CHAPTER 1/10: Linette Club and Casino.

504 53 3
                                    

Riuh, sorak dan teriak. Bahkan beberapa orang sengaja menggelombangkan suara siulan yang terdengar nyaris seperti lautan lepas. Buat sebuah tempat penuh sesak manusia tampak begitu meriah. Bukan pertunjukan sirkus, setidaknya begitu para penikmat menilainya. Namun pertunjukan seni tari yang didasari dengan pornografi.

Tempat itu bernamakan Linette Club and Casino, sebuah surga dunia untuk kaum wanita dan pria muda-tua yang tak cukup hasrat pada pasangan mereka di rumah. Di setiap sudut meja, mereka akan selalu melihat bagaimana pertunjukan seksual di depan mereka dengan mata telanjang.

Tak hanya melihat, namun mereka dengan berani menyentuh bagian-bagian tubuh terbuka dari para penari sambil menyelipkan lembar-lembar uang kertas sebagai 'camilan' untuk mereka. Tak segan, mereka menghamburkan uang ke udara sebagai penambah.

Di luar tempat itu, sebuah mobil yang sempat membuat orang-orang di jalanan melirik 180 derajat ke arahnya tiba di depan Linette Club and Casino. Dari dalam mobil mewah itu, keluar Nick dan teman-temannya yang berpenampilan elegan. Hal itu menarik pasang mata orang-orang, terlebih para kupu-kupu malam yang sejak lama menjajakan diri mereka di trotoar.

"Tempat ini... Gila..." Bisik Jabez pada Nick, dia juga terus memperhatikan sekitar.

"Kau jangan melihat mereka, mereka bisa berpikir kalau kau tertarik dengan mereka" bisik Wilson menasihati Jabez.

"Bagaimana aku tidak melihat mereka? Di kota tidak ada yang seperti ini!"

"Sudahlah, lebih baik kita langsung masuk saja dari pada terus diperhatikan begini" Jack langsung mendorong ketiga temannya itu agar masuk ke sebuah bangunan sederhana bertingkat 5 di depannya yang bertuliskan Linette Club and Casino dengan pink dan biru neon pada tulisannya.

Setelah mereka masuk ke dalamnya, betapa terkejutnya mereka saat melihat orang-orang menyesakkan tempat itu. Sampai Jabez geleng-geleng kepala, "Tempat ini sungguh gila, sob."

Kemudian, Nick pun memesan ruangan Vip yang berada tepat di sisi kanan-kiri ruangan besar itu, sehingga mereka dengan jelas dan leluasa melihat panggung yang dikuasai oleh beberapa orang berpakaian terbuka. Mereka bukan para belly dancer yang ingin dilihat oleh Nick, namun para stripper atau penari tiang yang dengan berani memamerkan dua bola kecil menggantung di tubuh mereka itu sambil berayun pada tiang-tiang di atas panggung dan di lantai utama. Penampilan gila itu lah yang membuat para penonton heboh sendiri.

Kekecewaan jelas tercetak di wajah Nick, "Mereka bukan penari yang kemarin."

Pelayan pria yang mengantar mereka ke bagian Vip itu pun bertanya, "Maaf, Tuan. Namun penari yang seperti apa, maksud Tuan?"

"Penari yang cantik itu! Belly dancer! Namanya Pearl!" Ucap Nick.

"Oh! Maafkan saya, Tuan.. Mereka telah tampil di waktu pertama. Mereka akan tampil lagi setelah tampilan berikutnya. Namun... Saya takut, kalau dipertunjukan berikutnya Pearl tak akan ikut tampil bersama yang lain" jelasnya, hal itu buat Nick kebingungan. Dia sungguh sudah berniat untuk melihat Pearl tampil di atas panggung, namun yang ia dapati hanyalah kekecewaan.

"Kenapa dia tak tampil?" Tanya Wilson, coba membantu Nick mendapat jawaban lainnya.

"Karena Pearl sedang salam masa percobaan, seperti yang Tuan-tuan sekalian tau..."

Mereka menaikkan alis serentak, lalu pelayan itu mendekat dan berbisik, "Pearl akan menjadi orang pertama di tempat ini yang akan melayani penis-penis pria..."

Mendengarnya, Nick begitu syok sampai ingin sekali menjungkir balik pelayan pria di depannya itu. Sebab, dia tak pernah tau pekerjaan lain dari tempat ini.

"Di mana Don?" Tanya Nick sambil berdiri, menatap serius ke arah pelayan pria di depannya. Setelah diberitau, Nick dengan sendirinya langsung bergegas berjalan meninggalkan bagian tengah dimana pesta gila itu dilaksanakan. Langkah besarnya menuntunnya hingga ke belakang panggung, sampai ke ruangan staf dan kru tempat itu.

Semua yang melihat tampak begitu terkejut, karena tak pernah sekalipun seorang kaya mendatangi tempat mereka, sampai ke bagian belakang pula.

"Dimana Don? Aku punya urusan dengannya" ucap Nick pada kru yang mendatanginya.

"Tuan Don ada di ruangannya... Anda lurus dari sini, naik lift ke lantai 5, di sana ruangan Tuan Don berada..." jelas kru tersebut padanya, yang tiba-tiba mengeluarkan pena hitam untuk meminta tanda tangan Nick.

Dia berdecak, menandatangani jidat kru itu dengan cepat, kemudian melangkah besar sesuai arahan yang diberikan kepadanya. Ketika ia tiba di lantai 5, dia mendengar suara-suara seperti orang banyak sedang berbicara. Nick pun berjalan ke sebuah ruangan yang dimana suara itu datang, lalu ia mengintip dicelah pintu tak tertutup rapat. Di sana ia melihat Earl yang tanpa pakaian apapun berdiri di tengah-tengah ruangan. Seluruh lampu menyorotinya. Dia dikelilingi oleh banyak pria yang duduk di kursi bersuguhan wine dan camilan di atas meja.

"Astaga..." gumamnya.

Dia tau, Earl menangis karena begitu ketakutan sampai harus bersusah payah menutupi seluruh tubuh tereksposnya. Namun anak itu tak bisa berbuat apapun melainkan berpasrah diri. Disaat yang bersamaan, Nick pun baru mengetahui kalau Earl sedang di lelang secara terang-terangan. Banyak orang yang melanjutkan penaikan harganya, bahkan sampai pada angka yang fantastis.

Nick sungguh syok melihat hal yang selama ini hanya ada di dalam angan-angannya, barulah ia tau kalau New York punya sisi terburuk yang tak pernah dilihat figur publik.

Ketika Don hendak memukul palu, karena ada seseorang yang menawarkan harga sangat tinggj, Nick dengan cepat mengambil sebuah topeng yang memang tersedia di sebuah meja dan dengan cepat ikut andil ke dalam permainan itu. Nick menawarkan harga lebuh tinggi, yang tak mampu dibayangkan siapa saja di dalam sana. Semua orang terkejut mendengar harga yang diberikan Nick, terlebih Earl di sana.

Sampai tak ada satupun mau menimpa harga dari Nick, beberapa pukulan palu menjadi tanda kalau malam yang berkepanjangan itu akan menjadi milik Nick sepenuhnya. Semua orang berdiri, kemudian keluar dari ruangan itu. Sama halnya Earl yang langsung dibawa oleh para staff tempat itu keluar, menuju sebuah ruangan yang akhir-akhir selesai didekorasi. Earl di dorong sampai ia terjatuh di atas kasir, kemudian tanpa sempat melarikan diri, pintu ruangan itu ditutup dan di tahan dari luar.

"Tuan Don!! Tuan Don aku tak mau melakukan ini!! Tuan!!"

Namun tak ada jawaban apapun dari luar sana. Earl semakin ketakutan akan perkataan Garnet, ia begitu mencemaskan dirinya sendiri. Dia terduduk di lantai dan memeluk dirinya sambil memandang pintu di depannya. Matanya melotot seringkali suara langkah kaki semakin terdengar jelas mendekati pintu.

Ketika pintu itu terbuka, Earl menutup rapat-rapat kedua matanya. Hingga ia merasakan deru nafas di pucuk rambutnya.

"Bisakah kau membuka matamu?"

Suara yang terdengar familiar di telinganya buat Earl memberanikan diri membuka matanya secara perlahan. Saat itulah ia melihat Nick membuka topengnya.

"Tuan Nikolai Adonov?!" Senang ternyata orang itu adalah Nick, Earl berhambur ke pelukan Nick  cepat. Begitupun Nick yang menyambut dengan kedua tangannya. Dia bersyukur Earl selamat dari tangan pria-pria itu, dia bersyukur bisa menyelamatkan Earl segera.

"Syukurlah aku mendapatkanmu, Pearl..."

Tiba-tiba, sesuatu menyadarkan Earl. Dia melepaskan pelukan itu dan menatap ke arah Nick tidak percaya, "Mendapatkanku?"

"Iya! Kalau aku tak langsung meninggikan hargamu, kau sudah jatuh di tangan mereka, 'kan?"

Earl menggeleng dengan pelan, "Itu berarti... Kau juga bagian dari ini?"













TBC




here comes the angst...

untung diingetin pake duit kemarin, harusnya ini up kemarin, kan jadwalny sabtu, tpi gua ketiduran wkwkkwkwkwmwmwmwm





support.

The Belly Dancer is Sexier Than My Money (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang