang kota. Ada sebuah club yang juga punya kasino, tempat itu sangat ramai. Mereka tak hanya datang untuk minum atau berjudi, namun menonton pertunjukan para belly dancer itu. Kau tau, di sana mereka akan lebih gila lagi dari malam ini."

"Di gang-gang kota, 'kan?! Sayang sekali nasib remaja-remaja itu, mereka pasti melakukannya demi mendapatkan uang" miris Jabez yang berdecak beberapa kali sambil menggelengkan kepala melihat para belly dancer di sana, mereka tampak senang menikmati makanan dan camilan yang disediakan.

"Daripada jadi gelandangan, 'kan? Lebih baik bekerja dengan apapun pekerjaannya" komentar Wilson, "Itulah alasan lain kenapa aku mengundang mereka, aku mau membantu secara finansial. Asal kau tau, aku membayar 3x lipat."

"Kau dermawan sekali, Tuan!" Pekik Jack dengan memberikan tepuk tangan yang keras, hingga semua orang melihat ke atah meja The Boys, sampai Earl ikut menolehkan ke arah mereka, dan terjadi kontak mata dengan Nick yang sedang menatap tubuhnya. Merasa malu, Earl langsung berpaling, dan kembali pada kegiatannya.

"Ada yang menungguku?"

Suara itu sontak buat Nick bangun dari sandarannya, dia melihat temannya, Bryan, yang baru saja tiba, "Bryan Thatcher!" Pekik Nick yang senang akan kehadirannya, meskipun begitu telat, namun bukan berarti ia tak menerima kedatangannya yang jauh-jauh dari luar negeri itu.

Nick bangun, yang lain mengikuti. Dia memberikan pelukan erat pada pria yang tampaknya seperti model preman di drama-drama, sebab Bryan memiliki banyak tindikan, tidak hanya di telinganya, di bibir dan lidahnya juga ditindik dengan perhiasan simpel yang membuatnya sangar.

"Ku harap kabar baik setelah perjalanan jauhmu" ucap Nick yang membuat Bryan duduk di depannya.

"Yah... Semua lancar, kecuali wanita paruh baya di bandara yang mengomel gara-gara aku tak sengaja menumpahkan minumannya" Bryan terdengar sangat letih, hal itu yang menggerakkan hari Jabez untuk memanggil pelayan, minta disajikan makanan dan minuman untuk pria itu.

"Hahah, sial sekali nasibmu bertemu karen New York" Jack memukul-mukul meja sambil tertawa.

Wilson geleng-geleng kelala, "Anak ini kalau sudah mabuk, gatau tempat" dia berupaya untuk mengambil sebotol whiskey dari tangan Jack yang tinggal setengah.

"Biarkan saja, biar dia minum lagi" larang Nick, dan didengar Wilson tanpa ragu.

"Lalu, bagaimana pekerjaan aktormu Kanada?" Tanya Jabez.

"Ya.. Baik... Partnerku baik, kru baik, semuanya baik..."

Melihat wajah Bryan yang berubah, membuat Nick bertanya, "Semua tak baik-baik saja 'kan?"

Bryan menghela nafas panjang dan bersandar di sofa yang ia duduki, "Hah... Semua baik, yang tak baik adalah aku. Kau tau, ketika kau menekuni peranmu, lalu tiba-tiba kau merasa bosan dengan itu? Nah, sudah sepekan ini aku jadi malas-malasan bekerja, padahal masih ada shoot minggu depan, dan itu membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk menyelesaikannya. Bagaimana jika aku sudah begitu lelah di tengah-tengah perjalanan?"

Wilson tersenyum dan geleng-geleng kepala, "Kalau itu sudah bukan cerita lama, setiap film yang kau mainkan, kau akan selalu bosan dengan peranmu. Ingat, kau pernah dikejar-kejar oleh sutradara film gara-gara kebosanan mendadakmu!"

"Hahaha, oh! Yang waktu itu... Ya..."

"Memang peran apa yang kau mainkan sekarang?"

"Preman kampus yang jatuh cinta dengan pramusaji kafe, bukankah itu terdengar membosankan?"

"Well, itu sudah sangat biasa untukmu, makanya kau merasa bosan" sahut Nick membenarkan.

"Iya! Aku ingin peranku seperti... Ah, seperti aktor yang jatuh cinta dengan..." Bryan mengangkat kepalanya, dan tanpa sengaja matanya tertuju pada Earl jauh di sana. Tanpa kedip Bryan menatapi Earl, bahkan dia menelan air liurnya sendri ketika matanya mulai turun melihat daerah bawah Earl.

"Seperti aktor yang jatuh cinta dengan orang di sana" sambungnya. Membuat semua orang menatap ke arah Earl bersamaan.

"Yang mana satu?" Tanya Jabez.

"Itu, yang berpakaian cerah."

"Oh, begitu" Nick menyudahi pandangannya dan menatapi Bryan.

"Siapa dia?"

Nick menjawab, "Namanya Pearl, dia salah satu belly dancer yang tampil malam ini."

Bryan tampak menyesal telah datang sangat terlambat, "Sial... Aku jadi tak bisa melihatnya tampil..."

Wilson menaikkan kedua alisnya, "Kalau kau mau, aku bisa memanggilnya dan menyuruhnya untuk menari di depan kita, agar kau bisa melihatnya-"

"Tidak, jangan. Dia pasti sudah lelah menari tadi. Lagipula, dia sedang makan, kau tega menyuruhnya?" Nick mengerutkan kedua keningnya menatapi Wilson, seakan punya ikatan batin yang membuat Wilson akhirnya tak jadi memanggil Earl.

"Mungkin belum saatnya aku melihat orang itu menari. Kalian tau, Bryan terlahir dengan keberuntungan" kata Bryan dengan penuh bangga.

"Itulah kenapa aku tak akan diam saja" gumam Nick nyaris berbisik. Dia berbalik, kembali menatapi Earl dari jauh. Entah apa yang terjadi dalam pikirannya, namun dia tak ingin Earl sampai mengenal Bryan.














TBC



gua lgi ada problem, jdi minggu ni 1 dlu up nya wkwkwk,& sbnrnya part ini panjang, cuman ya.. ya gitu wk



support.

The Belly Dancer is Sexier Than My Money (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang