CHAPTER 1/17: Living in Pain and Fear.

413 35 10
                                    

Setelahnya, Earl dikurung dalam kamar beserta teman-temannya yang lain, kecuali Garnet yang kini menjadi bintang utama di Club. Tadinya, saat Don mengungkap kejahatannya sendiri, tanpa diketahui siapapun, Fae, Niel dan Bian menguping pembicaraan mereka.

"Jadi, beginilah nasib kita? Selama ini, ku pikir kita bersenang-senang" ucap Fae sambil memeluk Earl, bersama mereka duduk di atas kasur, meringkuk berpelukan, sembari menyadari apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku tak menyangka Tuan Don ternyata memanfaatkan harga diri kita demi uang" tambah Bian.

"Tuan Nick benar, pertanyaan itu benar, aku di sini bukan karena aku tinggal dan dibesarkan. Aku di sini, kita semua, untuk bekerja demi Tuan Don" Earl tampak begitu kecewa, hingga tiada lagi cahaya di raut wajahnya. Matanya berkaca-kaca seiring ia menyadari segala hal yang menimpanya dan teman-teman sejak lama, dan tak satupun dari mereka sadar.

"Aku begitu bodoh.."

Niel pun mengusap kedua matannya sampai ke pipi, dia duduk tegap dan menghela nafas kasar, "Selama ini kita telah dibodohi, kita dibutakan oleh perkataan pria jelek itu. Sekarang, kita harus keluar dari tempat ini!"

"T-tapi bagaimana caranya, Niel? Kita dikunci saat ini" kata Fae mematahkan semangat Niel. Dia langsung lemas kembali.

"Andai aku bisa bicara dengan Tuan Nick, dia pasti akan menolong kita!" Sahut Earl.

"Kau yakin? Apakah dia benar-benar peduli? Apakah dia benar-benar akan menolong kita?" Bian ragu dan putus asa.

"Tentu saja, Tuan Nick akan menolong kita, tapi bagaimana caranya dia tau kalau saat ini kita membutuhkan bantuannya?" Pada akhirnya, Earl juga putus asa. Kerena dikunci dalam kamar, tanpa sesuatu yang bisa membantu mereka untuk bicara dengan Nick.

"Nanti malam, aku yakin Tuan Don akan menyewaku untuk orang-orang itu, aku akan berusaha melarikan diri, dan pergi ke kediaman Tuan Nick untuk pertolongan" kata Earl sambil memikirkan rencana gila yang tersusun secara tiba-tiba di dalam pikirannya.

"Melarikan diri? Bagaimana bisa?" Tanya Fae kebingungan.

"Kita berada di paling atas bangunan, melarikan diri lewat jendela pasti bunuh diri namanya. Jadi, saat keluar dari kamar ini, aku akan mencari kesempatan untuk melarikan diri" sambungnya.

"Aku tak mengerti, tapi tiba-tiba saja kau sepintar itu, Earl!" Puji Niel sambil meremas kedua pipi Earl.

Namun tanpa mereka sadari, seseorang berdiri dibalik pintu kamar para belly dancer, seseorang itu merupakan orang yang baru saja naik daun di mata Don, tentu saja Garnet. Dia tersenyum setelah menguping pembicaraan Earl dan teman-temannya. Garnet pun pergi dari sana ke tempat Don berada, dan mengatakan tentang semua hal yang ia dengar. Mendengar itu pun Don langsung berpikir panjang untuk menggagalkan usaha Earl melarikan diri.

Hingga malam tiba, tempat itu menjadi ramai seperti biasa. Orang-orang yang berkunjung sama sekali bingung, kenapa tak satupun belly dancer kesukaan mereka muncul di panggung, melainkan staff lain yang memang sama-sama menghibur. Mereka tak tau saja, para belly dancer masih di kurung di kamar mereka.

Di dalam sana Earl mulai gelisah, kenapa Don tak segera mengeluarkannya dari sana, bukannya dia akan di sewa?

"Mungkin kau tak jadi di sewa?" Tanya Bian yang sedari tadi mondar-mandi melihat jendela.

"Bisa jadi seperti itu...." gumam Earl yang padahal sudah selesai bersiap-siap, begitu juga dengan yang lain.

"Aku lapar sekali.... Aku sungguh lapar!" Pekik Fae yang mengguling-guling di atas kasur.

"Seharusnya kita sudah makan malam, tapi kenapa tak ada makanan yang di antar..." Niel yang kelaparan ikut guling-guling di atas kasur.

"Mungkin, Tuan Don mau membunuh kita dengan membiarkan kita kelaparan?"

The Belly Dancer is Sexier Than My Money (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang