CHAPTER 1/14: Nick's Mansion.

528 51 3
                                    

Earl begitu syok dan ketakutan, sampai tubuhnya terus menegang dan wajahnya kaku, memandang tanpa arah menghadap depan. Di pikirannya, hanya gambaran dan perasaan tadi ketika ia diperlakukan hal yang belum pernah ia alami selama ini. Kedua tangannya bergerak menggenggam penis di dalam celananya, seiring gambaran itu muncul dalam ingatannya. Sampai titik air muncul di pinggir mata, Earl menangis dalam diam menegangnya.

Hal itu pun membuat pria yang membawanya sadar, kalau Earl sungguh trauma dengan apa yang baru saja menimpanya. Pria itu pun langsung memeluk Earl, tapi belum lama, Earl langsung menolaknya dan berteriak, "Lepaskan! Jangan sentuh aku!"

Earl bersandar pada pintu mobil karena ingin membuat jarak dengan pria itu, namun masih tak melihat lurus ke dapan. Pria itu pun menghela nafasnya, "Ini aku, Pearl. Ini aku... Aku tak akan berbuat macam-macam denganmu..."

Mendengar suara itu, barulah pandangan Earl mulai jernih. Ia melihat sosok pria yang ia kenali wajahnya. Tangisan Earl semakin menjadi, meski tanpa suara, tapi Earl merasa begitu lega karena telah bertemu dengannya.

"Tuan Nick... Hiks..."

Pria itu adalah Nick, yang entah secara kebetulan melihat Earl di gang itu saat sedang melewatinya. Nick pun meraih tangan Earl, dan menariknya hingga ke dekapannya. Di dalam sana barulah Earl menangis sejadi-jadinya, suaranya mengisi satu mobil.

Nick membelai rambutnya dengan perlahan dan penuh lembut, "Shhh... Tenanglah, aku ada disini..." Di saat itu pula, Nick menyadari sesuatu, kalau Earl bahkan sampai terkencing dalam celananya. Tentu saja dia tersenyum geli melihat kelucuan di depannya, sebegitu syoknya Earl sampai harus terkencing, namun hal itu buat Nick yakin kalau Earl benar-benar ketakutan.

Mobil itu pun keluar dari daerah sisi lain New York, melaju di pusat kota yang ramai. Selama perjalanan yang menghabiskan 15 menit itu, Earl hanya berada dalam dekapan Nick. Ia meletakkan wajahnya pada bahu Nick, dan terus menatap ke arah jendela luar, melihat banyak kendaraan dan bangunan-bangunan besar di kota.

Hingga mobil itu masuk ke sebuah perumahan di bukit tinggi, dan masuk ke gerbang salah satu rumah di sana. Mereka tiba di kediaman Nick, rumah bak istana yang begitu luas, dengan taman dan rumah kaca berisikan banyak tanaman. Saat keluar dari dalam mobil, Earl begitu kagum melihat rumah Nick yang terlihat seperti kerajaan dalam buku fiksi baginya. Dia tak percaya, kalau rumah yang seperti itu benar-benar nyata.

"Kau bisa jalan?" Tanya Nick sambil melihat kaki gemetaran Earl yang tampak seperti jeli.

"Aku bisa.." Saat dia melangkah, ia tak mampu menahan tumpuan tubuhnya pada kakinya sendiri. Earl hendak jatuh, tapi Nick dengan cepat menangkap tubuhnya dan menggendong Earl ala bridal style.

"Tuan Nick, aku kotor! Bagaimana jika terkena pakaianmu!?" Protes Earl.

"Aku tinggal menggantinya" jawabnya dengan santai, ia mengambil langkah besar untuk masuk ke dalam mansion megah miliknya itu. Di dalam sanalah Earl sangat takjub melihat indahnya bangunan yang hanya dimiliki oleh orang-orang kaya. Ubin marmer yang berkilauan, dinding dan langit-langit yang diukir sedemikian rupa, sampai furnitur-furnitur yang tampak mahal di pajang hampir di seluruh sudut ruangan. Di ruang tengah, tepatnya ruang tamu, terdapat patung singa dari emas murni berukuran besar di pojok ruangan, yang membuat Earl semakin takjub melihatnya.

"Kita ke kamarku" ucap Nick yang menaiki tangga di ruang tamu untuk menuju lantai 2. Bahkan di setiap penyangga tangga, diukir dengan begitu rapih patung-patung ala bangsawan kuno.

"Indah sekali..." Gumam Earl yang belum puas melihat ke seluruh ruangan.

"Terimakasih."

Setibanya di sebuah pintu besar, Nick oun membukanya secara perlahan. Ketika melihat ke dalamnya, Earl semakin terkesima melihat betapa elegannya kamar pribadi milik Nick yang didominasi oleh warna biru keabu-abuan tua dan putih, serta corak-corak emas pada dindingnya

The Belly Dancer is Sexier Than My Money (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang