"Itu berarti, kau juga bagian dari ini?"
Nick bingung dengan apa yang dikatakan Earl, "Iya, kalau tidak bagaimana aku bisa mendapatkanmu?"
Saat Nick mencoba mendekati Earl, niatnya untuk bantu bangun agar tak duduk di lantai yang dingin, Earl dengan cepat menepis kedua tangan Nick dan bangun sendiri. Dia menatap Nick dengan tatapan kecewa, ditambah matanya yang mulai lembab karena air mata yang menumpuk nyaris terjatuh.
"Aku pikir... Tuan tidak seperti mereka..."
"Apa maksudmu?"
Earl terus menatapi Nick dengan wajah kecewa, namun lambat laun ekspresinya berubah. Semakin ia melihat Nick, semakin tumbuh pula tasa kekecewaan itu dalam dirinya, "Kau sama saja seperti mereka! Kau dan semua orang kaya itu!"
Nick mengerutkan dahinya, "Pearl... Aku tidak mengerti..."
"Tentu saja... Bagaimana bisa kau mengerti... Satu hal yang kalian para orang kaya mengerti adalah dengan memberikan harga pada orang-orang sepertiku!!! Kalian semua! Hiks- Kalian semua sama saja...." Air mata Earl jatuh, dia menangis sebab pikirannya tak jernihnya.
"Pearl... Kau salah sangka..." Nick tanpa ragu mendekati Earl dan menariknya dalam dekapan. Meskipun Earl berusaha menolak, tapi Nick tentu tak membiarkan usaha Earl berhasil.
"Aku bukan memberimu harga untuk diriku, itu aku lakukan agar kau tak jatuh ke tangan mereka. Kau terlihat tidak nyaman tadi, makanya aku langsung memberimu harga... Apa mungkin, sebenarnya kau ingin didapatkan oleh mereka?"
Earl menggeleng kuat di dalam dekapannya, tak memberikan sepatah katapun, namun begitu saja buat Nick tau kalau sebenarnya Earl memang tak menginginkan kejadian itu terjadi. Nick pun mendudukkan Earl di pinggir kasur, begitu juga dengannya. Bahkan, Earl tak mau melepaskan dekapan itu karena ia sesungguhnya malu untuk menatap wajah Nick karena kesalahpahaman di kepalanya.
Cukup lama mereka berpelukan, hingga akhirnya Earl sendiri yang menyudahi. Matanya merah karena menangis, buat Nick tergerak hatinya untuk mengusap wajah Earl yang basah, "Bolehkah aku bertanya?"
Earl mengangguk, "Tuan mau tanya apa?"
"Kau itu 'kan belly dancer, tapi kenapa tadi..."
"Oh... Itu adalah pekerjaan tambahan yang diberikan Tuan Don kepadaku..."
"Pekerjaan apa itu?" Tanyanya memastikan.
"Aku harus... Melayani pria dengan lubang anusku..."
Mendengar itu, sesungguhnya Nick ingin tersenyum lebar, tapi ia menahan diri agar tak disalahpahami lagi oleh Earl, "Jadi kau.."
"Aku akan disewa setiap malamnya..."
"Dan kau tak setuju?"
Earl mengangguk, "Aku sungguh takut, Tuan... Aku tak pernah sex sebelumnya, meskipun mereka memanggilku dengan 'The No. 1 Sex Wanted' di internet..."
Lagi-lagi Nick menahan bibirnya agar tak tersenyum, karena melihat Earl dan ucapannya yang bagi Nick begituan lucu, seakan ia sedang bicara dengan anak kecil yang mengadu hampir dilecehkan oleh orang dewasa.
"Jadi kau tak mau sex karna kau takut?"
Earl mengangguk lagi, "Aku takut... Tapi gajiku akan dinaikkan kalau aku menurut... Sebaliknya, kalau aku menolak, maka Tuan Don akan memecatku dan nanti aku tak punya tempat tinggal lagi... Tempat ini satu-satunya rumah untukku..."
Nick tersenyum mendengarnya, "Aku bisa membantumu, kalau kau mau?"
"Membantuku?"
"Aku bisa datang dan menyewamu setiap malam-"
"Aku bilang, aku takut, Tuan!"
"Dengarkan aku terlebih dahulu! Aku akan menyewamu, dan aku tak akan berbuat apapun padamu. Kita bisa menghabiskan malam berdua di kamar ini, makan, minun, nonton tv. Agar kau tak jatuh ditangan orang-orang itu, Pearl" jelas Nick mencoba buat Earl mengerti.
"Namun... Bukankah itu berarti Tuan menyia-nyiakan uang saja? Hanya untuk berpura-pura menyewaku? Tuan Don tak main-main dengan harga untukku, Tuan, kalau setiap hari-"
Nick menggeleng, "Aku akan melakukan apapun untukmu, apapun itu. Kau hanya perlu dengar dan menurut saja."
Earl menundukkan kepalanya sebentar, ia berpikir panjang sebelum ia kembi bersuara, "Tapi, kenapa Tuan? Maksudku, kita 'kan baru bertemu tak lama ini, kenapa Tuan mau menolongku sampai seperti ini?"
"Karna..." Nick kehilangan kata-kata untuk menjawab pertanyaan dari Earl. Dia pun memilih untuk berhenti mencari alasan yang tersembunyi dalam hatinya itu, "Karena aku tau, kau tak ingin hal itu terjadi. Lagipula, apa salahnya membantu seseorang yang baru kita jumpai 'kan?"
Laki-laki di depannya tersenyum, "Kau benar, Tuan..."
Nick ikut tersenyum, lalu ia pun mulai merileks kan diri dengan membuka jaz di tubuhnya dan menggantungnya di sebuah gantungan. Hal itu mengagetkan Earl, "T-tuan sedang apa? Kenapa Tuan buka baju?!"
"Hey, tenanglah. Aku hanya membuka jaz ku saja karna begitu gerah. Ngomong-ngomong, apa kau lapar?" Nick kembali duduk di pinggir kasur.
"Sedikit..."
"Baguslah kalau begitu, kita makan bersama saja, bagaimana?" Tawarnya.
"Baiklah, Tuan..." Earl tersenyum mendengarnya. Segera Nick memesankan makanan dan minuman ke ruangan itu untuk mereka berdua santapi.
Sembari menunggu, Earl yang mulai membiasakan diri pun membaringkan dirinya di atas kasur. Ia menghadap ke sisi lain, menghadap ke arah Nick berada. Mereka berdua hanya diam, saling menatap satu sama lain, hingga tiba-tiba Nick terlarut dalam pandangannya. Tangannya bergerak ke arah wajah Earl, tanpa sadar ia menyentuh pipi Earl dengan lembut. Awalnya Earl kaget, tapi dia berusaha keras berpikir kalau Nick hanya ingin menyentuhnya saja.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu yang lain padamu?" Tanya Nick sambil terus menatapi Earl dengan penuh makna.
"Pertanyaan apa itu?"
"Kau... Bagaimana kau bisa berada di situasi seperti ini?"
Earl tersenyum sampai menutup kedua matanya, "Aku tak banyak mengingat tentang masalaluku, Tuan Nick... Satu-satunya yang ku inhat hanyalah... Aku menjadi gelandang semenjak ayahku meninggal dunia. Semua orang yang ku kenal, menelantarkanku seperti binatang kotor di jalanan. Kemudian aku bertemu Tuan Don, dia membawaku pergi, memberikanku tempat tinggal , memberikanku pekerjaan untuk mendapatkan uang, agar aku tetap bertahan. Dan di sinilah aku berakhir. Menunjukkan tubuhku untuk mendapatkan uang. Terkadang ketika orang-orang berbicara tentang rendahnya apa yang ku lakukan, aku begitu sedih, setidaknya mereka tak mengalami nasib buruk yang ku dapati."
Mendengar cerita dari Earl, membuat Nivk metada iba. Ia iba bukan karena nasib buruk yang mendatanginya, ataupun peketjaannya yang haru ia lalui selama ini demi mendapatkan uang. Namun tentang bagaimana orang-orang membutakan mata mereka kepada orang-orang seperti Earl. Sebab dunia sudah banyak berubah. Tak sedikit dari masyarakat bisa berempati, kebanyakan dari mereka memilih untuk egois, agar diri mereka selamat dari nasib buruk.
Nick menggerakkan tangannya, memberikan elusan lembut di permukaan pipi Earl, buat anak itu semakin nyaman, "Sebenarnya aku bukan tipe orang yang mudah iba, namun tak kebanyakan orang punya cerita sepertimu. Kau sudah bekerja keras, Pearl. Kau melakukan hal yang benar. Meskipun kau harus menari di depan banyak orang, asal kau tak lebih rendah dari yang meminta-minta tanpa usaha, kau sudah melakukan hal yang benar."
Senyum merekah di bibir merah ceri milik Earl, dia begitu senang karena mendapat pujian dari Nick, terlebih tentang kerja kerasnya selama ini untuk mendapatkan uang.
"Terimakasih, Tuan... Entah kenapa, dari semua orang di sini, kau begitu mudah untuk mengerti diriku..." gumamnya dengan suara bisikan yang berhasil menegakkan bulu-bulu halus di sekujur tangan Nick.
TBC
keknya dah lama ya
kwkwwkwkkwsupport.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Belly Dancer is Sexier Than My Money (BXB)
RomanceUang memang dapat mengendalikan berbagai macam hal, dan itulah yang menjadi kekuatan terbesar Nikolai sebagai seorang milioner, pemilik perusahaan saham terkemuka dunia. Sayangnya, dia harus ditolak mentah-mentah oleh seorang belly dancer yang diken...