Seperti yang sudah di rencanakan, setelah bersiap-siap, Earl dan Garnet dengan diam-diam menyelinap keluar dari bangunan tempat dimana mereka tinggal selama ini. Tentu saja, mereka harus diam-diam keluar tanpa siapapun yang menyadari, terlebih Don dan Veronica. Sebab, sejak dulu Don selalu melarang siapapun dari kru panggungnya untuk keluar dengan bebas.
Don punya maksud dan tujuan lain, yaitu untuk tetap melindungi mereka. Karena, di luar sana, orang-orang yang telah mengenali wajah mereka, punya nafsu yang luar biasa. Don tak ingin kru-kru panggungnya sampai kenapa-kenapa, bahkan yang terburuknya dilecehkan sebelah pihak, sampai diculik demi keuntungan pribadi. Katena hal itu dia dengan tegas melarang mereka untuk keluar, entah sekedar jalan-jalan, atau menikmati kehidupan luar, jika tanpa dirinya.
Hal itu juga yang membuat Earl saat ini begitu gugup. Tentu ia sangat takut jika sampai ketahuan oleh Don, atau Veronica, atau staf lainnya. Namun yang ia lebih-lebih takutkan adalah bertemu dengan orang-orang di wilayah itu.
Mereka berhasil keluar dari gang tempat Linette Club and Casino berada. Garnet membuka mulutnya dan bernafas lega, "Aku sangat takut sampai menahan nafasku diperjalanan kita tadi!"
"Begitu juga denganku, Garnet!" Sahut Earl yang ikut mengatur pernafasannya.
"Ayo kita lanjutkan, lewat sini, Earl!" Garnet dengan langkah cepat kembali menyusuri jalan sempit yang dipenuhi oleh orang-orang beraktivitas, begitu saja Earl dari belakang mengikutinya. Gang demi gang kotor mereka lalui untuk menghindari orang-orang, namun berakhir juga di sebuah gang penuh pasar.
Earl tak pernah melihat bagaimana dunia di luar panggung. Biasanya yang ia lihat hanya sekumpulan pria mabuk yang menerbangkan banyak lembar uang di udara. Namun hari ini, ia melihat kerumunan orang yang berteriak satu sama lain. Kebanyakan dari mereka adalah warga lokal yang membeli kebutuhan pangan di sana. Ada pula yang mendatangi toko-toko terbuka bebas, seperti tukang jahit, tukang kain, dan masih banyak lain.
Sambil melangkah mengikuti Garnet, Earl menolehkan kepalanya untuk melihat sebuah truk pengangkut, yang mengeluarkan bawaannya berupa hewan laut hasil tangkapan nelayan. Banyak ikan ditumpahkan di tong-tong besar, yang bercampur balok-balok es untuk membuat ikan-ikan tetap segar.
Earl juga melihat truk-truk pengangkut sampah yang datang, orang-orangnya turun untuk mengangkat tong-tong sampah dan melemparnya ke atas. Di sana lah baru semua sampah dalam tor dituang untuk dibawa dari sana. Meskipun bau menyengat mengganggu, namun hal itu tak membuat keramaian di gang itu bubar.
Hingga tanpa sengaja Earl menabrak seseorang sampai ia terjatuh ke tanah yang berlumpur.
"Bisakah kau jalan dengan matamu! Dasar anak aneh!" Gerutu orang itu sambil melanjutkan perjalanan.
Sadar apa yang terjadi, Garnet yang jauh di depan Earl pun tersenyum. Dia langsung menghilang dari gang itu. Sementara Earl berusaha untuk bangun dengan pakaian dan rambut belakangnya yang kotor penuh lumpur coklat sehabis hujan. Dia pun berpaling untuk mencari Garnet, tapi sayangnya ia tak menemukan orang yang dicarinya.
"G-garnet?" Bingungnya. Earl melangkah ke tempat terakhir ia melihat Garnet, tapi Garnet sudah tidak ada di sana. Earl berputar untuk menemukan dimana Garnet saat ini, tapi tetap saja tidak ada satupun tanda-tanda Garnet.
Ia pikir, Garnet tanpa sadar telah meninggalkannya lebih dulu. Hal itu membuat Earl melanjutkan langkahnya, lurus ke depan gang, sampai gang sempit itu berakhir. Kini, ia berada di sebuah jalan yang lebuh lebar. Sedikit orang di sana. Tak ada toko, ataupun kedai pinggir jalan yang tadi ia temukan di pasar. Namun, ia melihat beberapa orang di sana. Mereka tampak punya urusan masing-masing.
"Oh Garnet.... Dimana kau..." Earl pun berjalan di pinggir, dengan masih memeluk dirinya sendiri yang mulai kedinginan karena basah semua. Beberapa orang di sana sadar akan kedatangan Earl, mereka menatapinya dari atas sampai bawah, buat Earl menjadi tak nyaman dan mulai takut.
Hingga langkahnya berhenti saat ia sadar kemana ia sedang berjalan. Saat ini di depannya banyak sekelompok pria, tampak masih remaja tengah berkumpul. Mereka melihat kedatangan Earl.
Karena takut, Earl pun melangkah lebih ke kiri untuk menghindari mereka. Sayangnya, sekelompok pria itu mengikuti Earl dari belakang. Salah satu dari mereka merangkul Earl dengan kasar sampai ia merasa sedikit tercekik.
"Hey manis, sendirian saja?"
"Kau mau kemana, kami akan menemanimu."
Mendengar hal itu, Earl oun merubah pikirannya. Ia berpikir kalau mereka mencoba untuk membantunya, "Sungguh?" Tanyanya.
"Hahahahaha!"
"Sungguh, kami akan mengantar kau kemanapun kau mau."
Earl pun berhenti melangkah dan menatapi mereka, "Aku harus bertemu dengan Tuan Nick, bisakah kau mengantarkan ku padanya?"
Mereka pun saling pandang satu sama lain, "Ya... Kami bisa mengantarkan mu padanya. Tapi, ada satu syarat."
Earl bingung, "Syarat apa?"
"Ayo kemari" mereka pun menarik Earl untuk ke sebuah gang di antara dua bangunan, yang penuh dengan tong-tong kosong tak terpakai.
Salah satu dari mereka berdiri di belakang Earl dnegan mengunci kedua tangan Earl menggunakan tangannya. Sweater biru yang dipakai Earl untuk menutupi tubuhnya di antar ke atas, hal itu membuat mereka kagum melihat pernak-pernik yang dikenakan Earl.
"A-a-... a-apa yang kalian lakukan?"
"Kau tak bisa lihat?"
Laku, celana pendek berwarna senada itu diturunkan tanpa permisi, di sana terlihatlah sebuah kain tipis yang ketat penuh hiasan indah menutupi alat vital Earl.
"Berhenti! K-kau tak boleh melakukan ini!!"
Tapi perkataan Earl tak digubris, padahal Earl berusaha kuat untuk mengayunkan kakinya, tapi ternyata kakinya telah lebih dulu di tahan. Orang itu pun menurunkan kain itu dengan perlahan, barulah terlihat penis Earl yang kecil berwarna merah jambu menggantung di sana. Saat itu Earl berteriak, tapi mulutnya langsung di tutup dengan tangan mereka.
"Shhh, kau jangan berisik!"
"Mhhmm!! Hnggg...!!" Earl mulai menangis, bagaimana tidak, dia sangat ketakutan saat ini. Sampai tubuhnya mulai bergetar kecil, dan hal itu terlihat gemas di mata mereka.
"Tak pernah di sentuh, ya? Apa ini kali pertamamu, anak mama?"
"Hahahahaha!!!"
Lalu, orang yang membuka celana Earl pun mendekatkan wajahnya. Dia membuka mulut dan melahap penis Earl tanpa sisa. Tubuh Earl mengejang seketika. Kepalanya melihat ke atas, dan matanya hendak berbalik ke belakang akibat perasaan aneh yang tiba-tiba menyerangnya.
Pria itu mulai memainkan penis Earl dengan lidahnya, membuat Earl semakin mengejang hingga sekujur tubuhnya bergetar. Kedua kakinya bergerak sendiri hendak merapat, dan ia semakin berteriak minta untuk dilepaskan.
"MNHHHH!! HNNGGGG!!! HNGG!!!"
"Hahahahahaha! Sepertinya ini kali pertamanya, lihat, kau sudah besar sekarang!"
"Hahahahah!"
Pria itu semakin cepat menggerakkan lidahnya, hingga tiba-tiba ia terkejut dan melepaskan mulutnya. Earl mengeluarkan cairan putih yabg begitu banyak, sampai mengenai dinding di seberangnya. Malangnya, Earl masih kejang-kejang dengan pikirannya belum bisa jernih. Tubuhnya melemas, tapi tentu saja pria dibelakangnya masih dengan kuat menahannya.
Sayang sekali, tiba-tiba saja sebuah mobil melintas di ujung gang. Mobil itu berhenti di sana cukup lama. Sampai pintunya terbuka lebar, seseorang bersetelan hitam keluar dari sana. Hal itu yabg membuat sekelompok pria tadi kalang kabut. Mereka panik dan mencampakkan Earl di tanah begitu saja, dan melarikan diri dari sana. Seseorang itu berjalan mendekati Earl dan menggendongnya. Ia pun membawa Earl dari sana menuju mobilnya
TBC
ini buat sabtu maren yg gua skip, awokwokwok
seh 2024 aja nih, apa wish kalian di tahun ini?
support.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Belly Dancer is Sexier Than My Money (BXB)
RomanceUang memang dapat mengendalikan berbagai macam hal, dan itulah yang menjadi kekuatan terbesar Nikolai sebagai seorang milioner, pemilik perusahaan saham terkemuka dunia. Sayangnya, dia harus ditolak mentah-mentah oleh seorang belly dancer yang diken...