CHAPTER 1/18: Living In Pain and Fear II.

315 37 4
                                    

"Kau mau menghabiskan malam di dini, Nick?" Pertanyaan dari Jabez membuat orang yang dipanggilnya itu menghela nafas. Saat ini mereka berdua tengah berada di depan Linette Club and Casino yang penuh sesak orang-orang haus hasrat.

"Kau bilang ini bukan hobimu" komentar Jabez lagi.

"Aku punya perasaan tak enak tentang Pearl" jawab Nick seadanya menatapi temannya itu.

"Pearl? Maksudmu, belly dancer itu?"

Nick mengangguk, "Dia terpaksa ada di tempat ini, Jabez. Otaknya dicuci oleh pria gendut itu. Dia dan semua orang di dalam sana..."

Jabez terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, "Ini bukan urusan kita, Nick. Lebih baik kita jangan ikut campur dalam hal ini."

"Kau salah Jabez, kita harus menolong Pearl dan semua orang di sini. Tidakkah kau berpikir bagaimana tenangnya kehidupan kita, sementara di sisi lain kehidupan orang-orang harus terjerumus dalam hal ini?"

Jabez pun menggaruk-garukkan kepalanya. Dia ingin membantu, hanya saja dia takut jika terlibat lebih dalam akan hal-hal seperti ini, "Tapi bagaimana caranya?"

"Kita hubungi pihak berwenang, hanya polisi yang bisa menanganinya. Namun saat ini, kita harus mengeluarkan Pearl terlebih dahulu, kita jadikan barang bukti, dan kesaksiannya akan membantu kita" ujar Nick yang langsung melenggang masuk ke dalam tempat itu. Jabez hanya bisa menghela nafas panjang melihat sahabatnya yang meninggalkannya sendiri di trotoar jalan. Dengan segera ia menyusul langkah Nick yang menyusuri tempat ramai itu.

Di dalam sana, Nick tak bisa menemukan Earl. Tidak seperti biasanya, seharusnya saat ini Earl dan teman-temannya tengah di panggung untuk menampilkan pertunjukan mereka. Namun, bukannya mendapati para belly dancer seperti biasa, mereka berdua hanya melihat staff Linette Club and Casino yang lain. Hanya ada seorang penyanyi yang sudah dipenuhi dengan uang di pakaian seksinya.

Nick pun menghampiri meja bar, dia duduk di sana masih melihat-lihat sekeliling. Bartender pun menawarinya minuman alkohol, dan Nick memesannya. Hal itu buat Jabez kebingungan. Dia menghampiri Nick dan berbisik padanya, "Bukannya kita ke sini untuk mengeluarkan Pearl itu?"

"Seharusnya dia sudah tampil beberapa menit lalu, tapi aku tak melihatnya. Kalau di sewa pun, ini masih awal" bisik Nick sembari melihat jam tangannya.

"Kau mau menunggunya?"

"Ku rasa begitu."

Kemudian minuman yang di pesan Nick pun tiba, namun dia segera menahan bartender itu untuk bertanya, "Aku ingin bertanya, kapan para belly dancer itu tampil?"

"Oh! Belly dancer? Mereka tak tampil hari ini, mungkin besok, tapi aku ragu, Tuan" jawab bartender itu.

"Maksudmu?"

"Ku dengar, Tuan Don banyak mengubah penampilan panggung. Mereka akan digantikan oleh staff lain. Tapi itu belum pasti, Tuan."

Nick mengerutkan keningnya, "Kalau memungkinkan, bagaimana caranya aku bisa bertemu dengan mereka?"

Bartender itu berpikir beberapa saat, "Aku yakin, anda harus menemui Tuan Don. Ruangannya ada di lantai atas" bartender itu pun memberitahukan ke mana Nick dan Jabez harus pergi.

"Baik, terimakasih."

Dengan cepat Nick mengikuti instruksi bartender itu. Setelah mereka berdua naik ke lantai atas, Jabez kembali berbisik, "Kau yakin akan hal ini?"

"Aku yakin, kita akan mengelabui pria gendut itu dengan uang. Pasti berhasil."

Saat mereka berdua hendak ke sebuah pintu, saat itu Don baru saja turun dari tangga bersama Veronica. Mereka berpapasan.

The Belly Dancer is Sexier Than My Money (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang